Perbedaan Lebaran Haji Di Kampung Ku Rimo Dengan Banda Aceh
By Si Anak Rimo - October 29, 2012
Lebaran
haji merupakan hari yang sangat dinantikan bagi mereka yang menunaikan
panggilan haji di tanah suci makkah, aceh sebagai negeri yang kaya akan adat
dan istiadat aceh menyimpan sejuta budaya yang cukup eksotis. Banyaknya kabupaten
di Aceh tenyata menjadi warna dalam merayakan setiap hari hari besar.
Tahun
ini merupakan tahun kedua aku merayakan lebaran haji di kota banda aceh, tahun
ini aku memilih untuk tidak pulang ke kampung halaman karena orang tua ku
sedang menunaikan ibadah haji dan akan kembali tanggal 8 november, aku lebih
meilih untuk pulang untuk menjemput mereka nanti di Medan.
Aku
akan mencoba menulis apa yang kurasakan dan kupikirkan dalam seminggu ini,
budaya daerah – daerah seperti banda aceh dengan kampung halaman ku aceh
singkil, aku akan memulai menuliskan dari kota Banda Aceh dulu dalam merayakan hari raya
haji.
Banda
Aceh
Malam
takbir begitu menggema dan alunan takbir begitu menggetarkan kota banda aceh
diwarnai dengan ribuan marcon dan kembang api yang menghiasi indahnya langit. Aku
bersama teman teman ku ikut meramaikan takbir, saat itu suasana kota bisa
dikatakan macet sekali karena ada ribuan kendaraan yang berhenti untuk melihat
iring – iringan takbir.
Ibu
ibu dirumah sibuk menyiapkan makanan untuk besok pagi.
Suasana
shalat di pagi hari pun terasa seperti shalat lebaran idul fitri, mesjid mesjid
terasa sangat penuh sekali dan wajah berseri ada dimana – mana, selesai shalat
jamaah mesjid saling bersalaman sambil mengucapkan minal aidzin kepada siapa
saja yang mereka jumpai. Suasana kota pun berubah menjadi kota yang sangat sepi
karena mahasiswa yang dari daerah pantai timur banyak sekali yang pulang ke
kampung halaman di daerah sigli,bireun,lhoksmawe dll, masyarakat saling
berkunjung ke rumah sanak family dan akan membawa makanan untuk saling berbagi.
Anak
anak pun memakai baju baru dan akan berkeliling ke rumah masyarakat untuk
meminta angpao walaupun jumlahnya ndak seberapa.
Lebaran
haji di kampung orang sangat menarik sekali
Bagaimana
kampung ku di Rimo
Kampung
ku memang selalu berbeda dengan kampung yang lain di aceh ini dan menyimpan
sejuta keindahan dan perbedaan
Lebaran
haji merupakan lebaran yang qurban menjadi icon utama dalam perayaannya.
Di
aceh singkil tak ada iringan pawai besar besaran untuk merayakan lebaran haji,
hanya suara suara takbir yang menggema di rumah – rumah Allah yang dipimpin
oleh imam mesjid,malam lebaran pun berjalan seperti biasa dan mungkin ada
sedikit penambahan jam kerja bagi ibu – ibu di dapur untuk menyiapkan makanan
besok.
Saat
pelaksanaan shalat pun terbilang hampir sama dengan lebaran idul fitri, selesai
khatib menyampaikan khutbah jamaah pun bubar tampa ada acara salaman layaknya
salaman di lebaran idul fitri, semua pulang kerumah masing – masing dan
sebahagian besar makan – makanan yang disiapkan oleh ibu di dapur,ada yang
menonton tv,ada yang minum kopi ( biasanya ayah – ayah ),mengasah parang, dll.
Selesai
itu bagi kaum adam mereka bersiap siap untuk ambil bagian dalam pemotongan
qurban dan kaum hawa dengan keindahan pakaiannya melihat tempat pemotongan
untuk menjadi shahibul qurban di temani anak – anak dan sanak keluarga mereka.
Aku
tak menemukan ada keluarga – keluarga yang datang home to home untuk
bersilaturahmi seperti di aceh lainnya.
Selesai
pembagian daging suasana tidak jauh berbeda dengan hari hari biasa Cuma mungkin
toko toko masih banyak yang tutup dan berkumpul bersama sanak keluarga.
Dan
keesokan harinya biasanya banyak sekali yang pergi ke laut atau tempat wisata
lainnya untuk makan – makan bersama dengan orang – orang terdekat.
2
tahun yang lalu saat aku lebaran di banda aceh selesai shalat aku berdiam diri
di rumah sambil menonton TV, saat itu tetangga ku yang juga saudara jauh ku
dari sigli datang mengantarkan sejumlah makanan yang sangat enak sambil
mengetok pintu
“
tok tok rahmad “
“
ia kak, tunggu ya kak “ kata ku
Saat
ku buka pintu aku melihat mereka masih mengenakan baju yang telihat sangat rapi
dan bersih sambil memberikan makanan tadi mereka berkata kapada ku
“
rahmad kok tidur lebaran kenapa ndak salam – salaman keluar’’
Aku
sedikit kaget karena biasanya selesai shalat aku disana jarang sekali menemukan
orang yang bersilaturahmi keliling,
“
Kak rahmad di sana kan kak kalau lebaran haji ndak da ada salam – salaman kak
jadi rahmad belum tau gimana budaya sini”
“
Ya udah ikut ma kakak jha yok silaturahmi “ ujarnya
“
Makasi kak “jawabku
Itu
menjadi pengalaman ku saat lebaran sehingga setiap lebaran haji dikampung orang
aku ikut bersilaturahmi supaya tidak terasa sepi dirumah sendiri.
dan memang sangat berbeda sekali malam takbiran di banda dengan rimo yang tidak melakukan takbiran untuk lebaran haji
dan memang sangat berbeda sekali malam takbiran di banda dengan rimo yang tidak melakukan takbiran untuk lebaran haji
Dan
keesokan harinya suasana sudah kembali normal kembali.
bersambung
Dan
masih banyak sekali perbedaan budaya dan kebiasaan daerah ku dengan daerah aceh
lainnya yang akan memperkaya khasanah budaya aceh
apa yang ku tuliskan di atas itulah yang ku alami
apa yang ku tuliskan di atas itulah yang ku alami
0 komentar