“ Lahir dari kota kecil tepian
air tidak lantas mengubur semangat saya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi “
- Nurul Istiqomah Pengajar Muda XV Kuala Baru, Aceh Singkil
- Nurul Istiqomah Pengajar Muda XV Kuala Baru, Aceh Singkil
Sekilas Tentang Nurul
Siklus yang sangat membosankan, lingkungan yang monoton di lingkungan kerja,kesibukan memenuhi kebutuhan diri sendiri lalu lupa akan kebahagiaan sekitar. Hal ini yang acap kali menjadi keresahan hati gadis kelahiran Bima yang akrab di sapa bimbim, oktober silam ini.Sejak kuliah ia sudah aktif menjabat sebagai Kepala divisi untuk organisasi di tingkat Jurusan maupun Universitas. Ketertarikan akan budaya dan seni disalurkan dengan ikut bergabung dengan UKM Vocalista Paradisso yang kemudian berkesempatan mengikuti lomba WCG di Shaoxing China pada tahun 2010 danprogram pertukaran pelajar mewakili Jurusan di Universitas Sains Malaysia pada tahun 2012.
Pertemuannya dengan komunitas biru langit di sudut gang kecil Jakarta membuat ia semakin jatuh cinta dengan kreatifitas anak-anak Indonesia, membuatnya kembali berefleksi tentang passionnya.
Baginya hidup hanya sekali memilih mati
berarti atau tidak berarti. Hal ini yang membuatnya mantap untuk mengambil
keputusan menjadi pengajar muda angkatan xv meninggalkan zona nyaman pekerjaan
dengan posisi middle managerial level yang sudah lama diperjuangkan olehnya.
Menjadi pengajar muda baginya adalah jalan menemukan kebahagiaan yang
sesungguhnya, membuka jalan untuk berkontribusi pada ibu pertiwi. SDN 2 Kuala
baru Aceh singkil akan mewarnai kebahagiaannya setahun kedepan dan belajar
banyak hal dari ketulusan hati anak-anak tanah Rencong.
Kenapa
sih penting untuk mempersiapkan banyak hal sebelum memutuskan untuk kuliah
disebuah perguruan tinggi atau menentukan jurusan apa nantinya yang akan
diambil? Jangan sampai kita mengambil sebuah keputusan yang pada akhirnya
membuat kita menyia-nyiakan banyak waktu dan materi, karena sejatinya kita tak
bisa memaksakan untuk mencintai sesuatu yang tidak kita inginkan.
Sedikit
cerita, saya lahir dari kota kecil di ujung timur Indonesia dan berasal dari keluarga
sederhana yang cukup demokratis membebaskan anak-anaknya mengambil keputusan
untuk pendidikan terlepas dari keadaan ekonomi yang sedang tidak stabil saat
itu tetapi saya merasa memiliki orangtua yang cukup peduli dengan pendidikan. Namun
saya juga harus realistis dengan keadaan, Bapak dan Ibu menyarankanku untuk
tidak melanjutkan kuliah terlebih dahulu sampai kakakku menyelesaikan kuliahnya
dan saran dari mereka adalah menunggu sampai tabungan mereka mencukupi. Tetapi
saya termasuk anak yang cukup keras kepala dalam hal pendidikan walaupun saya sadar
betul dengan keadaan orangtua, betapa susahnya mereka selama ini menutupi biaya
semester dan uang bulanan kakakku bahkan untuk makan sehari-hari saja kadang
harus pinjam dari rumah ke rumah.
Sejak
SD saya jatuh cinta dengan dunia broadcasting
terutama dalam bidang penyiaran hingga tak jarang saya memperagakann bagaimana
seorang presenter memandu jalannya sebuah acara televisi, lagi-lagi saya harus
mengubur mimpi itu dalam-dalam karena terbentur keuangan keluarga. Tapi ada
sedikit harapan untukku karena saat itu ada seleksi untuk calon penerima
beasiswa PMDK disekolah yang diadakan oleh salah satu Perguruan
Tinggi Negeri di Yogyakarta, akan tetapi jurusan yang ditawarkan saat itu adalah
Fisika Murni. Karena keinginan yang kuat untuk bisa melanjutkan pendidikan, tanpa
sepengetahuan orangtua saya melengkapi semua berkas yang diperlukan untuk dapat
mengikuti seleksinya meskipun bidang ilmu yang ditawarkan sama sekali bukan
menjadi mimpi besarku tetapi saya berpikir bahwa ini adalah kesempatan yang
tidak boleh di sia-siakan karena tak harus menunggu tabungan orang tua cukup
dulu untuk bisa melanjutkan kuliah.
Setelah melewati beberapa seleksi yang
diadakan akhirnya saya terpilih menjadi salah satu kandidat yang akan berangkat
bersama dengan 4 orang teman lainnya dari bidang ilmu yang lain seperti
sejarah, matematika, dan dan Pendidikan Fisika. Sejujurnya saya memang sangat
menyukai pelajaran Fisika saat SMA tetapi tidak pernah terpikir untuk menjadi
seorang Fisikawan di kemudian hari antara perasaan senang dan khawatir semua
bercampur menjadi satu saat itu. Disatu sisi saya senang karena bisa
melanjutkan pendidikan dengan keringanan beasiswa dari Perguruan Tinggi tapi
disisi lain ada rasa khawatir tidak bisa mencintai bidang studi ini dan
berhasil menyelesaikannya sampai akhir.
Kekhawatiran
ini terbukti karena saya hanya berhasil menyelesaikan studi selama dua semester
sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar. Rasa menyesal pasti ada seandainya
saja saya bisa mempersiapkan semuanya dengan lebih baik bukan hal yang mustahil
untuk mendapatkan beasiswa lainnya sesuai dengan harapan. Oleh karena itu
teman-teman jangan lantas menyerah jika keadaan ekonomi menjadi salah satu
alasan untuk kamu tidak bisa melanjutkan kuliah. Semua hal itu mungkin saja
terjadi jika kamu mempersiapkan dan merencanakannya dengan baik sejak awal.
Apalagi di zaman sekarang yang sudah jauh lebih maju dengan segala kemudahan akses
informasi. Jadi tetaplah optimis dan jangan cepat menyerah dengan keadaan
sebelum kamu benar-benar memberikan usaha yang maksimal.
Gagal bukan berarti terhenti
Kegagalan
membuatku belajar banyak hal untuk lebih memperbaiki hal yang sebelumnya agar
tak lagi jatuh pada kesalahan yang sama. Bidang ilmu selanjutnya yang kuambil
adalah Akuntansi, alasan utama kenapa saya memilih jurusan ini adalah karena
menurutku saat itu prospek untuk lulusan ini cukup banyak dibutuhkan diberbagai
bidang pekerjaan. Akhirnya setelah melewati berbagai tahapan seleksi saya dinyatakan
lulus disebuah Perguruan Tinggi Swasta di kota Yogyakarta pada Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi. Memang butuh usaha yang cukup keras untuk mempelajari
Akuntansi mengingat basic saya yang
memang tidak bersinggungan dengan bidang ilmu tersebut, tetapi saya tak ingin gagal
untuk kedua kalinya. Sadar akan hal itu, berbagai cara saya lakukan untuk mempelajari
dan menyelesaikan pendidikan sampai akhir apalagi keadaan ekonomi keluarga
masih sangat sulit saat itu sehingga untuk menutupi living cost apalagi biaya kuliah menjadi hal yang sangat berat bagi orangtuaku, bahkan
seringkali uang bulanan terlambat dikirim karena menunggu ada pinjaman dulu
dari para tetangga di kampung.
Saat
itu saya sadar bahwa seharusnya tak selalu mengandalkan orangtua untuk
menunjang semua biaya hidup dan pendidikan karena hal ini justru akan
mempersulit keadaan mereka. Saat itu banyak sekali kesempatan mendapatkan beasiswa
di Universitas tetapi tentu saja dengan kriteria tertentu dan salah satunya
adalah keaktifan dalam mengikuti organisasi. Berawal dari keinginan kuat untuk
meringankan benan orangtua maka saya memutuskan
untuk ikut mendaftar pada salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam bidang
kesenian, tentu saja untuk bisa diterima dalam sebuah UKM tidak asal mendaftar
tetapi harus melewati beebagai proses seleksi yang ditentukan oleh pengurus
sampai akhirnya dinyatakan memenuhi kriteria dan bergabung menjadi anggota
organisasi.
Beberapa
hari setelah mengikuti seleksi, saya dinyatakan memenuhi kriteria dan diterima
sebagai anggota organisasi setelah menyisihkan puluhan peserta lainnya. UKM
seni yang saya ikuti termasuk salah satu UKM yang menjadi idola di kampus
karena selain aktif dalam berbagai kegiatan dalam lingkup kampus, diluar kampus
bahkan kancah internasionalpun diikuti. Salah
satu Event terbesar yang pernah saya
ikuti adalah lomba World Choir Games
yang dilangsungkan di Shaoxing-China
pada tahun 2010 ajang ini diikuti oleh sekitar 82 peserta dari berbagai negara
didunia.
Kenapa harus berorganisasi?
Niat
awal mendaftar organisasi sebagai alih-alih memenuhi kriteria untuk
mendaftarkan beasiswa rupanya membuat saya ketagihan untuk berkecimpung dalam organisasi
lain yang ada dikampus, saya sadar bahwa ketika berorganisasi membuat pola
pikir dan pandangan saya akan berbagai hal semakin berkembang. Bertemu dengan
banyak orang dan belajar mengenali karakter mereka secara tidak langsung
melatih kemampuan saya dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan
baru dan hal ini menjadi sangat bermanfaat ketika saya mengikuti wawancara
kerja dan beradaptasi dengan cepat dengan rekan kerja di kantor. Selain UKM
saya juga akhirnya mendaftar sebagai pengurus di organisasi Himpunan Mahasiswa
Akuntansi (HIMASI) dan ditempatkan sebagai Koordinator Bidang Komunikasi dan
Informasi, selain menjadi pengurus organisasi saya juga aktif untuk ikut dalam
berbagai kegiatan sosial dan kerelawanan lainnya.
Aktif
dalam organisasi akhirnya membuat saya mendapat banyak peluang untuk
mendapatkan beasiswa dan kesempatan dari kampus sebagai perwakilan dalam
berbagai kegiatan. Salah satu beasiswa yang saya dapatkan adalah beasiswa
BBM/PPA dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan yang sangat membantu meringankan biaya kuliahku selama beberapa
semester, kesempatan berharga lainnya adalah pertukaran pelajar di Universiti
Sains Malaysia bersama beberapa mahasiswa UNEJ (Jember) untuk belajar dan live in selama sebulan penuh dengan
biaya ditanggung oleh Universitas. Selain itu saya juga mendapat tawaran untuk
terlibat langsung untuk membantu beberapa proyek penelitian dosen. Saya terpikir
andai saja saya hanya fokus dengan kuliah saja tanpa aktif berorganisasi,
mungkin kesempatan emas yang ada bisa jadi hanya terlewatkan begitu saja.
Perlukah bekerja sambil Kuliah?
Semasa
kuliah saya selalu memastikan bahwa setiap waktu yang saya lewati dihabiskan
dengan kegiatan yang bermanfaat tapi menyelesaikan pendidikan tepat waktu juga
menjadi prioritas utama. Keadaan ekonomi keluarga yang masih belum stabil
lagi-lagi memberi saya ruang untuk berkembang menjadi pribadi yang semakin
mandiri dan jalan yang saya ambil pada saat itu adalah dengan bekerja paruh
waktu dibeberapa restoran dan sebagai MC, di kota Jogja sendiri bukan hal yang
aneh jika banyak mahasiswa yang memutuskan untuk bekerja part time. Saya belajar membagi waktu saya antara belajar,
berorganisasi, dan bekerja agar semuanya bisa berjalan lancar tapi saya harus
memiliki komitmen untuk mengerjakan semuanya dengan sungguh-sungguh.
Komitmen menentukan hasil
Meskipun
saya aktif dalam berbagai kegiatan didalam maupun luar kampus tetapi hal ini
tak membuat saya lantas mengabaikan tugas utama saya sebagai Mahasiswa, hal ini
saya buktikan dengan prestasi membanggakan bagi orangtua saya dinyatakan
sebagai lulusan terbaik yang mewakili Jurusan Akuntansi dan mendapat predikat
Karya Cendikia dari Universitas. Penghargaan ini diberikan kepada setiap
wisudawan yang memiliki IPK cumlaude, berprestasi, lulus kurang dari 4 tahun,
dan memiliki kontribusi untuk Universitas dan hanya dipilih satu orang saja
dalam setiap angkatan wisuda.
Prospek kerja lulusan
Akuntansi?
Lulusan
Akuntansi memiliki banyak sekali peluang lapangan pekerjaan baik itu di
Pemerintahan maupun perusahaan swasta, tetapi tentu saja perlu diimbangi dengan
pengalaman berorganisasi dan berbagai macam kegiatan selama kuliah. Setelah
lulus saya mencoba melamar pekerjaan di beberapa perusahaan, dengan pengalaman
organisasi dan penghargaan dari kampus saya cukup percaya diri sebagai seorang
pencari kerja. Setelah menunggu sebulan lamanya akhirnya saya mendapatkan panggilan
kerja dari sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiayaan akan tetapi
posisi yang ditawarkan bukan sebagai Akuntan ataupun di bidang keuangan sesuai
dengan bidang ilmu selama kuliah melainkan sebagai Management Trainee2 untuk mencari bibit unggul sebagai
calon pimpinan perusahaan.
Setelah
dua tahun bekerja, management menawarkan promosi jabatan sebagai Asistant Manager Compliance yang menangani regulasi yang berkaitan dengan
pemerintahan tentu saja dengan mempertimbangkan kinerja selama ini dan
background pendidikan yang dianggap mampu menunjang untuk jabatan tersebut. Setahun
setelah promosi jabatan, saya mendapat tawaran untuk bekerja di salah satu
perusahaan transportasi terbesar di Indonesia dengan posisi HR & GA yang
menangani pengemudi. Modal organisasi dan pengalaman bekerja pada Perusahaan
sebelumnya sangat membantu dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru. Kita memang
wajib memfokuskan diri untuk menyelesaikan studitepat waktu akan tetapi jangan
lupakan untuk ikut aktif dalam organisasi dan kegiatan kampus lainnya karena
itu merupakan wadah untuk terus mengembangkan diri sehingga setelah lulus
kuliah kita akan mampu bersaing dari lulusan dari Universitas manapun ketika
kita memiliki point lebih daripada yang lain.
Lahir
dari kota kecil tepian air tidak lantas mengubur semangat saya untuk bisa
melanjutkan pendidikan meskipun ditengah keadaan ekonomi keluarga yang sedang
tidak stabil tapi saya tetap yakin bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh akan memberikan hasil terbaik. Tetap semangat meraih cita-cita
dan beranilah untuk bermimpi karena segala sesuatu yang besar berawal dari
mimpi.
0 komentar