Niaamaia asked " Suatu hari, jika kau tak tau lagi sebenarnya kearah mana bintang mu itu sedang bersinar, apa yang akan kau lakukan, ?? melepaskan atau bertahan ".Selama aku bisa, aku akan bertahan. Aku akan menatap langit yang sama setiap harinya untuk memastikan dia tetap berpijar di atas sana. Dan sungguh tidak apa-apa jika sinarnya ternyata bukan untuk aku.
Aku hanya akan melepaskannya, jika dia tidak mungkin lagi untuk ku perjuangkan dan aku harus keluar dari orbitnya agar ia tenang bersama orbitnya.
Setiap orang memiliki sesuatu hal yang ingin ia dapatkan dan terus perjuangkan, beberapa mereka memiliki impian yang sama namun ada banyak juga yang berbeda, semua berputar mengitari orbitnya. Tidak semua yang kita perjuangkan ingin diperjuangkan, kamu pasti paham maksud kalimat ini. Jika itu menyangkut rasa, maka akan ada masa dimana rasa itu hanya berada di satu pihak dan pihak lainnya tidak menginginkan perjuangan mu.
Menghadiri Wisuda Sahabat tahun 2015 |
Ini adalah pesan yang masuk ke
smartphone semalam. Pesan dari seorang adik yang baru saja wisuda seminggu yang
lalu. Kebetulan sehari sebelumnya aku bertemu dan berdiskusi panjang dengan
seorang ibu tentang fase setelah wisuda.
Tentu menjadi sarjana adalah sebuah
impian para mahasiswa. Ia akan lalui berbagai rintangan dan ujian untuk dapat
merasakan bagaimana toga itu menghiasi hari bahagia itu. Wisuda adalah waktu
dimana semua kebahagian akan tumpah ruah bersama air mata yang tak akan malu -
malu menetes dari kelopak mata. Semua kebahagian terasa lengkap hari itu.
Kota Tua Jakarta |
Kala berkayuh menuju pantai, kerap bersua ragam halangan. Tidak semua
hasrat kan sampai, kadang terbentur di tengah jalan. Tapi bila kaki
telah melangkah, jangan dikenang lagi akan kembali. Walaupun tiang layar
bergerak patah, namun sebelum sampai jangan berhenti. Janganlah hati
beragak singgah karena melihat pulau indah menarik, bukan semua yang
tampak indah tahan luntur di panas terik. Bukan semua cita - cita dapat
dicapai dengan mudahnya, tapi ku yakin dibalik derita bahagia menanti
sesudahnya. Bila bintang tak jua terbit, harus tabah hati menerima.
Yakinlah bila bulan dah sabit esok lusa pasti purnama. - Lirik lagu
qasidah kesukaan Mamak, lagu yang paling sering di dengar semasa kecil.
Tak seorang pun anak yang sanggup terlalu lama berpisah jarak dengan ibu, akan selalu hadir rindu yang begitu dalam. Sebaik apapun kota tempat sang anak menetap, seramah apapun masyarakat menyambutnya, sebanyak apapun materi yang ia miliki, kasih sayang ibu tak akan ada tandingannya.
http://anaklusmvos.tumblr.com |
Karena ombak tahu kesedihan pantai. Sedikit demi sedikit, pelan-pelan
ia akan melarung tubuhnya untuk kemudian ditamparkannya ke pasir-pasir
itu; lalu memperdengarkan suara tangisan paling merdu. Dan ia tidak apa
bila harus menabrak karang dan segala yang menyakitkan, asalkan ia mampu
menggapai dan memeluk pantai yang teramat ia cintai.
Seperti yang pernah disabdakan ombak pada pantai; “ segala yang tak kauberitahu adalah dukaku, maka berceritalah; kau akan mengerti mengapa aku diciptakan.” - Kunamai bintang itu kamu
Tidak apa jika harus terluka dan terhempas oleh kerasanya karang, tak pernah ia memikirkan akan betapa perihnya menabrak karang yang begitu kokoh di pantai, semua ia lakukan untuk sampai kepada yang ia rindukan. Seperti yang pernah disabdakan ombak pada pantai; “ segala yang tak kauberitahu adalah dukaku, maka berceritalah; kau akan mengerti mengapa aku diciptakan.” - Kunamai bintang itu kamu
Lalu sang pantai bersabda, " Janganlah kau datang jika kau harus terjatuh dan menanggung beban sakit yang teramat sangat, aku tak kuasa melihat mu seperti ini "
Ombak pun kembali datang membawa segenap rindu dan cinta yang mendalam, dan kemudian kembali terhempas dalam, merobek seluruh yang ada dan menyisakan kepedihan karena pantai tak kunjung menyambutnya. Ombak pun menangis bersama angin laut yang terus berhembus. Ia tanyakan pada ikan - ikan dilautan perihal rindu yang tak kunjung berbalas, ikan - ikan pun menangis meminta sang ombak untuk berhenti menyakiti dirinya sendiri. Namun, sang ombak hanya terdiam bisa menanti kekasihnya sang pantai untuk tersenyum menyambutnya.
Bersama Ibu Dwi Endah Purwanti |
Jogja tak hanya sekedar kota, tapi juga sejuta cerita dan nilai
kehidupan yang akan selalu menemani hidup dimanapun berada, ia akan
selalu diingat dan akan terus membuat kita rindu untuk kembali. Jogja
mengajarkan kita bahwa kesuksesan bukanlah tentang materi semata
tentunya.
Bagi saya, siapapun yang lebih tua dari saya maka
mereka sejatinya adalah orang tua dan guru, ada banyak sekali pelajaran dan kisah hidup yang dapat saya pelajari. Pertemuan ini sejatinya telah lama saya nantikan, walaupun sudah cukup lama saling mengenal, alhamdulillah akhir November ini baru dapat terwujud. Kita pun berdiskusi panjang lebar ditemani kentang goreng dan coffee ala McDonald. Sungguh perjalanan hidup yang tak mudah dilalui hingga membawa beliau merantau ke tanah Medan.
Malam itu aku chatting dengan salah satu adek kelas yang sudah begitu akrab. Kita diskusi tentang kampung halaman, kegiatan, keluarga, kuliah hingga pengalaman di berbagai tempat dan kegiatan. Di akhir kita akhirnya sepakat untuk diskusi tentang betapa pentingnya menulis, terutama untuk mahasiswa Kedokteran dan Ilmu Politik. Sebagai abang aku meminta Dinda menulis apa saja agar kita masukkan ke blog bersama Aceh Singkil Berkarya sebuah blog yang kita buat untuk menampung tulisan dan karya dari anak - anak muda Aceh Singkil. Tidak mesti tulisan tentang kampung halaman, apa saja boleh asal tidak mengandung unsur SARA dan konten negatif lainnya. Tujuan utama blog ini nantinya untuk mengajak bersama - sama untuk terus menulis dan mencintai ilmu pengetahun dan media informasi atas karya dan kegiatan dari anak muda Aceh Singkil
“ Tidak ada kebahagiaan yang menandingi sebuah persahabatan, dan tidak ada yang lebih menyedihkan dari sebuah perpisahan "
Imam Syafi’i
Imam Syafi’i
Sahabat merupakan sebuah anugerah dari Allah yang begitu berharga dan akan terus saya jaga. Tulisan ini bercerita tentang persahabatan kita yang lucu, pokoknya lucu dech jika harus diceritakan seluruhnya. Walaupun begitu, selalu ada hal bermakna dari hasil diskusi yang kita jadikan project bersama. Kita sudah saling mengenal sejak masih di taman kanak - kanak, begitu katanya. Walaupun pernah satu kelas di program Kelas Inti semasa SD dan satu tim olimpiade Fisika waktu SMP, tak menjamin kita bisa akrab. Akhirnya keakraban itu terbangun saat kita sekelas di SMA, karena saya ketua kelas dan dia bendahara kita jadi sering berdiksusi tentang ide dan harapan untuk kedepannya, mulai dari sistem pendidikan, ekonomi dan yang termasuk sering dibahas adalah tentang dunia politik. Tapi, kita juga waktu membahas bagaimana kelas kita menjadi beda dari kelas yang lainnya, baik dari keuangan hingga dekorasi kelas waktu itu. Diskusi berlanjut tentang jalan perjuangan kedepan seperti apa yang ingin di capai, kebetulan waktu itu saya memang menyukai dunia sosial dan pemerintahan dan Juni menyukai dunia pendidikan dan dakwah. Akhirnya setelah kelulusan kita meneruskan jalan perjuangan sesuai mimpi dan hobi kita waktu itu, saya kuliah di jurusan Ilmu Politik dan dia di jurusan Kimia.
Di sebuah ladang terdapat
sebongkah batu yang amat besar. Dan seorang petani tua selama bertahun-tahun
membajak tanah yang ada di sekeliling batu besar itu. Sudah cukup banyak mata
bajak yang pecah gara-gara membajak di sekitar batu itu. Padi-padi yang ditanam
di sekitar batu itu pun tumbuh tidak baik.
Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu. Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah batu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar 6 inchi saja. Sebenarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat bahwa semua kesulitan yang di alaminya selama bertahun-tahun oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan cepat.
Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu. Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah batu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar 6 inchi saja. Sebenarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat bahwa semua kesulitan yang di alaminya selama bertahun-tahun oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan cepat.
Dia yang mencintai buku,
tak pernah merasa kesepian, walau sedang sendirian. Dia yang gemar membaca, tak
pernah merasa sukar, walau dikelilingi hingar bingar. - Tia Setiawati
Sebagai seorang pelajar, buku merupakan salah satu benda yang harus selalu dekat dengan kita, sebagaimana dekatnya kita terhadap smartphone. Apapun status kita, seperti mahasiswa, dosen, ibu rumah tangga atau apapun itu, buku harus selalu dekat dan menjadi bagian dari hidup.
Jika ada yang bertanya apa yang sulit untuk
saya berikan kepada orang lain ?
Bersama Anak - Anak Meulingge |
Pulau Aceh, nama yang tak asing sejak
beberapa tahun lalu. Nama itu begitu jelas terekam di memori ketika kakak
sepupu menikah dengan salah satu pemuda Pulau Aceh yang telah. Seiring perjalanan waktu, rekaman tentang pulau ini pun hilang begitu saja
sejak aku mulai disibukkan dengan dunia kampus. Sebetulnya aku malu menuliskan kisah ini,
kisah yang seharusnya sudah dimulai sejak aku menjadi mahasiswa baru. Kisah
yang menceritakan tentang sebuah pulau yang secara geografis sangat dekat,
bahkan dapat dipandang dengan mata telanjang dari ujung kota Banda, namun serasa
jauh di hati. Meski demikian, sore ini kucoba untuk mengetikkan kisah ku tentang sebuah pulau di ujung barat
negeri ini.
Mbak Silvia, gadis Batu Malang yang dahulu
sempat kuliah di kedokteran Brawijaya namun karena tidak cocok ia pun memilih
pindah ke jurusan kedokteran hewan. Tiga bulan yang lalu kita sama - sama ikut
Direct Assesment dan gagal, hanya tiga orang dari kelompok kita yang lulus dan
kini sedang menjalani pendidikan. Kemudian berdiskusi panjang lebar untuk
rencana selanjutnya, saya fokus melanjutkan kuliah dan beliau mengikuti DA di
Pencerah Nusantara dan melanjutkan usaha keluarga. Karena belum ada calon maka
beliau akhirnya memutuskan untuk bareng melanjutkan kuliah, kadang aku cerita
tentang Pulau Banyak dan Aceh dan ia cerita tentang lanjut kuliah ke luar dan
pernikahan. Kadang ketawa juga karena aku merasa belum cukup umur bahas
pernikahan hehe. Akhirnya karena usia kita pun tes untuk melengkapi semua
berkasnya.
Mahasiswa Aceh Singkil di Yogyakarta ; Keberagaman Yang Menyatukan
By Si Anak Rimo - November 01, 2016
Kampung halaman bukan cuma
soal akta kelahiran. Kampung halaman seperti tugu peringatan, betapa selalu ada
asal di setiap kehidupan. Kampung halaman menjadi titik pijak kemana pun
akhirnya kita beranjak, mereka yang paham arti berbakti tak akan lupa dari mana
mereka menjadi. - Najwa Shihab.
Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota budaya, tetapi juga sebagai kota pelajar, seniman, museum dan gudeg. Ada ratusan kampus dan lembaga pendidikan di provinsi yang memiliki luas 3.185,80 km2, sebuah provinsi yang mungkin sedikit lebih luas dari Aceh Singkil pasca pemekaran yang memiliki luas 2187 km2. Mungkin salah satu faktor kunci kemajuan di sini adalah karena begitu banyaknya akses untuk mendapatkan pendidikan. Sebagai kota pelajar, Yogyakarta dapat dikatakan sebagai miniatur Indonesia. Ribuan anak muda dari berbagai daerah merantau ke kota ini, mulai dari Sabang hingga Merauke. Melihat begitu banyaknya mahasiswa yang belajar disini, pemerintah provinsi dan kabupaten dari berbagai daerah membangun asrama sebagai bentuk dukungan dan program untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah asal, tak terkecuali Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil.