Aku dan Kota Semarang
By Si Anak Rimo - March 19, 2016
Pada tahun
2010, aku memberanikan diri untuk mendaftar ke kampus di Jogja dan Semarang.
Pilihan pertama saat itu adalah UGM, saat itu ada satu undangan untuk sekolah
ku, aku memberanikan diri mengambil undangan ini karena memang tidak ada yang
mencoba saat itu. Ada banyak persyaratan kala itu yang harus dipenuhi, aku
berkonsultasi dengan salah seorang guru yang juga alumni dari kampus itu.
Setelah berusaha ternyata berkas ku tidak lengkap dan sedikit terlambat sampai,
aku pun gagal untuk menjadi mahasiswa di kampus UGM kala itu.
Beberapa bulan
setelah itu, aku dan sahabat dekat bercerita tentang langkah setelah tamat
sekolah nanti. Saat itu dia mengatakan akan melanjutkan ke Semarang, karena
ibunya adalah asli orang Semarang. Aku pun mengatakan hal yang sama untuk ikut
ke Semarang waktu itu. Mulailah ku menyiapkan diri untuk bersama sama
melanjutkan kuliah disana. Hal yang pertama ku lakukan adalah browsing tentang
kampus yang ada di Semarang. Pilihan ku jatuh ke Universitas Diponegoro. Saat itu
aku telah lulus di Universitas Syiah Kuala, kampus jantong hatee rakyat Aceh. Sebenarnya
aku tidak melihat pengumuman waktu itu karena pilihan ku ingin melanjutkan ke
Semarang. Saat itu abang sepupu mengetahui bahwa hari itu adalah pengumuman dan
ia pun meminta nomor ujian ku. Orang tua ku ingin sekali agar aku kuliah di
kampus ini, namun harapan ku bisa kuliah di Pulau Jawa, sewaktu mengisi
formulir pendaftaran, pilihan pertama ku adalah jurusan ilmu pemerintahan Undip
dan jurusan perencaan tata letak kota UGM.
Aku mendapat tempat ujian di Semarang, sebagai antisipasi aku juga telah menyiapkan berkas untuk mendaftar di Universitas Muhammadiyah Malang. Sebuah langkah jika nanti gagal. Malang menjadi tempat dimana sahabat – sahabat kecil ku telah terlebih dahulu berada disana. Bagi ku Semarang dan Malang punya tempat dihati, dua kota tempat sahabat – sahabat menuntut ilmu. Tempat yang seharusnya aku berada disana dulu, tapi tak mengapa karena aku begitu menikmati kota Banda Aceh. Alhamdulillah, kini aku sudah bertemu sahabat sahabat ku di Malang dan hanya Semarang yang belum ku lunasi.
Aku mendapat tempat ujian di Semarang, sebagai antisipasi aku juga telah menyiapkan berkas untuk mendaftar di Universitas Muhammadiyah Malang. Sebuah langkah jika nanti gagal. Malang menjadi tempat dimana sahabat – sahabat kecil ku telah terlebih dahulu berada disana. Bagi ku Semarang dan Malang punya tempat dihati, dua kota tempat sahabat – sahabat menuntut ilmu. Tempat yang seharusnya aku berada disana dulu, tapi tak mengapa karena aku begitu menikmati kota Banda Aceh. Alhamdulillah, kini aku sudah bertemu sahabat sahabat ku di Malang dan hanya Semarang yang belum ku lunasi.
Tibalah
waktunya hasil ujian nasional diumumkan, sahabat ku Windi Setiawan berkabar bahwa dia
akan segera ke Semarang untuk mendaftar ke universitas, aku pun mengatakan akan
segera menyusul setelah semua hal dan keperluan ku selesaikan. Aku janji
padanya, Semua persiapan telah siap, aku
masih ingat sekali saat membeli tiket pesawat waktu itu. Aku menghubungi windi
bahwa aku besok akan berangkat via bandara Polonia Medan dan memintanya untuk
menjemputku sesampainya di bandara Semarang nanti. Tapi aku hanya bisa
berencana, Allah SWT telah menuliskan rencana indah yang lain. Setelah
berdiskusi panjang lebar, orang tua sangat berat hati melepas ku untuk berangkat
ke Pulau Jawa, mereka lebih berharap agar aku di Banda Aceh saja karena jadwal
pendaftaran ulang semakin dekat. Aku butuh waktu untuk melupakan sejenak kampus
itu dan mencoba bangkit. Tetapi masih selalu terbayang janji kala itu. Aku
merasa bersalah atas janji yang belum ku lunasi. Walaupun kita selalu bertemu
dan duduk bersama saat dikampung halaman, tapi tetap saja aku harus melunasi
janji ku itu.
Satu alasan
lagi kenapa aku ingin ke Semarang. Aku teringat akan lagu qasidah, kota Semarang
merupakan salah satu tempat yang paling sering digunakan untuk video klip lagu
– lagu yang sejak kecil selalu ku dengar. Lagu ini begitu membekas, karena
sampai kini aku masih sangat rutin mendengarkan lagu kesukaan ibu.
Tahun ini
aku mau melunasi janji ku itu. Kini aku sudah berada di Jogja dan jarak itu
semakin dekat. Semoga Allah memudahkan langkah ini, harapan yang telah lama aku
impikan.
0 komentar