Adik
By Si Anak Rimo - March 19, 2016
Sebagai seorang abang saya pernah melarang adik untuk memakai smartphone
walaupun dia sudah punya jatah sendiri. Pernah marah karena dia terlalu
sering menghabiskan waktu bersama HP. Melarang dia terlalu sering bawa
motor dan akhirnya dia memakai sepeda sport nya untuk pergi les walaupun
cuaca sedikit panas. Melarang dia terlalu sering menonton sinetron dan
membiasakan menonton berita atau program bernuansa pendidikan.
Tapi dia tidak pernah marah sama abangnya ini karena dia tahu mungkin
ini cara abangnya untuk menjaga adiknya agar fokus pada sekolah saja
dari kerasnya pengaruh lingkungan. Kini saat HP nya terletak di rumah
tak terpakai dan dia sudah masuk asrama saya rindu melihat dia ganti DP
atau status BBM nya.
Aku lah yang meminta kepada ayah agar ia disekolahkan di sekolah yang
berasrama dan jauh dari orang tua. Memisahkan mu bersama Mamak dan ayah
untuk pendidikan. Walau terkadang rindu semakin menggunung.
Suatu hari saya mencari buku tentang pergerakan revolusi yg saya simpan
di lemari. Setelah lelah keliling mencari akhirnya terlihat buku itu
berada disamping bantalnya dalam keadaan terbuka dan dia sudah tidur.
Buku berat kuliah ku pun dimintanya untuk ku tinggalkan di kamarnya.
Bahkan pernah dia pulang membawa buku cukup banyak dan saya tanya ini
buku siapa dan Darimana ? Melly sewa bang, jawabnya. Aku Terdiam membisu
merasa bersalah karena belum bisa menyediakan buku untuknya, karena
saya tahu di kampung tak ada toko buku besar.
Sebagai abang saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat langkah mu
mengajar mimpi menjadi lebih mudah. Berada disamping mu untuk melewati
etape perjalan hidup mu. Mungkin ini cara abang mu berterima kasih
karena sering membukakan pintu saat aku pulang larut malam dan membantu
meringankan beban Mamak dan ayah dirumah selama abang dirantau orang
dst. Ah pasti kamu sedang tertidur di kosbang asrama mu.
Semoga dan Insya Allah dia yang akan menggantikan abang nya di Turun Tangan Aceh nantinya. Amin
0 komentar