6 Hal Yang Kita Dapatkan Ketika Naik Gunung

By Si Anak Rimo - June 16, 2016

Gunung tidak hanya menjadi tiang – tiang pada birunya langit, namun gunung dapat memberikan kita banyak pelajaran tentang usaha, kebijaksanaan dan kedamaian hati untuk menjalani kehidupan. Keindahan dan penorama gunung yang diselimuti awan putih membuat banyak orang mendaki untuk melihat keindahannya secara langsung dan belajar atas setiap langkah pendakian, gunung seperti sebuah surga yang selain memberikan kita pesona keindahan, juga memberi pelajaran tentang kehidupan.

Banyak teman yang bertanya, “Apa sih enaknya mendaki gunung? “capek dan dingin lagi “

Gunung Prau, Jawa Tengah
Sebelum teman – teman bertanya akan hal ini, aku pernah melontarkan pertanyaan serupa kepada sahabat yang memiliki hobi mendaki gunung, mahameru pun pernah ditaklukkannya. Wajar saja aku bertanya ini, sebagai pribadi yang phobia akan ketinggian dan cuaca dingin gunung merupakan hal yang aku takuti. Aku pun merasa aneh melihat mereka bersusah – susah mebawa carrier berat dan menempuh jarak yang tak dekat, bahkan ada yang meninggal di jalur pendakian. Sejak menginjakkan kaki untuk kedua kalinya di tanah Jawa, aku memberanikan diri ikut bersama teman – teman untuk mendaki gunung. Dengan berdoa aku memulainya, meski terasa berat dan melelahkan, anehnya aku masih tetap semangat untuk mendaki dan mencumbui jalan yang berliku diantara tebing – tebing curam di sebalik hutan lebat. Ada rasa haru ketika aku sampai di puncak gunung kala itu, namun bukan tanpa tantangan untuk mencapainya. Namun, dengan semangat yang sudah membulat semua ku lalui dengan baik.  Ada rasa bahagia atas banyaknya pelajaran yang ku dapat kala mendaki dan aku yakin ini menjadi salah satu alasan kenapa mereka yang pernah mendaki pasti selalu ingin mendaki kembali.

  • Mendaki Gunung adalah perjalanan hati untuk menaklukkan dirimu sendiri.
    Mendaki gunung merupakan sebuah jalan untuk keluar dari zona nyaman kehidupan. Jika kita membandingkan gunung dengan suasana rumah pastilah jauh berbeda, suasana cuaca yang tak tentu, cuaca dingin yang menusuk tulang, pastinya berbeda dengan kondisi nyaman di rumah. Aku setuju atas istilah bahwa mendaki adalah perjalanan hati, kita akan berusaha menaklukkan rasa takut dan ego diri saat mendaki nantinya. Karena perjalanan ini tidak boleh sembarangan, kita dituntut untuk sehat, persiapan matang serta mental yang tegar, kita harus mengalahkan semua ego pada diri kita agar bisa sampai ke puncak.
  • Membaca kebesaran Tuhan atas keindahan ciptaanNya.
    Sebagai manusia, kita sering sombong dan jumawa atas apa yang kita miliki saat ini. kita merasa tinggi dan lupa atas limpahan rahmat dan karunia dari tuhan. Gunung tak hanya gambaran secuil syurga yang memberikan pemandangan luar biasa, melainkan menegur dan mengingatkan bahwa kita hanya makhluk biasa yang tak lebih dari setitik debu di alam semesta ini. di puncak kita akan merasakan bahwa kita benar – benar kecil dihadapanNya, mensyukuri segala nikmat dan takjub akan ciptaan Tuhan ini.
  • Istirahat dari hiruk pikuk kota
    Selama melakukan perjalanan mendaki, kita akan meninggalkan segala kesibukan di kantor dan kampus. Istirahat sejenak dari media sosial apalagi smart phone, sehingga kita bisa merasakan menjadi manusia seutuhnya. Sepertinya ada satu kalimat yang cocok untuk menggambarkan kehidupan selama perjalanan mandaki nantinya, kalimat itu kita kutip dari film 5 cm. “
    Yang kita perlu sekarang cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya. Mata yang akan menetap lebih lama dari biasanya. Leher yang akan lebih sering melihat keatas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja. Hati yang akan berkerja lebih kerasa dari biasanya. Serta mulut yang akan selalu berdoa “.
  • Membangun semangat dan solidaritas
    Seorang pendaki akan selalu memberi semangat kepada rekan nya yang lain, sekalipun ia juga memiliki keterbatasan selama pendakian. Malah ada yang berteriak memberi semangat untuk tidak menyerah. Tiap pendaki adalah saudara seperjuangan, tak peduli mereka saling mengenal atau tidak. Aku merasakan hal yang saat mendaki gunung prau bersama teman – teman asrama kala itu, terharu atas kebersamaan yang terbangun. Mereka paham, bahwa apa yang mereka bagi kepada sesama pendaki bisa menimbulkan semangat bahkan menyelamatkan jiwa. Gunung memang punya kharisma yang magis untuk menyatukan orang-orang yang sama-sama menjamahinya. 
  • Ingin selalu kembali mendaki Gunung
    Aku masih tak percaya kenapa aku masih ingin mendaki, padahal jelas – jelas aku seorang yang mengidap phobia ketinggian. Rasanya saat di perjalanan kembali, aku langsung memikirkan gunung mana yang akan kita daki selanjutnya. Mungkin kamu merasa heran jika temanmu yang seorang pendaki mendaki gunung yang sama berulang kali. Well,yang didaki mungkin memang gunung yang sama. Tapi, selalu ada pengalaman yang berbeda setiap kali kita menjamahi puncaknya. Variabelnya pun beragam, bisa berupa jalur pendakian yang berbeda, kondisi cuaca, maupun interaksi kita dengan manusia-manusianya. Pengalaman unik inilah yang membuat gunung terus didaki. 
  • Melihat dunia dengan perspektif yang berbeda dan menumbuhkan optimisme
    Kita serasa pengaruh sihir ketika berada di puncak gunung dengan panorama pemandangannya yang indah. Langit dan bumi bertemu di batas cakrawala, menyajikan panorama yang membuat kita semua terkesima. Titik tertinggi yang kita pijak memberikan sudut pandang tak biasa, membuat kita mengerti bahwa masih ada tempat luar biasa lainnya yang layak untuk kita jamahi. Itulah mengapa pendaki tak pernah berhenti menyambangi puncak-puncak tertinggi.  Kita sering terkagum – kagum melihat gunung – gunung indah yang menjulang tinggi, namun kita sering merasa pesimis apa kita bisa mencapai puncak gunung yang tinggi itu. Puncak gunung akan selalu menjadi puncak yang tak tergapai jika kamu enggan untuk mulai melangkahkan kaki. Kamu sadar, bahwa setiap langkah kecil punya peran untuk mengantarkanmu menuju puncaknya. Setiap hal besar bisa kamu mulai dari sesuatu yang kecil. 
Aku selalu saja jatuh cinta pada setiap keindahan gunung yang berselimut awan, perjalanan yang membentuk karakter menjadi lebih baik. Banyak yang mengatakan bahwa ketika kita pulang dari pendakian, kita akan menjadi pribadi yang berbeda dalam kegigihan berjuang, kerendahan hati serta kehangatan pada alam yang menawan. Banyak sekali pelajaran yang kita dapat berhubungan dengan kehidupan kita baik di kantor, kampus maupun masyarakat. Kita diajarkan untuk terus menjaga harapan dalam menggapai impian, dan semua itu hanya dapat kita capai jika kaki kita terus melangkah dan semangat yang terus berkobar. 

It is not the mountain we conquer but ourselves. Bertahun tahun dihantui phobia terhadap ketinggian dan cuaca dingin, kini Tanah Jawa memberikan ku tempat dan keindahan alamnya untuk mengalahkan semua ketakutan itu. Walaupun aku masih terus belajar dan bersusaha menaklukkan rasa takut itu, namun aku bahagia menjalaninya.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar