Pagi itu di dermaga desa Meulingge,
seorang pemuda bernama Farid berangkat meninggalkan kampung halamannya.
Ditepian dermaga kedua orang tua dan satu orang adik nya melepas kepergiannya
dengan air mata. Di dalam boat ia bertemu dengan seorang dosen Unsyiah yang
baru selesai melakukan penelitian di Pulau Aceh. Melihat tas carrier besar Farid
dosen itu pun bertanya hendak kemana kepada Farid, Farid pun mengatakan bahwa
ia ingin merantau ke Semarang. Alasannya memilih Semarang karena ia memiliki
seorang teman disana, berbekal semangat dan selembar ijazah ia pun membulatkan
tekadnya untuk merantau. Sesampainya di pelabuhan Lampulo Banda Aceh, terlihat
wanita berkerudung cokelat menantinya untuk mengantarnya ke bandara. Wanita itu
adalah Nabila, adiknya yang kini kuliah di UIN Jurusan Bahasa Inggris. Mereka
bersantai sambil menikmati rujak di salah satu warung dekat Bandara
Iskandar Muda, karena penerbangan masih beberapa jam lagi, kakak beradik ini
pun melepas rindu dengan diskusi tentang kuliah adiknya. Beberapa saat setelah
itu, ia pamit sambil mencium kening adiknya di bandara. Farid pun terbang
meninggalkan kota tempat ia tumbuh besar dan menuntut ilmu selama ini. Sesampai
di Semarang ia disambut oleh Reza, teman lamanya sewaktu sekolah SMA dulu
di Banda Aceh, dengan motor tua yang masih antik mereka pun melaju membelah
Kota Semarang. Dalam perjalanan ia bertekad untuk membiayai kuliahnya dengan
uang pribadi.
Tak
pernah terpikir oleh saya menjadi guru atau pengajar untuk anak anak sekolah
dasar. Benar saya memiliki cita cita menjadi seorang dosen, tapi saya tidak
memiliki niat dan harapan menjadi pengajar seperti ini. Tapi itu dulu, ternyata
manusia hanya bisa berencana dan Allah lah yang menentukan semua perjalanan
hidup kita. Kini aku merasa nyaman dan bahagia menjadi pengajar. Walaupun saya
tidak ahli dan terlalu pintar setidaknya saya sudah mencoba mencintai apa yang
dahulu belum saya cintai. Sebelum masuk kuliah orang tua menyarankan agar saya
mengambil jurusan dokter atau keguruan. Jelas sebagai anak muda yang terkadang
susah diberi pilihan maka saya menolak semua saran dari orang tua saat itu.
Alasannya jelas karena saya merasa fashion yang saya mengerti dan sukai adalah
dunia sosial, politik dan pemerintahan. Aneh sih kisah nya saat menjadi
pengajar, beberapa sahabat saya yang dahulu berjanji untuk tidak akan menjadi
guru eh ternyata sekarang sudah bergelar S.Pd. lucu sekaligus keren menurut
saya.
Terus apa sih enaknya menjadi seorang relawan pengajar ?
Terus apa sih enaknya menjadi seorang relawan pengajar ?
Anies Baswedan |
Relawan di Aceh sangat merindukan kedatangan Mas Anies di Bumi Serambi Mekkah. Kita semua ikut turun tangan bukan karena ingin dilihat sebagai aktivis, atau untuk mendapatkan uang ataupun jabatan. Melainkan karena kesamaan mimpi dan harapan untuk indonesia yang lebih baik dan kuat. Masalah negeri ini yang banyak berarti masalah kita semua sehingga semua harus turun tangan untuk menyelesaikannya tanpa peduli apa suku, agama ataupun latar belakang lainnya. Tak ada lagi yang boleh mengatakan ini tugasnya Pemerintah ataupun Menteri.
Di
malam yang sejuk dan penuh dengan ketenangan. Menjadi kebiasaan ketika mata
susah terpejam untuk diisi dengan menulis di blog yang saya anggap sebagai buku
kecil dengan isi pikiran saya tentang pendidikan yang terinspirasi dari satu
sosok yang terus bergerak di dunia pendidikan. Anies Baswedan lah sosok yang
menginspirasi saya untuk mencoba peduli dan cinta terhadap dunia pendidikan. Di
samping itu ayah selalu memberikan kami teladan untuk selalu dekat dengan dunia
pendidikan. Jika pendidikan di up grade maka dunia akan takut sama kita.
Lihat cina 30 tahun lalu tak ada satu pun yang takut dan menyegani, kini ketika mereka mulai meng upgrade pendidikan maka dunia mulai takut dan segan. Lihat negara mana yang tak segan dengan mereka, ujar Anies Baswedan. Ini penggalan kalimat yang saya ingat dalam seminar yang disampaikan mas Anies Baswedan. Jadi ingat malam itu kita diskusi masalah sumber daya manusia bersama teman teman yang di mulai oleh Ketua Bem Fisip, sambil ditemani teh tarik mulanya hanya membahas sedikit tentang Turun Tangan eh akhirnya sampai juga ke Anies Baswedan dan berakhir ke dunia pendidikan. Begini ulasan diskusi kecil kami yang berjam – jam sebelum menonton bola.
Tentu
banyak yang bertanya apa alasan saya masuk turun tangan dan mendukung
Anies Baswedan. sosok yang saya kenal sejak tahun 2008 lalu ini selalu
menginspirasi. Saya adalah anak manusia yang bermimpi akan sebuah
masyarakat dengan tingkat pendidikan yang baik. Mas Anies memiliki
banyak gagasan dan karya nyata di bidang pendidikan seperti Indonesia
Mengajar, Indonesia membaca, dll dan saya menjadikan beliau salah satu
inspirasi. Setelah saya aktif di dunia politik yang kecil kecilan saya
melihat banyak anak muda anti dengan politik dan saya sangat suka dengan
ide dan gagasan Mas Anies dengan turun tangannya. Mengajak semua orang
untuk merasa memiliki masalah negeri ini dan ikut menuntaskan janji
kemerdekaan yang belum tercapai.
Setiap manusia pasti pernah merasakan kegagalan dalam
hidupnya. Terlebih aku anak desa yang sedang belajar dan berusaha untuk menjadi
pribadi yang berguna bagi keluarga dan lingkungan serta kampung halaman ku.
Terkadang kita sering melihat kesuksesan pada diri seseorang, kita lupa berapa
kali ia jatuh dan gagal dalam mengejar mimpinya.
Mari kita tuliskan satu persatu kegagalan yang pernah
kita alami.
- Semester II pernah mendapat IP 2,5, dua koma lima. Tidak bangga tetapi aku bersyukur karena semakin menghargai proses dan hasil. Mohon untuk tidak ditiru.
- Pernah dapat nilai E mata kuliah agama, alhamdulillah diperbaiki oleh dosennya.
- Pernah gagal saat mendaftar menjadi praja IPDN tahun 2011. Lumayan sedih, tapi sudah bangkit dan kuat sekarang.
- Gagal saat Direct Assesment Indonesia Mengajar tahun 2016. Sedih tetapi bangga pada prosesnya yang ketat dan profesional.
- Pacaran pertama tahun 2009, bertahan Cuma setahun. Baru sadar bahwa jalan kita salah dan akhirnya sama sama memutuskan untuk mengakhiri.
- Gagal tamat kuliah 4 tahun. Dikarenakan tidak pandai membagi waktu, tapi syukur alhamdulillah tamat juga 4 tahun 10 bulan.
- Pernah keceplosan saat belajar, saat semua diam aku keceplosan gomong dan mengeluarkan kata kata luar biasa ngeri, semua terdiam dan gurupun senyum.
- Gagal masuk ke UGM tahun 2010, padahal kemungkinan lulus besar sekali. Karena malas lengkapi berkas akhirnya gigit jari.
- Beberapa kali gagal mendapat beasiswa semasa kuliah. Lebih banyak gagal ketimbang berhasilnya.
- Kalah saat mengikuti olimpiade fisika mewakili sekolah, tapi sedih tapi merasa bersalah karena tidak dapat membanggakan sekolah.
- Setelah jauh akhirnya kalah di porseni cabang Bulutangkis tingkat provinsi, maklum anak desa lawan anak kota beda banget teknik mainnya
- Pernah gagal menjaga amanah teman teman seperjuangan. Ini sedih banget.
- Kalah telak saat mengikuti cerdas – cermat Agama dengan kabupaten lain, persiapan hanya satu minggu. Perih tapi syukur dapat duit jajan waktu itu.
- Pernah dicurangi saat mengikuti cerdas cermat IPS dan PPKN, sakitnya tu disini “ sambil menunjuk hati ”.
- Dst
Percayalah, daftar ini sebenarnya amat sangat panjang.
Ada banyak sekali daftar gagal lainnya yang terkadang membawa aku berjalan
sejauh ini. Tak seorang pun ingin dirinya gagal, karena kegagalan itu
menyedihkan dan membuat kita kecewa. Karena itulah aku berusaha agar tidak lagi
gagal. Seperti kata orang bijak, bukan soal seberapa sering kamu jatuh tetapi
seberapa sering kamu berusaha bangkit lagi.
Malam itu saya sedang menjemput
dua anak muda yang sedang dalam penerbangan ke Jogjakarta. Muhammad Fajri dan
Yayuk Sri Indriarti, mereka berdua nantinya akan mengikuti acara pemuda yang
berskala nasional, tak mudah jalan mereka untuk bisa sampai kesini. Aku
mengapresiasi semangat mereka. Bandara Adi Sucipto selalu saja ramai dan
menjadi salah satu pintu masuk sebuah kota yang penuh dengan budaya dan
sejarah. Kota yang didalamnya ada banyak kekayaan sejarah dan budaya lintas
masa, kuliner dan keindahan peninggalan masa lalu menjadi magnet yang menarik
banyak wisatawan. Di tengah keramaian bandara, aku selalu menyempatkan diri
memperhatikan kesibukan para penumpang yang tiba dan akan berangkat. Terlihat ada
banyak orang dengan latar belakang yang berbeda.
Pada tahun
2010, aku memberanikan diri untuk mendaftar ke kampus di Jogja dan Semarang.
Pilihan pertama saat itu adalah UGM, saat itu ada satu undangan untuk sekolah
ku, aku memberanikan diri mengambil undangan ini karena memang tidak ada yang
mencoba saat itu. Ada banyak persyaratan kala itu yang harus dipenuhi, aku
berkonsultasi dengan salah seorang guru yang juga alumni dari kampus itu.
Setelah berusaha ternyata berkas ku tidak lengkap dan sedikit terlambat sampai,
aku pun gagal untuk menjadi mahasiswa di kampus UGM kala itu.
Beberapa bulan
setelah itu, aku dan sahabat dekat bercerita tentang langkah setelah tamat
sekolah nanti. Saat itu dia mengatakan akan melanjutkan ke Semarang, karena
ibunya adalah asli orang Semarang. Aku pun mengatakan hal yang sama untuk ikut
ke Semarang waktu itu. Mulailah ku menyiapkan diri untuk bersama sama
melanjutkan kuliah disana. Hal yang pertama ku lakukan adalah browsing tentang
kampus yang ada di Semarang. Pilihan ku jatuh ke Universitas Diponegoro. Saat itu
aku telah lulus di Universitas Syiah Kuala, kampus jantong hatee rakyat Aceh. Sebenarnya
aku tidak melihat pengumuman waktu itu karena pilihan ku ingin melanjutkan ke
Semarang. Saat itu abang sepupu mengetahui bahwa hari itu adalah pengumuman dan
ia pun meminta nomor ujian ku. Orang tua ku ingin sekali agar aku kuliah di
kampus ini, namun harapan ku bisa kuliah di Pulau Jawa, sewaktu mengisi
formulir pendaftaran, pilihan pertama ku adalah jurusan ilmu pemerintahan Undip
dan jurusan perencaan tata letak kota UGM.
Pulau Banyak Adalah Gugusan pulau-pulau kecil di Kabupaten Aceh Singkil, Selatan dari Provinsi Aceh. Pulau Banyak yang terdiri dari gugusan pulau- pulau berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, tepatnya di ujung sebelah barat Pulau Sumatera. Sebagai daerah kepulauan, Pulau Banyak selain memiliki laut yang cukup luas juga pantai yang sangat panjang dan indah, pantai Pulau Banyak tidak kalah dengan Pantai-pantai lain di Indonesia. Pasir putihnya lebih lembut, lambaian daun- daun kelapa yang rindang semakin memperindah suasana tamasya dengan pemandangan alam pantai tropis. Indahnya panorama Sunset juga menjadi tontonan tersendiri yang mengasyikkan. Ada banyak sekali jumlah pulau yang tersusun rapi dan selalu membuat pandangan kita terpukau. Sulit sekali menjelaskan setiap keindahan yang dimiliki setiap pulau yang ada. Jika di Timur Indonesia punya surga bernama Raja Ampat, Bunaken dan Wakatobi, di barat Indonesia terdapat Pulau Banyak dan Sabang. Suatu anugerah dari Allah SWT yang harus dijaga dan disyukuri, tapi jangan untuk lupa dikunjungi.
Kumpulan Ide #4 : Art Summit Gayo and Alas 2014 dan Pembangunan Budaya
By Si Anak Rimo - March 19, 2016
Gayo
Art Summit 2014 benar benar memukau para pengunjung. Gema suara dan tarian nan
indah menghipnotis penonton akan sebuah tarian dari negeri diatas awan. Sungguh
sebuah kolaborasi yang luar biasa antara pemerintah daerah dan mahasiswa untuk
memperkenalkan budaya daerahnya kepada dunia dan masyarakat Aceh khususnya.
Malam puncak Gayo Art Summit ini menampilkan seni berupa musik dan tari yang
dibawakan oleh mahasiswa dari keempat Kabupaten tersebut yang berdomisili di
Banda Aceh, seni yang ditampilkan yaitu Lagu Tawar Sedenge, Tangis Dilo, Ervan
Ceh Kul, Bines, Belo Mususun, Tari Guel, Didong, Tari Saman, dan Tari Kolosal
Pintu Tue diakhir acara. Gedung AAC Dayan Dawood menjadi bukti bahwa malam itu
kita semua harus belajar dan mengambil ide dari apa yang telah kita saksikan
bersama. Sekelompok anak muda yang solid berkolaborasi dengan pemerintah
daerahnya untuk terus menjaga budaya yang mereka cintai melalui sebuah acara
yang mereka beri nama gayo alas art summit 2014. Tak banyak daerah yang mampu
melestarikan budaya daerahnya, tak banyak anak muda yang mencintai budaya
daerahnya, tak banyak pemerintah daerah yang mampu berkolaborasi dengan
mahasiswa, Ini luar biasa.
Apa
yang bisa kita pelajari dan renungkan dari acara ini ?
Semua Daerah Harus Melestarikan Budaya
Tak boleh lagi budaya hanya menjadi slogan kampanye atau
pesta 4 tahunan sekali. Ditengah perkembangan zaman yang semakin canggih,
berbagai penemuan – penemuan baru baik itu dalam teknologi, fashion, music, dll
telah melahirkan banyak gaya hidup baru dan mencoba menggeser kebudayaan
daerah. Kita bisa melihat bagaimana banyak anak anak tidak lagi mengetahui lagu
lagu berbahasa daerah dikarenakan serbuan music berbagai macam genre yang
menghiasi media saat ini. Media berperan besar dalam menjaga keberlangsungan
budaya suatu negeri, sayang media di negeri ini belum mencintai kebudayaan
negeri ini sepenuhnya. Banyak hiburan dan siaran saat ini yang tidak memiliki
nilai edukasi dan budaya sama sekali, sehingga kita masyarakat tidak bisa
berharap banyak dari media negeri ini. kabupaten Aceh Tengah, Aceh Tenggara,
Gayo Lues dan Benar Meriah memberi contoh kepada daerah lain bagaimana menjaga
agar kebudayaan tetap lestari dan memperkalkan kepada dunia kebudyaan daerah
dengan melibatkan anak muda dan semua tokoh masyarakat. PKA menjadi salah satu
acara budaya terbesar di Aceh sebagai upaya pemerintah dan segenap rakyat untuk
melestarikan budaya, acara ini sungguh luar biasa tetapi kurun waktunya terlalu
lama. 4 tahun adalah waktu yang sangat lama sekali untuk sebuah acara budaya,
karena dengan kemajuan secepat ini maka kegiatan budaya harus semakin
digalakkan agar tidak hilang oleh zaman.
Anak Muda Berkarya
Gayo Art Summit memberi bukti bahwa anak muda juga bisa
berkarya. Banyak persepsi bahwa anak muda identik dengan hal – hal modern dan
semua yang berbau budaya pasti kerjaan orang tua. Tapi mereka tampil dengan
budaya yang membesarkan pribadi – pribadi luar biasa. Ketika ketua menyampaikan
laporan di panggung saya berdecak kagum mendegarkan satu persatu kata yang
keluar. Saya terharu dan bangga luar biasa karena ketua panitia adalah teman
sekelas saya yang kebetulan nama kami sama – sama Rahmad, Rahmad Syah mahasiswa
jurusan ilmu politik, Fisip Unsyiah. Satu kata buat ketua panitia “ LUAR
BIASA”. Beliau tidak hanya membuktikan bahwa anak muda bisa menghandle acara
sebesar itu tetapi membuktikan bahwa anak anak Fisip terutama anak politik juga
dapat berkontribusi buat negeri ini. sepanjang acara semua diisi oleh anak anak
muda luar dengan berbagai macam pertunjukkan. Anak muda memang minim pengalaman
tetapi mereka menebarkan harapan dan semangat masa depan. Pemerintah jangan
lagi menganggap anak muda tidak bisa berbuat apa apa. Ini bukti bahwa kualitas
itu tidak berbicara usia tetapi pengalaman.
Promosi Budaya
Aceh adalah daerah kaya, bukan hanya kaya akan sumber
daya alam, manusia tetapi juga budaya. Tentu setiap daerah mempunyai budaya
tersendiri yang melekat pada setiap warganya. Kabupaten / kota dapat
mempromosikan daerahnya baik itu budaya atau sumber daya alamnya melalui acara
seperti ini. tentu bukan hal yang sulit buat pemerintah untuk membuat acara
seperti ini, jika anak muda saja bisa membuat acara bagaimana mungkin
pemerintah tidak siap. Sebagai contoh saya akan mengambil sebuah budaya yang
ada di kabupaten Aceh Singkil dan Subulussalam. Ada kesamaan budaya dan sumber
daya di kedua daerah yang dahulunya satu ini. budaya pakpak yang begitu kental
serta budaya pesisir dapat ditampilkan. Aceh Singkil memiliki banyak sekali
budaya mulai dari budaya pakpak, melayu, batak, jawa, dll. Kedua daerah
bisa berkolaborasi untuk membuat acara semakin unik dan juga meringankan beban
anggaran. Benar tak mudah untuk menyatukan dua pemerintah dalam satu kegiatan.
Tapi ini bukan mustahil karena Gayo Art Summit telah memberi bukti. Semoga
ketika libur ini saya dapat menyampaikan ini kepada pemimpin daerah untuk
gencar mempromosikan budaya daerah.
Pemimpin dan Mahasiswa
Banyak daerah pemimpin dan mahasiswanya masih bersebrangan. Disini pemimpin bisa memulai keakraban itu dengan menampilkan pagelaran budaya, karena budaya akan melupakan batasan partai, asal, pendidikan dll sehingga ketika acara budaya maka semua akan bersatu melupakan ego pribadi atau kelompok. Tak banyak pemimpin yang peduli dengan kegiatan budaya padahal inilah salah satu cara untuk mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya terkhusus kepada mahasiswa. Ada hal yang membuat saya salut adalah acara ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa 4 kabupaten. Luar biasa mereka bisa bersatu ketika berbicara budaya. Ini menandakan bahwa budaya membuat kita semakin kuat dan bangga akan daerah kita.
Banyak daerah pemimpin dan mahasiswanya masih bersebrangan. Disini pemimpin bisa memulai keakraban itu dengan menampilkan pagelaran budaya, karena budaya akan melupakan batasan partai, asal, pendidikan dll sehingga ketika acara budaya maka semua akan bersatu melupakan ego pribadi atau kelompok. Tak banyak pemimpin yang peduli dengan kegiatan budaya padahal inilah salah satu cara untuk mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya terkhusus kepada mahasiswa. Ada hal yang membuat saya salut adalah acara ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa 4 kabupaten. Luar biasa mereka bisa bersatu ketika berbicara budaya. Ini menandakan bahwa budaya membuat kita semakin kuat dan bangga akan daerah kita.
Melihat
Art Summit Gayo dan Alas membuat saya begitu takjub bahwa Aceh dan Indonesia
benar benar kaya. Kaya akan budaya yang dapat menghipnotis siapapun yang
melihatnya, Budaya melupakan segala pembatas – pembatas dan mulai menyatukan.
Ada satu hal yang membuat saya bertanya tanya dalam hati saat itu “ Mereka
mempunyai budaya dan anak muda, kami juga mempunyai budaya dan anak muda tetapi
kenapa kami sulit untuk melestarikan budaya “ Ujar ku dalam hati.
Sekali
lagi terima kasih atas penampilan seni musik dan seni tari dari panitia dan
seluruh peserta. Anda semua benar benar menghipnotis saya dan teman teman dan
membuat saya semakin cinta kepada budaya daerah saya. Semoga semua daerah
membuat kegiatan yang sama untuk memperkenalkan budaya daerahnya.
Pagi ini saya mau menuliskan sedikit rasa yang mengiringi
saya beberapa bulan untuk membalas tulisan yang sudah dibuat adek keren satu
ini. Saat saya masih di tempat tidur,
saya membaca sebuah pesan dari Muhammad Fajri yang berisi link tulisan
berisi pesan dan kisah untuk saya. Tulisan ini akan lebih banyak menjawab
setiap pertanyaan yang belum selesai dalam tulisan di tumblr tadinya.
Sebelum jauh membalas tulisan dalam tumblr itu perkenankan
abang menuliskan sedikit tentang my self kepada mu. Ada satu kalimat yang
menghiasi dinding blog ini yaitu “ Aku ingin dirindukan dan dinantikan
kehadirannya saat ada dan tiada nantinya “ begitulah kira – kira isinya. Pesan dari
kalimat ini adalah abang akan berusaha semaksimal mungkin untuk berbuat terus
untuk bisa berkontribusi pada lingkungan maupun orang lain agar ketika sudah
tiada nanti ada kisah yang membekas di dalam benaknya. Dalam diri anak muda
Rimo ini banyak sekali dosa dan kelemahan yang membuat abang terus berusaha
berbenah menuju lebih baik. Semoga tetap istiqomah berada di jalan ini ya. Benar
sekali perkenalan itu di mulai dari saat acara Travelling dan Berbagi kala itu,
saat itu kita bertemu di PKA tempat berkumpulnya seluruh relawan, ya benar itu
pertama sekali saya melihat mu karena mungkin karena baru pertama kali
bergabung ya atau abang mu ini yang tidak melihat. Ada tugas yang selalu dan
harus dilaksanakan adalah memastikan seluruh keluarga besar Turun Tangan Aceh
nyaman berada di dalamnya, tak peduli mau dia lebih tua ataupun lebih muda dari
saya saya harus menyapa terlebih dahulu. Tidak ada aturan yang mengatakan yang
lebih muda harus menyapa lebih dahulu.
Selalu ada senyum
setiap minggu pagi. Senyum ini bukan hadir dari wajah seorang kekasih melainkan
dari anak – anak Kampung Jawa. Ya selama satu tahun terakhir mereka telah
menjadi adik adik ku disini. Adik yang selalu menjadi obat rindu terhadap kampung halaman. Ada
banyak sekali cerita – cerita menarik bersama mereka. Oa sebelum bercerita
lebih jauh, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu tentang kegiatan kita setiap
minggu pagi. Turun Tangan Aceh punya program belajar yang kita beri nama “
Sekolah Masa Depan “bersama anak – anak di Perkampungan Pemulung setiap Minggu
pagi. Kita belajar dan bermain bersama dengan kakak dan abang – abang Turun Tangan.
Boat nelayan yang
membawa ku telah bersandar di dermaga sebuah desa kecil di Pulau Aceh. Langit
petang terasa indah ditemani suara ombak yang terdengar sayup. November 2014
tahun lalu menjadi bulan penuh cerita dan perjalanan inspiratif. Malam pun tiba dan kita menyusuri
jalan penuh berbatuan yang sedang dalam pengerjaan. Dengan tas ransel yang
besar satu persatu berhenti untuk menarik nafas sejenak. Aku berjalan di
belakang sambil sesekali becanda dengan sahabat – sahabat ku. Sesekali aku
memperhatikan mu berjalan dari kejauhan untuk sekedar melihat senyum mu. Tak
lupa aku terus waspada karena banyak sekali sisa sisa kotoran kerbau berserakan
di jalan.
Aku dan kamu tergabung
dalam kegiatan bhakti sosial untuk pendidikan di daerah terpencil. Aku
bersyukur hadir dan ikut serta dalam kegiatan ini.Beberapa hari aku disana tak
sekalipun aku bertanya atau sekedar berbicara dengan mu. Kamu terbagi ke
beberapa TIM, kamu dibawah sinar terik matahari dan aku berada di pinggir
pantai bersama anak anak.
Ada banyak cara Allah
untuk mengawali sebuah pertemuan dan Allah juga sudah merancang semua rencana
ini atas diri setiap hambaNya.
Dalam terangnya
rembulan dan indahnya kilauan bintang di atas langit Rimo. Malam senin yang
sepi, ditemani dengan tumpukan buku yang berserakan di lantai, aku mencoba
mengurai rasa terima kasih ku untuk siapapun yang pernah berteduh di rumah
sederhana ini. Rumah sederhana yang kita besarkan dan jaga bersama – sama dengan tetesan – tetesan kristal keringat
serta ketulusan jiwa. Ada rasa yang terus berbekas dalam hati ini. Rasa yang
bercerita tentang perjalanan waktu selama berada dalam rumah sederhana yang
kita sebut “ Turun Tangan Aceh “. Rumah tempat berkumpulnya kita untuk berbagi
ide, senyum, pengalaman serta kebahagian. Ada ratusan bahkan ribuan anak muda
yang tinggal di rumah ini. Anak muda yang di dalam pandangan matanya terpancar
semangat dan optimisme perubahan, anak muda yang dalam derap langkahnya
terdengar suara semangat perubahan. Mereka yang dalam senyumnya ku lihat masa depan negeri ini.
Tulisannya begitu singkat. Tapi makna yang terkandung di dalamnya begitu
menyentuh. Rasanya seperti merasa bersalah ketika mengatakan bahwa abang mulai
Minggu depan tidak bisa lagi mengajari kalian untuk mengerjakan PR dan
belajar menulis ya. Aku mengatakan akan berkerja di Jawa agar mereka
lebih cepat paham. Horeee nanti bawakan mainan ya bang. Kapan abang
balek ke Banda ? 3 tahun lagi dik. Mulailah mereka terdiam bisu &
aku pun merasa bersalah. Aku masih ingat sekali semua nama mereka
beserta cita - citanya beserta wajahnya.
Aku menjadi ingat betapa aku takut sekali bergadang jika malam Minggu
untuk menonton barca kesukaanku. Karena Minggu paginya mereka selalu
menanti ku di pintu gerbang, aku telat datang saja mereka sangat sedih
apalagi jika aku tak datang tanpa alasan. Ketika ada yang bertanya kenapa setiap Minggu aku selalu betah disini.
Aku sebenarnya sedang belajar. Belajar menjadi ayah, belajar menjadi
abang dst. Aku belajar untuk menjadi ayah anak ku nantinya. Aku tau
bagaimana kerasnya mereka dan aku selalu belajar bersabar. Setahun lebih
aku bersama mereka. Selfie, game bareng dst. Semoga kalian tetap
mencintai ilmu pengetahuan adik adik angkat ku. Walaupun kita tak
belajar bersama lagi tapi dari kejauhan kami akan terus memperhatikan
dan menjaga mimpi mu.
Tentu akan ada kekosongan setiap Minggu pagi nantinya dihati abang dan
kalian. Aku masih ingat sekali saat anak anak Berbedak tebal datang
menyalami sambil memeluk ku erat. Terkadang mencoba bermanja dengan ku
dan Ada yang langsung mengajak belajar mengambar atau menulis. Ah ntah
lah. Begini rupanya menjadi guru. Berat tapi membuat ku merasa bahagia.
Obat atas lelahnya rutinitas di luar sana. Semakin hari cinta itu terus
tumbuh buat kalian anak anak ku.