Berbagi Bersama Alumni SMP 1 Rimo
By Si Anak Rimo - June 18, 2016
SMP 1 Rimo, begitu kita menyebutnya dahulu. Di sekolah ini pernah tertulis sebahagian besar kisah hidup kita sewaktu masih dalam bangku sekolah. Sekolah favorit bagi anak anak kala itu. Walau berada jauh dari ibukota Kabupaten, sekolah ini memiliki prestasi dan nama yang baik dan merupakan sekolah
berstandar nasional sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk belajar dan berkembang. Siswa dan para guru pun ikut bangga akan prestasi yang diraih
waktu itu, prestasi yang membuat siswa – siswi semakin semangat untuk terus
belajar dan berkarya.
Lima tahun kemudian setelah meninggalkan sekolah,
hadir sebuah ide untuk reuni bersama dan membuat sebuah kegiatan guna mengisi
waktu liburan di kampung halaman. Kita sepakat tahun ini akan dijadikan tahun
berbagi, berbagi buku dan dana kepada mereka yang membutuhkan. Setiap alumni
akan diminta untuk mengumpulkan buku yang tema nya “ Satu alumni satu buku
untuk pendidikan yang lebih baik “, namun kita berusaha mengumpulkan buku
sebanyak mungkin tanpa ada paksaan, ada dana juga yang kita kumpulkan. Buka bersama
merupakan reuni kecil yang kita buat untuk kembali pada masa masa beberapa
tahun lalu, cukup ramai yang hadir waktu itu, hampir delapan puluh orang hadir
dengan cerita dan senyum yang berbeda dengan masa sekolah dulu, satu kegiatan
lagi ialah mengumpulkan dana untuk memberikan sumbangan kepada anak yatim piatu
di bulan puasa dan alhamdulillah ada sejuta dana yang terkumpul waktu itu jika
aku tidak salah. Setelah semua program disusun rapi, mulailah panitia
menyebarkan informasi kepada seluruh alumni, facebook menjadi media paling
sering digunakan untuk menyebarkan informasi ini.
Informasi yang disebar di berbagai media semakin luas,
ada seorang alumni mendapat kabar itu, sebut saja namanya Keumala. Ia adalah
siswa kelas tiga satu, Keumala termasuk siswi berprestasi dan sangat suka
membaca buku. Kini ia sedang berkuliah di jurusan kedokteran di Kota Semarang. Ternyata
info melalui dunia maya dapat menembus skat ruang dan waktu yang jauh
sekalipun. Keumala kini tumbuh menjadi pribadi cerdas namun hangat, gadis
berkaca mata keturunan aceh ini tinggal di rimo bersama saudara dari ayahnya.
Suatu ketika ada yang bertanya kenapa Keumala sangat
suka membaca buku dan selalu semangat menuntut ilmu ?
Dengan senyum manis ia berusaha menjawab “ Dahulu
sebelum ayah meninggal ia memberikan 4 ( empat ) buah buku sebagai hadiah ulang
tahun Keumala, namun satu tahun kemudian setelah buku itu diberikan Allah SWT
memanggil ayah dan bunda saat kecelakaan ketika dalam perjalanan menuju
blangpidie. Ayah menulliskan sebuah pesan dalam buku tersebut, jika semangat belajar sedang menurun Keumala selalu
ingat kata kata itu “. Begini isi pesan ayah dalam buku.
Duhai Keumala Anak ayah dan
bunda tersayang
Ayah dan bunda sangat
sayang kepada Keumala. Anak semata wayang yang menjadi permata keluarga,
pelipur lelah ayah dan bunda. Ayah berharap kelak suatu hari Keumala bisa
menjadi kebanggaan ayah dan bunda. Ayah berpesan kepada adek untuk terus rajin
belajar dan membaca bagaimana pun kondisi kehidupan kita kelak. Kalau kelak
adek berada dalam kebahagiaan jangan lupa untuk berbagi kepada mereka yang
membutuhkan dan kalaupun ternyata kelak kita berada dalam kehimpitan kehidupan
ini teruslah tegar dan selalu bersabar.
Ayah ingin memberikan adek
sebuah kado yang tidak besar dan mungkin tidak mewah. Di dalam kado itu ada 4
buah buku yang karena buku itulah ayah dan bunda menjadi bersama dan itu
terjadi 17 tahun yang lalu saat kita kuliah di kampus yang sama. Buku itu
mengajarkan ayah dan bunda tentang kehidupan ini dan arti sebuah mimpi yang
indah. Surat ini sudah ayah dan bunda cium sebanyak 10 kali . Kelak kalau kita
terpisah atau kami tiada dan adek rindu kepada ayah bunda ciumlah surat ini. Dahulu
ayah dan bunda selalu berdoa agar dihadiahkan seorang putri yang ayah dan bunda
sangat ingin memberikan nama Keumala supaya adek bisa berjiwa seperti seorang
pahlawan aceh Laksamana Keumala Hayati, pahlawan yang cantik,berani,dan setia
pada perjuangannya.
Anak ku Keumala Tersayang
Ingatlah ketika ayah atau pun
bunda telah tiada. Janganlah bersedih berlarut larut untuk menangisi sesuatu
yang telah takdirNya. Ayah mengharapkan adek harus bisa menjadi pelita dalam
kegelapan dan menyinari lingkungannya dengan ilmu dan indahnya akhlak budi
bahasa. Bunda berpesan agar adek menjadi orang orang yang peka terhadap
lingkungan sekitar. Berbagilah kepada yang membutuhkan dan jangan pernah takut
berbagi terhadap kekayaan duniawi karena itu hanya sementara.
Selamat Ulang tahun Anakku Keumala
Selamat berjuang anak ku,
ayah dan bunda selalu berada disamping mu
Ingat hanya ilmu lah yang
akan membawa mu kepada sebuah kehidupan yang indah dalam mengejar mimpi.
Tetaplah semangat belajar anakku tersayang
Dari Ayah dan Bunda Tercinta
Air mata Keumala pun berjatuhan membaca pesan tersebut
dan itulah yang membuat ia selalu semangat dalam mengejar mimpi dan terus
berbagi dalam memberikan inspirasi. Walaupun selama kuliah di rantai orang ia
hidup dengan ekonomi pas – pasan. Berbekal pensiunan ayah sebagai Camat dan
bunda ia akan segera menyelesaikan kuliahnya di kedokteran.
Tepat di bulan Ramadhan tahun 2012 lalu, teman teman seangkatan sekolah dulu berencana
mengumpulkan buku untuk disumbangkan ke panti asuhan. Kebetulan saat itu Keumala
sedang mengerjakan tugas dan membuka melihat informasi itu di grup keluarga
besar alumni. Esok harinya Keumala langsung menyiapkan buku - buku yang ingin
ia kirimkan kepada panitia. itu tergugah untuk meneruskan buku yang diberikan
ayahnya dulu dengan meninggalkan secarik surat kertas dulu. Ia membeli buku –
buku baru dan memasukkan buku yang diberikan oleh ayah dan bundanya dahulu. Walaupun
berat hati untuk menyumbangkan buku kesayangannya, tapi ia harus berbagi demi
sebuah perubahan dan kebaikan. Tak lupa Ia pun menulis pesan dalam surat
ayahnya dan mengganti nama dan isi pesan untuk dimasukkan kedalam buku tersebut
dan menulis namanya.
Akhirnya buku itu pun sudah sampai di tangan panitia. Setelah
diberikan cap stempel alumni, buku itu pun disumbangkan ke panti asuhan yang
tak begitu jauh dari sekolah SMP 1 Rimo dahulu. Semula kita ingin menyumbangkan
ke pustaka sekolah kita dahulu, namun kita berpikir sepertinya panti asuhan
lebih membutuhkan. Kita pun sepakat untuk menyumbangkan semua ke panti asuhan dan sumbangan ke beberapa
anak yatim di sekitar lingkungan kita. Tim
kecil yang kita bentuk pun langsung membagikan semua hasil iuran bersama.
Beberapa bulan kemudian buku – buku itu sampai di
tangan adik – adik panti. Buku yang diberikan Keumala pun kini dipinjam oleh 2
(dua) anak panti, tetapi buku tetap milik perpustakaan panti asuhan. Mereka membaca
buku dan pesan yang tertuang dalam setiap lembarannya, terdapat kertas
bertuliskan tangan Keumala, mereka sangat sedih dan terharu karena apa yang
dialami tidak jauh berbeda dengan apa yang Keumala alami. Karena ada kontak yang ditinggalkan, mereka
akhirnya dapat berkenalan dan diskusi dengan Keumala, bercerita tentang mimpi
hingga tugas – tugas kuliah. Dalam hati mereka pun berjanji untuk tetap
semangat belajar dan mengejar mimpi. Mulailah mereka membayangkan bisa bertemu
dengan kak Keumala.
Empat tahun kemudian, ada sebuah acara yang membuat
banyak anak panti berkumpul. Dua anak muda akan berbicara di panggung berbagi
cerita, gadis cantik bernama Mutia dan Muhammad Aula duduk di sofa, acara
seperti berjalan seperti talkshow. Sebelum acara berjalan jauh MC
memperkenalkan profil mereka, Meutia kini sedang koas di sebuah rumah sakit di
banda aceh dan aula baru saja menyelesaikan pendidikannya di IPDN.
Di tengah diskusi panjang dengan adik – adik, Meutia
dan Aula sepakat bahwa mereka sangat rindu kepada kak Keumala, tau siapa dia ?. Dia selalu memberi kita
semangat walaupun kita tak pernah bertemu secara langsung, namun kita begitu
dekat. Ini berawal dari buku, ribuan cerita dan semangat muncul dari sikap kita
untuk terus berbagi, buku ini menjadi saksi perjalanan kita. Kini kita menganggap dia sebagai kakak angkat
kami. Sebelum diskusi berakhir, Meutia membacakan surat dari Keumala dihadapan
semua hadirin, mereka pun terharu dan memberikan tepuk tangan. “ Aku mewakili
kita semua mengucapkan terimakasih atas kebaikannya kak Keumala dan seluruh
keluarga besar alumni SMP Negeri 1 Rimo “, ucap Meutia diakhir acara.
Beberapa bulan kemudian, akhirnya mereka pun dapat
bertemu dengan Keumala di Banda Aceh. Aula yang kini bekerja di kantor gubernur
dan meutia yang baru menyelesaikan kuliahnya di kedokteran. Ketika mereka
bertemu dan berdiskusi, ada harapan suatu saat nanti dapat berkontribusi
terhadap kemajuan daerahnya, Meutia dan Aula ingin membangun sebuah lembaga
bimbingan belajar kepada anak muda di tanah kelahirannya Rimo, sepakat untuk
memberi nama lembaga itu nantinya “ Keumala Bangsa “.
Selesai
Sebahagian besar cerita ini terinpspirasi dari sosok pahlawan
wanita Aceh, Laksamana Malahayati. Tulisan ini sengaja aku bumbui dengan cerita
fiksi untuk memberi warna pada alur ceritanya, cerita yang aku tulis sebagai
rasa terima kasih atas kebaikan teman – teman seangkatan semua. Semula cerita
ini bertujuan untuk salah satu media yang kita gunakan dalam menunjang jumlah
buku yang terkumpul. Ada pesan dan proses yang ingin aku sampaikan dalam
tulisan ini, pesan yang kita rasakan bersama kala itu, betapa indah dan
nikmatnya berbagi atas apa yang kita miliki. Bahwa hakikat berbagi itu tidak
harus ketika kita berada dalam kecukupan atau memberikan harta, bahkan tulisan
dan buku pun dapat kita bagikan. Selama kita ikhlas dan tulus, sekecil apapun
itu yang kita berikan Insya Allah akan bermakna.
1 komentar
Menarik, kapan buat reuni lagi?
ReplyDelete