Cerita Menjadi Ajudan #3 : Ketika Kesabaran Diuji

By Keumala Bangsa - December 21, 2018


“ Salah satu hal terberat saya menjadi ajudan adalah
bagaimana kami menerima setiap tamu yang ingin
berjumpa dengan Bupati “

Menjadi seorang Kepala Daerah tentu bukanlah tugas yang mudah. Banyak hal yang diurus, mulai dari pemerintahan hingga kondisi sosial masyarakat. Kita harus ingat bahwa seorang kepala daerah itu melayani seluruh masyarakat, lengkap dengan segala permasalahannya. Tulisan kali ini akan bercerita tentang bagaimana sulitnya kita bisa menahan kesabaran menghadapi berbagai persoalan dan mekanisme orang yang ingin bertemu dengan kepala daerah. 

Setiap pekerjaan tentu punya cerita suka duka tersendiri, apapun jenis pekerjaannya pasti punya kisah sendiri. Salah satu hal tersulit yang saya hadapi saat berkerja adalah melayani tamu yang ingin bertemu dengan Bupati. Saya kebetulan menjadi seorang ajudan Bupati yang dekat dengat rakyat, dimana Bapak Bupati selalu berusaha untuk hadir dalam kegiatan kemasyarakatan. Wajar saja sih beliau dekat dengan masyarakat, karena latar belakang beliau memang dimulai dari Kepala Desa, Anggota DPR, Wakil Bupati hingga menjadi seorang Bupati.

Saya sadar ternyata sabar itu butuh proses yang panjang, saat saya masuk kantor atau kita di rumah dinas, banyak masyarakat yang ingin bertemu Bupati namun tidak sopan dalam meminta izin, biasanya sih selalu mengatakan kalau dia itu dekat dengan Bapak dan kadang sering bilang sebut saja nama saya. Sebetulnya sih saya kenal dengan hampir seluruh tamu, karena kan saya sudah bersama Bapak saat kampanye dulu, namun saya sadar mungkin mereka lupa bahwa saat ini Bapak itu punya tugas dan pekerjaan yang sangat banyak, sehingga saya dan ajudan yang lain harus menyusun jadwal Bapak agar efektif dan tidak terbuang begitu saja.

Salah satu prosedur yang harus kita lakukan adalah bertanya nama dan apa keperluan mereka bertemu Bupati, namun rata – rata tidak berani menjawab atau berkilah dengan alasan ingin silaturahmi. Padahal kita itu sudah berusaha untuk sangat sopan, namun selalu saja ada orang yang tidak sopan dalam menyampaikan hal. Lain lagi nanti jika ada tamu yang tidak  sabaran, biasanya merepet dan berkata – kata gitu menyindir kita dan Bapak, padahal terkadang Bapak sedang rapat di dalam. Kebanyakan tamu tidak senang kita bertanya detail tentang keperluan mereka.

“Good character is not formed in a week or a month. It is created little by little, day by day. Protracted and patient effort is needed to develop good character.” —  Heraclitus
Karakter yang baik tidak dibentuk dalam satu minggu atau satu bulan. Itu dibuat sedikit demi sedikit, hari ke hari. Usaha yang sabar dan berkepanjangan dibutuhkan untuk membentuk karakter yang baik.

Kebanyakan masyarakat sih belum sepenuhnya mengerti akan jadwal untuk bertemu Bupati, sehingga saya selalu menjelaskan sedikit akan waktu yang tepat untuk bertemu dengan Bapak. Jam 8 sampai jam 11 itu biasanya waktu untuk urusan dinas dan diatas jam 11 atau jam 1 itu untuk keperluan umum. Biasanya masyarakat itu selalu cepat datang, terkadang ada yang sudah di kantor sejak jam 8, padahal jam segitu kita ada rapat dinas, saat mereka menanti sampai jam 11, mereka kesal kenapa lama sekali menunggu, padahal di meja ajudan juga ada tertulis tentang jadwal / waktu kerja Bupati menerima tamu. Tapi setelah itu saya selalu sampaikan kepada tamu umum, besok kalau datang jangan terlalu pagi, karena pagi itu waktunya urusan kedinasan.

Kadang Bapak pernah memberi pesan kepada kita bahwa beliau ingin istirahat, namun saat bapak baru saja istirahat tidur di rumah dinas, ada tamu yang datang ingin bertamu, saya sudah berusaha menjelaskan kepada beliau bahwa Bapak sangat lelah dan sudah tertidur, namun mereka memilih untuk menunggu saja. 

Saya pun mengirimkan pesan kepada Ibu Bupati bahwa ada tamu yang menanti dan beliau dari masyarakat jauh, akhirnya Ibu pun memberanikan diri untuk bilang ke Bapak, untung saja Bapak belum tertidur pulas karena ingin shalat dahulu. Begitulah terkadang, kita sering gundah dalam hati antara perasaan tidak enak dan profesionalitas kerja.  

Begitulah, kesabaran benar - benar diuji karena kita  berhadapan dengan orang yang kita kenal dekat namun kita juga harus profesional. Apalagi saya masih berdarah muda yang harus lebih kuat dalam membentuk kesabaran. Tapi saya bersyukur banget sih, karena saya bisa belajar menahan diri untuk tidak membalas hal - hal negatif.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar