Cerita Menjadi Ajudan #4 : Ajudan Bupati Kok Jualan Buku

By Keumala Bangsa - December 31, 2018


" Tahun ini saya bersyukur sekali, Allah SWT memberikan keberanian kepada saya untuk membuka usaha kecil – kecilan " - Si Anak Rimo

Jika boleh jujur, bukan usaha yang terpenting buat saya, melainkan keberanian dan mental belajar berwirausaha itulah yang terpenting buat saya. Satu hal yang rasanya tidak pernah terbayangkan oleh saya untuk berwirausaha dalam waktu dekat ini, saya memberanikan diri membuka usaha toko buku lengkap dengan pustaka kecilnya serta usaha papan bunga. 

Saat memulai usaha, tentu ada banyak sekali rintangan dan godaan yang membuat kita mengurungkan niat membuka usaha. Kebanyakan rintangan dari dalam diri sendiri sih, seperti ngapain ngurusin hal begituan, nanti kalau ngak jalan gimana, nanti yang ngurusin siapa, dan banyak hal lain.  Belum lagi orang tua yang bingung saat melihat barang - barang baru sampai dari pengangkutan, mulai dari papan bunga hingga kardus - kardus besar berisi buku. 

Seperti kata Dahlan Iskan, " Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan air mata ". Benar banget sih, selain kesukaran, juga selalu ada tantangan yang harus bisa kita lalui dengan baik.

Orang tua pasti bingung saat saya membuka usaha, saya lupa memberitahu akan buka usaha apa nantinya. Awalnya sih pengen berkebun atau disuruh bangun ruko di tanah keluarga,  setelah pikir - pikir kayaknya berkebunnya di pending dulu sih. 

Lantas, kok bisa lari jadi jualan buku ? 

Saya tak punya mimpi berjualan buku, sebenarnya mimpi saya itu sih pengen punya pustaka pribadi dan terbuka untuk umum nantinya. Dalam tulisan sebelumnya saya ada bercerita kenapa saya memilih buku sebagai bisnis usaha, jawabannya sih karena hobby dan mimpi. Saya punya mimpi bagaimana cara masyarakat di kampung saya bisa bersahabat dengan buku, tentu banyak caranya salah satunya dengan menghadirkan pustaka dan toko buku murah ditengah - tengah mereka. Kemudian saya pengen hobby saya ini bisa menghasilkan uang dan berguna untuk kemajuan kampung halaman. Niatnya sih agar saat membuka usaha nanti, kita tidak pernah bosan karena yang kita kerjakan adalah hobi kita, kalau kata Ridwan Kamil sih pekerjaan paling enak itu ya ketika hobi mengerjakan hobi lalu kita dibayar.

Menjadi penjual buku terkadang tidak melulu soal uang sih, senior saya Bang Fauzan, pernah menjadi ADC Bupati juga waktu itu berjualan buku online, beliau banyak menjual buku - buku agama dan kehidupan. Kalau ditanya kegiatannya mah sibuknya luar biasa. Namun karena beliau juga suka membaca dan mencintai dunia pendidikan, berwirausaha menjadi seperti hobi yang dibayar.

Terus, ditengah kegiatan yang sangat padat, kapan bisa berjualan ?. Biasanya itu kita selalu promosiin di status whattshap dan instagram, jika ada yang pesan gitu kita bisa langsung packing sih. Namun jika saya sedang dinas, ada Zulfian yang mengurus pengiriman, jika saya ada waktu luang, saya yang langsung mengurus dan mengantar ke pembeli. Sengaja sih kita antar, agar lebih terasa lagi wirausahanya.  

Kita itu kudu harus pinter - pinter menggunakan waktu agar tidak jenuh, biasanya sih jika bapak menerima tamu malam hari, saya selalu pegang laptop sambil duduk di kursi depan pintu, saat mereka masuk ke ruangan saya langsung deh menulis blog atau mengerjakan hal yang lain, walaupun kadang waktunya sempit juga ya. Biasanya menulis itu bisa saya kerjakan di kamar sesaat sebelum tidur. Begitu juga untuk jualan dan olahraga, biasanya olahraga yang paling sulit karena waktunya sempit dan tidak semudah menulis. Karena kalau sudah olahraga itu pasti waktunya lama, biasanya habis olahraga pasti makan atau ketemu masyarakat yang ingin cerita dll. 

Apa tidak malu jualan Buku ?

Awalanya sih pasti canggung ya, karena saya baru pertama ini berjualan gitu sih. Saya pernah sampaikan kepada sahabat saya, bahwa tahun 2018 saya harus belajar langsung wirausaha, usaha apapun itu tidak menjadi masalah. Harapannya pengen mulai usaha dari yang kecil, supaya saya lebih menghargai bagaimana sulitnya mencari uang. Walaupun saya menikmati dunia ini, banyak juga sih teman - teman yang heran dan bilang ngapain jualan buku, ngurusin proyek saja lebih enak dan uangnya banyak sih. Kalau dijawab sih bisa panjang, mending saya diam saja waktu itu. 

Entah kenapa ya, selalu ada rasa bahagia setiap ada yang beli buku. Rasa optimis untuk kemajuan pendidikan juga terus terjaga, rasanya apa yang kita impikan sejak dulu mulai terwujud pelan pelan ; menjadikan buku mudah didapatkan dan menjadi sahabat semua golongan. Insya Allah jika tidak ada halangan, akan ada nuansa baru kampung halaman nantinya dimana ada banyak buku yang mudah ditemui di warung - warung kopi.

Saya meyakini sekali, apapun pekerjaan kita dan latar belakang kita. Ilmu berwirausaha harus kita miliki, dan ilmu itu tidak bisa diaplikasikan jika kita tidak pernah memulainya. Semoga niat untuk belajar ini terus terjaga dan diberikan kekuatan menghadapi rintangan dan tantangan kedepan. Oa, buat teman teman yang pengen lihat - lihat koleksi buku kita, jangan lupa kunjungi link akun instagram kita ya Pustaka Keumala Bangsa



  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. Waah.. sama bg, kalau saya sih suatu saat punya minimal 1 lemari buku di rumah. Bukan untuk dijual sih. Tapi Harapannya bisa mancing anak rajin baca dan jadi tempat pinjam buku untuk anak2 sekitaran rumah..

    Sukses bg buat usahanya

    ReplyDelete