Sarjana Berbagi Cerita #3 : Ekonomi Akutansi

By Keumala Bangsa - July 15, 2018


Lahir dari kota kecil tepian air tidak lantas mengubur semangat saya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi “
- Nurul Istiqomah
Pengajar Muda XV Kuala Baru,  Aceh Singkil

Sekilas Tentang Nurul 

Siklus yang sangat membosankan, lingkungan yang monoton di lingkungan kerja,kesibukan memenuhi kebutuhan diri sendiri lalu lupa akan kebahagiaan sekitar. Hal ini yang acap kali menjadi keresahan hati gadis kelahiran Bima yang akrab di sapa bimbim, oktober silam ini.Sejak kuliah ia sudah aktif menjabat sebagai Kepala divisi untuk organisasi di tingkat Jurusan maupun Universitas. Ketertarikan akan budaya dan seni disalurkan dengan ikut bergabung dengan UKM Vocalista Paradisso yang kemudian berkesempatan mengikuti lomba WCG di Shaoxing China pada tahun 2010 danprogram pertukaran pelajar mewakili Jurusan di Universitas Sains Malaysia pada tahun 2012.

Pertemuannya dengan komunitas biru langit di sudut gang kecil Jakarta membuat ia semakin jatuh cinta dengan kreatifitas anak-anak Indonesia, membuatnya kembali berefleksi tentang passionnya.

Baginya hidup hanya sekali memilih mati berarti atau tidak berarti. Hal ini yang membuatnya mantap untuk mengambil keputusan menjadi pengajar muda angkatan xv meninggalkan zona nyaman pekerjaan dengan posisi middle managerial level yang sudah lama diperjuangkan olehnya. Menjadi pengajar muda baginya adalah jalan menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya, membuka jalan untuk berkontribusi pada ibu pertiwi. SDN 2 Kuala baru Aceh singkil akan mewarnai kebahagiaannya setahun kedepan dan belajar banyak hal dari ketulusan hati anak-anak tanah Rencong.
Pentingnya membuat perencanaan

Kenapa sih penting untuk mempersiapkan banyak hal sebelum memutuskan untuk kuliah disebuah perguruan tinggi atau menentukan jurusan apa nantinya yang akan diambil? Jangan sampai kita mengambil sebuah keputusan yang pada akhirnya membuat kita menyia-nyiakan banyak waktu dan materi, karena sejatinya kita tak bisa memaksakan untuk mencintai sesuatu yang tidak kita inginkan.

Sedikit cerita, saya lahir dari kota kecil di ujung timur Indonesia dan berasal dari keluarga sederhana yang cukup demokratis membebaskan anak-anaknya mengambil keputusan untuk pendidikan terlepas dari keadaan ekonomi yang sedang tidak stabil saat itu tetapi saya merasa memiliki orangtua yang cukup peduli dengan pendidikan. Namun saya juga harus realistis dengan keadaan, Bapak dan Ibu menyarankanku untuk tidak melanjutkan kuliah terlebih dahulu sampai kakakku menyelesaikan kuliahnya dan saran dari mereka adalah menunggu sampai tabungan mereka mencukupi. Tetapi saya termasuk anak yang cukup keras kepala dalam hal pendidikan walaupun saya sadar betul dengan keadaan orangtua, betapa susahnya mereka selama ini menutupi biaya semester dan uang bulanan kakakku bahkan untuk makan sehari-hari saja kadang harus pinjam dari rumah ke rumah.

Sejak SD saya jatuh cinta dengan dunia broadcasting terutama dalam bidang penyiaran hingga tak jarang saya memperagakann bagaimana seorang presenter memandu jalannya sebuah acara televisi, lagi-lagi saya harus mengubur mimpi itu dalam-dalam karena terbentur keuangan keluarga. Tapi ada sedikit harapan untukku karena saat itu ada seleksi untuk calon penerima beasiswa PMDK disekolah yang diadakan oleh salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta, akan tetapi jurusan yang ditawarkan saat itu adalah Fisika Murni. Karena keinginan yang kuat untuk bisa melanjutkan pendidikan, tanpa sepengetahuan orangtua saya melengkapi semua berkas yang diperlukan untuk dapat mengikuti seleksinya meskipun bidang ilmu yang ditawarkan sama sekali bukan menjadi mimpi besarku tetapi saya berpikir bahwa ini adalah kesempatan yang tidak boleh di sia-siakan karena tak harus menunggu tabungan orang tua cukup dulu untuk bisa melanjutkan kuliah. 

Setelah melewati beberapa seleksi yang diadakan akhirnya saya terpilih menjadi salah satu kandidat yang akan berangkat bersama dengan 4 orang teman lainnya dari bidang ilmu yang lain seperti sejarah, matematika, dan dan Pendidikan Fisika. Sejujurnya saya memang sangat menyukai pelajaran Fisika saat SMA tetapi tidak pernah terpikir untuk menjadi seorang Fisikawan di kemudian hari antara perasaan senang dan khawatir semua bercampur menjadi satu saat itu. Disatu sisi saya senang karena bisa melanjutkan pendidikan dengan keringanan beasiswa dari Perguruan Tinggi tapi disisi lain ada rasa khawatir tidak bisa mencintai bidang studi ini dan berhasil menyelesaikannya sampai akhir.

Kekhawatiran ini terbukti karena saya hanya berhasil menyelesaikan studi selama dua semester sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar. Rasa menyesal pasti ada seandainya saja saya bisa mempersiapkan semuanya dengan lebih baik bukan hal yang mustahil untuk mendapatkan beasiswa lainnya sesuai dengan harapan. Oleh karena itu teman-teman jangan lantas menyerah jika keadaan ekonomi menjadi salah satu alasan untuk kamu tidak bisa melanjutkan kuliah. Semua hal itu mungkin saja terjadi jika kamu mempersiapkan dan merencanakannya dengan baik sejak awal. Apalagi di zaman sekarang yang sudah jauh lebih maju dengan segala kemudahan akses informasi. Jadi tetaplah optimis dan jangan cepat menyerah dengan keadaan sebelum kamu benar-benar memberikan usaha yang maksimal.

Gagal bukan berarti terhenti

Kegagalan membuatku belajar banyak hal untuk lebih memperbaiki hal yang sebelumnya agar tak lagi jatuh pada kesalahan yang sama. Bidang ilmu selanjutnya yang kuambil adalah Akuntansi, alasan utama kenapa saya memilih jurusan ini adalah karena menurutku saat itu prospek untuk lulusan ini cukup banyak dibutuhkan diberbagai bidang pekerjaan. Akhirnya setelah melewati berbagai tahapan seleksi saya dinyatakan lulus disebuah Perguruan Tinggi Swasta di kota Yogyakarta pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Memang butuh usaha yang cukup keras untuk mempelajari Akuntansi mengingat basic saya yang memang tidak bersinggungan dengan bidang ilmu tersebut, tetapi saya tak ingin gagal untuk kedua kalinya. Sadar akan hal itu, berbagai cara saya lakukan untuk mempelajari dan menyelesaikan pendidikan sampai akhir apalagi keadaan ekonomi keluarga masih sangat sulit saat itu sehingga untuk menutupi living cost apalagi biaya kuliah menjadi hal yang  sangat berat bagi orangtuaku, bahkan seringkali uang bulanan terlambat dikirim karena menunggu ada pinjaman dulu dari para tetangga di kampung.

Saat itu saya sadar bahwa seharusnya tak selalu mengandalkan orangtua untuk menunjang semua biaya hidup dan pendidikan karena hal ini justru akan mempersulit keadaan mereka. Saat itu banyak sekali kesempatan mendapatkan beasiswa di Universitas tetapi tentu saja dengan kriteria tertentu dan salah satunya adalah keaktifan dalam mengikuti organisasi. Berawal dari keinginan kuat untuk meringankan benan orangtua maka saya  memutuskan untuk ikut mendaftar pada salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam bidang kesenian, tentu saja untuk bisa diterima dalam sebuah UKM tidak asal mendaftar tetapi harus melewati beebagai proses seleksi yang ditentukan oleh pengurus sampai akhirnya dinyatakan memenuhi kriteria dan bergabung menjadi anggota organisasi.

Beberapa hari setelah mengikuti seleksi, saya dinyatakan memenuhi kriteria dan diterima sebagai anggota organisasi setelah menyisihkan puluhan peserta lainnya. UKM seni yang saya ikuti termasuk salah satu UKM yang menjadi idola di kampus karena selain aktif dalam berbagai kegiatan dalam lingkup kampus, diluar kampus bahkan kancah internasionalpun diikuti. Salah satu Event terbesar yang pernah saya ikuti adalah lomba World Choir Games yang dilangsungkan di Shaoxing-China pada tahun 2010 ajang ini diikuti oleh sekitar 82 peserta dari berbagai negara didunia.

Kenapa harus berorganisasi?

Niat awal mendaftar organisasi sebagai alih-alih memenuhi kriteria untuk mendaftarkan beasiswa rupanya membuat saya ketagihan untuk berkecimpung dalam organisasi lain yang ada dikampus, saya sadar bahwa ketika berorganisasi membuat pola pikir dan pandangan saya akan berbagai hal semakin berkembang. Bertemu dengan banyak orang dan belajar mengenali karakter mereka secara tidak langsung melatih kemampuan saya dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan baru dan hal ini menjadi sangat bermanfaat ketika saya mengikuti wawancara kerja dan beradaptasi dengan cepat dengan rekan kerja di kantor. Selain UKM saya juga akhirnya mendaftar sebagai pengurus di organisasi Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMASI) dan ditempatkan sebagai Koordinator Bidang Komunikasi dan Informasi, selain menjadi pengurus organisasi saya juga aktif untuk ikut dalam berbagai kegiatan sosial dan kerelawanan lainnya.

Aktif dalam organisasi akhirnya membuat saya mendapat banyak peluang untuk mendapatkan beasiswa dan kesempatan dari kampus sebagai perwakilan dalam berbagai kegiatan. Salah satu beasiswa yang saya dapatkan adalah beasiswa BBM/PPA dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang sangat membantu meringankan biaya kuliahku selama beberapa semester, kesempatan berharga lainnya adalah pertukaran pelajar di Universiti Sains Malaysia bersama beberapa mahasiswa UNEJ (Jember) untuk belajar dan live in selama sebulan penuh dengan biaya ditanggung oleh Universitas. Selain itu saya juga mendapat tawaran untuk terlibat langsung untuk membantu beberapa proyek penelitian dosen. Saya terpikir andai saja saya hanya fokus dengan kuliah saja tanpa aktif berorganisasi, mungkin kesempatan emas yang ada bisa jadi hanya terlewatkan begitu saja.

Perlukah bekerja sambil Kuliah?

Semasa kuliah saya selalu memastikan bahwa setiap waktu yang saya lewati dihabiskan dengan kegiatan yang bermanfaat tapi menyelesaikan pendidikan tepat waktu juga menjadi prioritas utama. Keadaan ekonomi keluarga yang masih belum stabil lagi-lagi memberi saya ruang untuk berkembang menjadi pribadi yang semakin mandiri dan jalan yang saya ambil pada saat itu adalah dengan bekerja paruh waktu dibeberapa restoran dan sebagai MC, di kota Jogja sendiri bukan hal yang aneh jika banyak mahasiswa yang memutuskan untuk bekerja part time. Saya belajar membagi waktu saya antara belajar, berorganisasi, dan bekerja agar semuanya bisa berjalan lancar tapi saya harus memiliki komitmen untuk mengerjakan semuanya dengan sungguh-sungguh.

Komitmen menentukan hasil

Meskipun saya aktif dalam berbagai kegiatan didalam maupun luar kampus tetapi hal ini tak membuat saya lantas mengabaikan tugas utama saya sebagai Mahasiswa, hal ini saya buktikan dengan prestasi membanggakan bagi orangtua saya dinyatakan sebagai lulusan terbaik yang mewakili Jurusan Akuntansi dan mendapat predikat Karya Cendikia dari Universitas. Penghargaan ini diberikan kepada setiap wisudawan yang memiliki IPK cumlaude, berprestasi, lulus kurang dari 4 tahun, dan memiliki kontribusi untuk Universitas dan hanya dipilih satu orang saja dalam setiap angkatan wisuda.

Prospek kerja lulusan Akuntansi?

Lulusan Akuntansi memiliki banyak sekali peluang lapangan pekerjaan baik itu di Pemerintahan maupun perusahaan swasta, tetapi tentu saja perlu diimbangi dengan pengalaman berorganisasi dan berbagai macam kegiatan selama kuliah. Setelah lulus saya mencoba melamar pekerjaan di beberapa perusahaan, dengan pengalaman organisasi dan penghargaan dari kampus saya cukup percaya diri sebagai seorang pencari kerja. Setelah menunggu sebulan lamanya akhirnya saya mendapatkan panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiayaan akan tetapi posisi yang ditawarkan bukan sebagai Akuntan ataupun di bidang keuangan sesuai dengan bidang ilmu selama kuliah melainkan sebagai Management Trainee2 untuk mencari bibit unggul sebagai calon pimpinan perusahaan.

Setelah dua tahun bekerja, management menawarkan promosi jabatan sebagai Asistant Manager Compliance  yang menangani regulasi yang berkaitan dengan pemerintahan tentu saja dengan mempertimbangkan kinerja selama ini dan background pendidikan yang dianggap mampu menunjang untuk jabatan tersebut. Setahun setelah promosi jabatan, saya mendapat tawaran untuk bekerja di salah satu perusahaan transportasi terbesar di Indonesia dengan posisi HR & GA yang menangani pengemudi. Modal organisasi dan pengalaman bekerja pada Perusahaan sebelumnya sangat membantu dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru. Kita memang wajib memfokuskan diri untuk menyelesaikan studitepat waktu akan tetapi jangan lupakan untuk ikut aktif dalam organisasi dan kegiatan kampus lainnya karena itu merupakan wadah untuk terus mengembangkan diri sehingga setelah lulus kuliah kita akan mampu bersaing dari lulusan dari Universitas manapun ketika kita memiliki point lebih daripada yang lain.

Lahir dari kota kecil tepian air tidak lantas mengubur semangat saya untuk bisa melanjutkan pendidikan meskipun ditengah keadaan ekonomi keluarga yang sedang tidak stabil tapi saya tetap yakin bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan memberikan hasil terbaik. Tetap semangat meraih cita-cita dan beranilah untuk bermimpi karena segala sesuatu yang besar berawal dari mimpi.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar