Gramedia : Mimpi dan Harapan yang Hidup

By Keumala Bangsa - August 13, 2018

Melepas rindu di Gramedia
Kita membaca untuk mengetahui bahwa kita tidak sendirian. Semoga Allah memudahkan jalan kita agar secepatnya kita dapat menghabiskan waktu bersama mencari buku - buku kesukaan mu. 
- Si Anak Rimo

Tak tau kenapa, Gramedia selalu meninggalkan sepotong rindu setiap kali aku meninggalkan gedung itu. Ada yang sebenarnya aku sedihkan tentang gramedia ini, kenapa saat aku sudah selesai kuliah dan tidak tinggal di Banda Aceh, surga kecil ini hadir ? Andai saja sejak dulu bangunan ini sudah berdiri, setidaknya aku punya tempat tongkrongan setiap waktu. So, apapun itu aku kini begitu bersyukur telah ada Gramedia di kota Banda Aceh. 


Aku mau cerita ni tentang satu kisah yang tetap hidup dan selalu terkenang sampai sekarang. Jauh sebelum mengenal Gramedia, sebenarnya aku punya satu tempat favorit untuk menghabiskan waktu disela - sela jam kuliah yang terkadang banyak kosong. Tempat itu sampai saat ini masih berdiri, Gudang Buku. Sebuah toko buku di deretan toko di darussalam, tepat di depan Bank Aceh waktu itu. Oa aku lupa memberitahu kapan sih aku tinggal di Banda Aceh, aku jadi mahasiswa mulai tahun 2010 hingga 2015 akhir dan melanjutkan perjalanan hidup ke Yogyakarta. 

Seberapa berartinya sih Gudang Buku itu buat ku ?

Gudang Buku menjadi salah satu tempat terpenting di Banda dan menjadi salah satu yang paling berpengaruh dalam perjalanan mimpi hidup ku. So ? Aku punya beberapa kebiasaan aneh sih, kalau lagi banyak pikiran biasanya selalu beli buku, kalau lagi bahagia juga biasanya beli buku, dan kalau nunggu jam kuliah biasanya di gudang buku sebagai tempat transit, anehnya itu tau ? Aku itu orangnya paling ngak enakan kalau udah masuk dan tidak membeli apa - apa. Kadang duit tinggal 30 ribu, pasti beli buku juga, walaupun sampai rumah pusing tujuh keliling memikirkan uang yang sangat tipis.

Sebagai anak kos, harusnya aku bisa lebih bijak mengatur duit kiriman dari kampung. Jujur, untuk membentengi diri dari godaan buku - buku kala itu aku tak kuat sih, walaupun dompet juga menjerit kala itu. Lantas, dimana sih letak istimewanya tempat itu ? 

Mungkin toko ini menjadi tempat yang tepatbanget untuk mahasiswa seperti ku waktu itu, kiriman jajan pas - pasan tapi punya nafsu beli buku yang gede. Menurut ku sih toko ini murah banget ya, kadang ada yang harganya 5 ribu, 20 ribu, 10 ribu dan biasanya buku paling mahal yang aku beli itu maksimum 50 ribu. Mana sanggup aku beli buku dengan harga lebih dari itu. Sangking seringnya aku bermain di Gudang Buku, aku sampai hafal letak susunan buku disana.

Eh, kok jadi ceritain Gudang Buku ya. Pokoknya tempat itu menjadi salah satu tempat yang paling aku rindukan. Cup.

Terus gramedia ? 

Tempat harapan dan impian itu ku pupuk. Aku ingat banget pas di Jogja itu, Gramedia sering banget mengadakan bazar  buku atau diskon besar - besaran, walaupun masih anak kos, aku lebih gila lagi bertaruh untuk menghabiskan seluruh uang ku untuk membeli buku, Aku benar - benar tidak tahan melihat buku buku bagus yang dijual sangat murah banget lo. Serius murah banget. 


Kapan lagi aku bisa menikmati tumpukan buku dengan berbagai judul buku keren yang dibandrol sangat murah. 

Aku sih punya impian. Suatu saat nanti aku menghabiskan waktu bersama istri ku kelak berkeliling menyisir setiap sudut gramedia sambil membantunya memilih dan mengambilkan buku di rak - rak yang sulit dijangkaunya. Apalagi bisa bersama anak nantinya, aku mengendong anak dan ia mencari buku kesukaan kami berdua. Ya Allah, fabiayyiala irabbikuma tukazziban !!

Kebetulan Agustus ini aku ada tugas yang mengharuskan ke Banda Aceh, menghadiri pembukaan PKA - 7 yang dilaksanakan setiap 4 tahun sekali. Ya, sambilan saja aku ke Gramedia mencari buku " Sebuah Buku Untuk Bersikap Bodo Amat " karya Mark Manson. Bukunya cocok banget dengan kondisi ku saat itu yang sedang dipenuhi beban kerja yang tidak habis - habis. 

Selain menjadi tempat mencari buku, toko buku selalu menjadi tempat ku menghabiskan waktu untuk menjaga agar mimpi - mimpi dan kecintaan ku terhadap dunia pendidikan terus terjaga. Aku sadar, aku butuh banyak sekali asupan semangat dan inspirasi untuk bisa betah di kampung halaman, sehingga setiap berada di kota - kota besar selalu ku manfaatkan untuk mencari gramedia, walaupun hanya membeli satu dua buku murah. Romantis banget kan jika berdua berjalan di gramed sambil pura - pura bingung mencari buku. 

Terus Gudang Buku itu selalu menjadi tempat bertemu dengan teman - teman, biasanya kalau janjian pasti jemputnya di Gudang Buku, atau ketemuan di depan toko itu. Alasannya sih sambil menunggu aku bisa membaca beberapa buku, walaupun niatnya membaca buku, ujung - ujungnya pasti membeli buku juga sih.

Jika pun kunjungan ku ke gramed tidak membeli buku, setidaknya aku sudah menuntaskan kewajiban untuk cuci mata akan sesuatu yang indah dan bermanfaat, karena mereka juga punya hak yang harus aku turuti. Semoga kebiasaan betah di toko buku dan mimpi ini terus terjaga, seperti aku menjaga cinta ku pada mu. Oa, saat ini aku sedang gencar - gencarnya berburu bazar buku, niatnya untuk persiapan memiliki pustaka pribadi yang kelak akan menjadi tempat belajar bersama dengan istri dan siapa yang ingin berkunjung sih. Makanya aku fokus membali buku dulu, walaupun tetap meluangkan waktu yang banyak untuk membaca setiap buku.

Selamat istirahat dan menikmat udara malam yang sejuk.

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar