Minggu Spesial
By Si Anak Rimo - March 19, 2016
Selalu ada senyum
setiap minggu pagi. Senyum ini bukan hadir dari wajah seorang kekasih melainkan
dari anak – anak Kampung Jawa. Ya selama satu tahun terakhir mereka telah
menjadi adik adik ku disini. Adik yang selalu menjadi obat rindu terhadap kampung halaman. Ada
banyak sekali cerita – cerita menarik bersama mereka. Oa sebelum bercerita
lebih jauh, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu tentang kegiatan kita setiap
minggu pagi. Turun Tangan Aceh punya program belajar yang kita beri nama “
Sekolah Masa Depan “bersama anak – anak di Perkampungan Pemulung setiap Minggu
pagi. Kita belajar dan bermain bersama dengan kakak dan abang – abang Turun Tangan.
Disini aku merasakan
bahwa umur dan ilmu yang kumiliki bukanlah hanya milik ku sendiri. Ada hak
orang lain untuk turut merasakan kebahagiaan dan keterdidikan yang kurasakan
saat ini. Ada tanggung jawab terhadap kondisi di lingkungan sekitar kita. Setiap minggu pagi aku
selalu disambut hangat oleh beberapa bocah yang menanti di pagar sambil memegang
makanan mereka. Dengan wajah yang penuh dengan bedak mereka berlomba
menyalamiku dan terkadang memeluk ku. Ketika baru sampai terkadang mereka
mengatakan“ Abang ini selalu terlambat “, aku melihat jam dan ternyata aku
datang lebih awal dari jadwal yang telah disepakati. Ada kebiasaan bahwa anak –
anak selalu datang lebih awal dari jadwal. Sehingga aku selalu terlambat di
mata bocah – bocah ini.
Aku selalu berpikir
panjang untuk bergadang menonton bola club kesukaan ku Barcelona. Takut jika
sampai telat bangun dan tidak hadir minggu paginya. Pernah suatu ketika kala
itu aku lupa mengabari ke anak – anak bahwa minggu depan kita libur belajar.
Kebetulan kala itu aku sedang ada tugas tepat di hari Minggu. Mereka pun hadir
dengan wajah yang dipenuhi bedak tebal ke balai belajar, lama menanti dan aku
pun bersama teman – teman pengajar tidak datang. Mereka pun pulang. Minggu
depannya mereka marah sambil mengatakan kami kemaren lama menunggu tapi abang
tidak hadir. Tanpa memberi alasan aku meminta maaf kepada mereka. Mereka
semangat dan semangat nya itulah yang membuat rasa kantuk hilang.
Lantas kenapa aku betah
dan selalu tersenyum menghabiskan hari libur ku bersama mereka ?
Saat mereka mengatakan
“ Bang kalau sudah besar nanti aku mau jadi pemadam kebakaran ya bang, ada juga
anak yang bercita – cita menjadi seorang guru dst. Terkadang saat aku mengajari
satu persatu huruf dan mereka sudah bisa menulisnya ada rasa bahagia luar biasa
yang menghampiri. Aku selalu tersenyum saat mereka memelukku sambil mengajak
bermain. Terkadang mereka marah kepada ku karena aku tidak memberi mereka waktu
untuk terus terusan bermain. Bukan materi atau apapun itu yang membuat kita
rindu akan Minggu pagi. Merindukan wajah wajah penuh bedak yang datang
beriringan naik sepeda, merindukan semangat mereka bermain, aku rindu dengan
sahutan mereka beramai – ramai “abang “ sambil berlari macam film India.
Have you ever fallin in love
with children’s? I think I am in love. Aku sudah menduga bahwa aku akan
jatuh cinta nantinya disini. Tempat sederhana yang panasnya minta ampun serta
riuh dengan suara hentakan anak anak berlari. Tempat yang tergantung mimpi dan
harapan bocah – bocah kecil ini. Oa, aku lupa menceritakan kakak dan abang
pengajar lainnya ya, mereka luar biasa sekali lo. Sesekali aku melihat rasa
cemas di wajah kakak pengajar karena mereka terlambat hadir, sesekali aku
melihat wajah mengantuk pada abang pengajar dana terkadang terlihat tetesan
keringat saat mereka hadir disini. Ah kamu, aku rindu untuk melihat mu saat
memberikan hadiah lomba pada anak – anak itu. Oa ada pengajar yang harus
beberapa kali naik labi – labi dan becak untuk sampai ke balai itu lo, aku
terdiam ketika bertanya “ Naik apa tadi kesini dek ? “, tetap semangat dan
tebar nilai kebaikan mu ya dik. Semoga kita semua sehat selalu.
I love how they shout at me when
I came to Balai. Aku mengerti menjadi bagian dari dunia pendidikan bukanlah hal
mudah tapi memberikan pelajaran dan warna kehidupan, perjuangan yang hasilnya
akan terlihat puluhan tahun lagi nantinya. Pendidikan membuat jalinan
kebersamaan kita semakin erat kala kita hadir di mingggu pagi itu.
Kini selama di kampung halaman,
minggu pagi ku selalu membantu mengantar ibu ke pasar atau menjaga toko,
sesekali aku pergi ke kebun. Rindu itu memang tidak mengenal waktu dan tempat. Sebenarnya
kehadiran ku di minggu pagi punya misi tersendiri yang saat itu hanya akulah
yang tahu, aku sedang belajar bagaimana berlatih sabar dan mengatur anak – anak
ku nantinya. Belajar menahan marah saat mereka membandel, belajar melerai
ketika mereka berkelahi dan banyak lainnya. Indah sekali bukan, aku bisa
belajar dari bocah – bocah kecil ini. Aku juga sedang belajar untuk menjadi
pengajar muda nantinya, semoga saja Aku mendapat kehormatan itu untuk menjadi
bagian dari Indonesia Mengajar. Amiin
0 komentar