Gudang Buku Murah Jogja |
Sebenarnya selama
di Jogjakarta saya hanya berniat main ke gramedia, namun tempat sederhana ini
memberikan saya gambaran betapa dibalik persahabatan yang terus terjaga selalu
ada kebaikan yang ditularkan. Gudang bukunya jauh lebih murah dari gramedia berkali lipat lo, bahkan sampai aku bingung membawa pulang buku - buku yang sudah dibeli.
Cerita kenapa
saya bisa sampai ketempat ini dimulai dari diskusi kita di sebuah café. Kemarin,
saya ketemuan dengan salah satu sahabat saya dari Jambi yang saat ini mengambil
S2 di Ekonomi UGM, persahabatan kami dimulai saat sama – sama di Kediri tahun
2016 lalu. Kebetulan dia kos di
Kaliurang dan kita pun memutuskan untuk ngopi di cafe Antologi di Kaliurang KM
5,5, kebetulan dekat dengan rumah Mas Anies di Yogya. Diskusi kita itu dimulai
dari tentang cerita studi ekonomi dan perkembangan ekonomi, managemen keuangan
daerah tempat dia melakukan penelitian, pilpres, cerita saya di dunia kerja dan
cerita tentang teman – teman sekelas yang pada nikah dan melanjutkan studi.
Diskusinya seru dan hangat banget, Indah juga bercerita tentang bagaimana kondisi Jambi, terutama dunia pendidikannya. Diakhir diskusi
saya memberitahu bahwa saya punya mimpi untuk membuka perpustakaan pribadi dan
perpustakaan jalanan di kampung halaman, ingin Miss Indah Sophyah langsung
memberitahu bahwa ada satu tempat yang akan membuat mu terkejut Mas, gudang
buku itu murah banget lo, bahkan waktu saya kemarin kesitu ada buku yang
harganya 1000 sampai dengan 5000. Sebetulnya dia bersedia menemani ke gudang
buku, namun aku memilih pergi sendiri saja dengan teman karena aku tau aku bisa
seharian di gudang tersebut nantinya, pasti yang menemani akan bosan nantinya.
“ Mas, nanti
kalau ke gudang buku itu kamu hati – hati pas milih buku, karena bukunya
bertumpukan tinggi gitu, kalau salah senggol bisa ketimba dan tertutup badan
sama buku – buku itu, tapi saya lupa nama tempatnya Mas “ Kata Indah.
“ Serius Mbak, kalau
harganya segitu bisa tidur di gudang buku aku nantinya ‘, kataku sambil jalan
pulang ke parkiran.
Sebelum pulang ke
kos, kita pun memutuskan untuk silaturahmi dulu ke rumah Mas Anies Baswedan
yang pas dekat banget tempat ngopi kita, kebetulan Mas Anies sedang banyak
banget kerjaan di Jakarta ngurusin Asian Games, Ibu Mas Anies juga selalu di
Jakarta jika tidak ada hal penting di Yogyakarta, kita pun ketemunya Cuma sama
Mikail, anak Mas Anies yang kuliah di UGM. Kata Indah, dia sering pulang ketemu
Mikail, seringnya sih jalan kaki atau naik gojek.
Akhirnya setelah
berkali kali putar di kota sesuai arahan dalam coretan di kertas, kita belum
juga menemukan, ternyata kita salah pengertian karena ada dua nama tempat kunci
yang sama. Alhamdulillah banget bisa sampai ke gudang itu, walaupun awal - awalnya agak ragu sih.
Ketika saya
sampai di gudang buku tersebut, kita sedikit ragu sih karena benar – benar tidak
memberikan gambaran bahwa tempat ini akan banyak buku. Ternyata benar, di dalam
itu buku itu banyak banget dan kita sampai bingung harus memulai membaca buku
dari sudut mana. Aku pun berburu dengan waktu sambil berputar memilih buku, aku
tak sempat membaca sampul buku karena waktu yang mepet, hanya melihat judul dan
langsung ambil. Aku masih belum percaya bisa menemukan tempat seperti ini, bagi saya tempat seperti ini bagaikan surga kecil yang membuat kita selalu ingin berkunjung ke tempat itu.
Sebenarnya agak
gugup juga sih pas dalam gudang, karena hanya ada aku, Afrijal sih dia mencari
buku diruang lain yang ketika dipanggil pun tidak terdengar. Aku memilih
beberapa ratus buku, mulai dari buku tentang pernikahan dan membangun rumah
tangga, mengasuh buah hati, politik, pemerintahan, pelajaran anak SD hingga
novel dll. Ada kisah yang menginspirasi dari Kak Wanti, Alumni Pengajar Muda penempatan Aceh Utara, dia mengumpukan buku - buku tentang pernikahan dan rumah tangga padahal saat itu dia masih berstatus single. Kita harus mempersiapkan rumah tangga kita nanti dengan baik, begitu katanya.
Saat membayar
sengaja aku berbisik ke Afrijal dan bilang “ kita keluarkan saja dulu sekitar
50an buku, jadi nanti kalau mahal yang sisanya ngak usah kita ambil “. Kalau
benar – benar murah baru kita ambil semuanya Jal. Kita pun terkejut saat
membayar, ada buku yang harga 2 ribu, 4 ribu dan 5 ribu dan kayaknya paling
mahal 10 ribu. Gile bener ini jal bisik ku sambil senyum untuk mengambil buku
sisa di belakang gudang. Afrijal saja memilih
13 buku bagus yang lumayan tebal hanya habis 71 ribu.
Oa aku hampir lupa menuliskan alamat gudang buku ini, kata Mas nya sih ini gudang kecil dan ada yang gudang lebih besar lagi sebesar parkiran Bus gede. Alamatnya di jalan Veteran, dekat dengan kampus UAD 3, ngak kelihatan seperti gudang buku sih, cuma pas kamu datang tandanya ada bengkel di samping rumah itu ya. Setelah semua buku dibayar, dipacking dalam kardus yang disediakan penjual. Jangan malu bertanya nantinya ya, karena tempatnya tidak akan memberikan gambaran kalau di dalam itu banyak buku lo.
Karena tidak mungkin kami bawa naik motor, jadi kita pulang naik Go Car sih. Akhirnya aku sadar bahwa semua buku – buku tidak bisa dibawa pulang, karena jumlahnya yang tidak mungkin dibawa. Semua buku itu pun akan tinggal di Jogja dan akan dikirimkan lewat PM Toh nantinya bersama buku – buku saat masih di Jogja dahulu yang belum terbawa pulang semuanya.
Gudang Buku tampak dari depan |
Oa aku hampir lupa menuliskan alamat gudang buku ini, kata Mas nya sih ini gudang kecil dan ada yang gudang lebih besar lagi sebesar parkiran Bus gede. Alamatnya di jalan Veteran, dekat dengan kampus UAD 3, ngak kelihatan seperti gudang buku sih, cuma pas kamu datang tandanya ada bengkel di samping rumah itu ya. Setelah semua buku dibayar, dipacking dalam kardus yang disediakan penjual. Jangan malu bertanya nantinya ya, karena tempatnya tidak akan memberikan gambaran kalau di dalam itu banyak buku lo.
Karena tidak mungkin kami bawa naik motor, jadi kita pulang naik Go Car sih. Akhirnya aku sadar bahwa semua buku – buku tidak bisa dibawa pulang, karena jumlahnya yang tidak mungkin dibawa. Semua buku itu pun akan tinggal di Jogja dan akan dikirimkan lewat PM Toh nantinya bersama buku – buku saat masih di Jogja dahulu yang belum terbawa pulang semuanya.
Beginilah
kekuatan silaturahmi, satu kebaikan akan terus berkembang menjadi kebaikan –
kebaikan lain, saling bertukar informasi, bertukar semangat dan ide, hingga
saling berbagi pengalaman untuk menghadapi tantangan kemajuan zaman yang terus
berubah. Hal seperti inilah yang membuat aku selalu meninggalkan sepotong hati
ku di kota ini, setiap sudut kota dan kegiatan selalu bisa menjadi satu tulisan
“ catatan “ kecil untuk dibaca di hari esok untuk mengingatkan akan moment di
masa lalu.
Aku berpikir andai saja aku tidak bertemu dengan Indah, tentu aku tidak akan menemukan tempat ini, dan andai aku tidak bercerita tentang impian ku tentu Indah juga tidak akan dapat memberi gambaran tentang tempat - tempat terbaik yang harus dikunjungi. Terima kasih atas pertemuannya, dan pertemuan kita Insya Allah akan tetap terjaga andai berada di kota yang sama. Semoga suatu saat saya dapat berkunjung ke Jambi, melihat dan merasakan minuman khas Jambi sambil berdiskusi.
Selamat Berkunjung ke gudang buku ini, pokoknya saya sangat rekomendasikan banget tempat ini untuk dikunjungi.
Aku berpikir andai saja aku tidak bertemu dengan Indah, tentu aku tidak akan menemukan tempat ini, dan andai aku tidak bercerita tentang impian ku tentu Indah juga tidak akan dapat memberi gambaran tentang tempat - tempat terbaik yang harus dikunjungi. Terima kasih atas pertemuannya, dan pertemuan kita Insya Allah akan tetap terjaga andai berada di kota yang sama. Semoga suatu saat saya dapat berkunjung ke Jambi, melihat dan merasakan minuman khas Jambi sambil berdiskusi.
Selamat Berkunjung ke gudang buku ini, pokoknya saya sangat rekomendasikan banget tempat ini untuk dikunjungi.
1 komentar
makasih atas infonya, dan jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2PQsuvl
ReplyDelete