Kembali Ke Jogjakarta

By Keumala Bangsa - August 25, 2018


Jogja tak hanya sekedar kota, tapi juga sejuta cerita dan nilai kehidupan yang akan selalu menemani hidup dimanapun berada, ia akan selalu diingat dan akan terus membuat kita rindu untuk kembali. Jogja mengajarkan kita bahwa kesuksesan bukanlah tentang materi semata tentunya.

Siapa yang tidak rindu dengan Kota Jogja ?

Aku yakin siapapun yang pernah pergi ke Kota Gudeg ini pasti rindu untuk kembali ke kota ini. Berapa lama pun mereka di Jogja waktu itu, walau hanya beberapa hari atau seminggu, apalagi bertahun - tahun. Kota ini selalu saja meninggalkan sepotong hati pengunjungnya agar selalu teringat dengan kota ini, termasuk aku. Jogja selalu memiliki tempat dalam hati dan pikiranku saat ini.


Hari ini kami berlima berangkat ke Yogya, Aku, Yai, Asbullah, Bang Huan dan Bang Edi. Perjalanan kita ini tidak dalam acara resmi kok apalagi acara kenegaraan. Kebetulan saja ada kegiatan yang bisa membuat kami pergi bareng untuk berkumpul dengan adik - adik mahasiswa Aceh Singkil di Yogyakarta, sekalian kita mau jalan ke Festival Dieng. Perjalanan kita mulai dari Rimo menuju Medan untuk istirahat sejenak di rumah Tante Timme, kita tidak mungkin langsung ke bandara karena jadwal di tiket kita pukul 16.00 Wib.

Sebenarnya perjalanan ini banyak cerita lucunya, karena semua yang berangkat ingin flashback akan cerita sewaktu kita masih di Jogja dulu. Aku sih ke Jogja untuk refreshing menenangin pikiran yang sedikit pusing karena beban kerja, sekalian juga ambil buku yang tinggal di asrama waktu itu. Kalau ditanya sama Bang Edi, dia sih katanya pengen banget pangkas, kalau aku sih pengen beli dompet sekalian pijat, kalau Asbul pengen beli cabe untuk usaha Ayam Prekbulnya, Yai pengen beli sendal, dan bang Huan pengen beli sesuatu juga, tapi ini cuma cerita lucunya saja sih, karena kita juga melakukan perjalanan ke Jogja ini untuk kegiatan bermanfaat kok.


Sebenarnya aku juga baru balik dari Jogja itu bulan 2 yang lalu, cuma waktu itu aku sedang dalam tugas sehingga tidak bisa bebas seperti saat ini. Ya hotel lalu ke tempat acara dan rumah makan lalu balik ke Aceh. Ketemuan dengan teman - teman juga tidak bisa waktu itu, karena setiap waktu wajib stanb by dan melekat bersama pimpinan.

Setibanya di Bandara Adi Soecipto, banyak pembangunan baru sih yang terlihat mulai dari pintu masuk hingga bangunan di luar dari bandara. Bandara baru memang sedang akan dibangun kok, dan karena belum selesai maka bandara ini tetap digunakan. Pas laper banget karena kami tidak makan dari sore, langsung saja meluncur ke SS " Super Sambal ", tempat makan langganan mahasiswa atau keluarga, Bang Edi sampai berkeringat karena pedas banget sambal yang dipesannya. 


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar