Kumpulan Ide #1 : SMA Unggul dan Kemajuan Pendidikan Aceh Singkil
By Si Anak Rimo - May 25, 2018
SMA Del di Toba Samosir
Kita
percaya bahwa setiap orang pasti menginginkan manfaat dunia pendidikan dapat
dirasakan oleh semua anak bangsa, apapun latar belakangnya. Sejak kecil, ada
satu dunia yang selalu melekat dalam setiap fase hidup yang terus berubah,
dunia yang mengubah pola pikir dan menumbuhkan mimpi yang tinggi untuk masa
depan yang lebih baik.
Ada
satu ungkapan yang mengatakan bahwa kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah
manusianya, bukan sumber daya alamnya. Kita sering lupa bahwa ungkapan inilah
yang menjadi kesadaran utama para pemimpin di berbagai belahan dunia, terutama
pemimpin yang berasal dari daerah dan negara yang terbatas sumber daya alamnya.
Kalau kita renungkan, ungkapan tersebut tidaklah salah. Coba lihat saja Negara
Jepang, Singapura, Korea Selatan lainnya. Memang, mereka tidak memiliki sumber
daya alam yang melimpah –sebagaimana yang dimiliki Indonesia, namun nyatanya
mereka mampu menjadi negara maju dan menjadi salah satu ‘raksasa’ ekonomi
dunia.
Ada
yang percaya bahwa untuk membangun sebuah bangsa yang maju dan besar dibutuhkan
infrastruktur yang memadai, ada yang menganggap bahwa untuk mewujudkan bangsa
yang maju harus membangun pemerintahan yang bersih terlebih dahulu, ada juga
yang percaya bahwa untuk mewujudkan bangsa yang besar dan maju harus membangun
kualitas manusianya terlebih dahulu, yakni dengan mendidik penduduknya tersebut
dengan pendidikan yang berkualitas. Apapun itu semua tak ada yang salah. Semua
negara maju memiliki focus pembangunan terhadap dunia pendidikan, terutama
kualitas para pengajar di sekolah dan kampus di negaranya.
Pendidikan
Aceh Singkil
Saya
yakin kita semua percaya bahwa pendidikan merupakan salah satu hal terpenting
dalam membangun suatu daerah. Aceh Singkil sebagai kabupaten yang letaknya
sangat jauh dari ibukota provinsi ternyata berdampak terhadap aspek dunia
pendidikan di daerah ini. Jika kita boleh jujur, dunia pendidikan di Aceh
Singkil mengalami ketertinggalan dari Ibukota Provinsi Aceh dan kabupaten lain.
Ada banyak faktor sih yang mempengaruhi kenapa daerah kita mengalami
ketertinggalam dalam mutu pendidikan, mulai dari akses informasi yang terbatas,
kualitas pengajar, managemen kepala sekolah, dukungan pemerintah, serta sarana
dan prasarana, dan banyak faktor lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan.
Kita meyakini bahwa mencerdaskan anak bangsa merupakah amanah dari konstitusi
republik ini. Tak hanya menjadi tugas pemerintah semata, tetapi juga menjadi
tanggung jawab swasta, masyarakat, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Membangun
dunia pendidikan tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain membutuhkan biaya yang besar, juga membutuhkan
waktu yang panjang dan ada banyak faktor yang harus diperhatikan, salah satu
faktor yang ingin kita ceritakan dalam tulisan ini adalah kurangnya perhatian
keluarga terhadap pendidikan anak serta kehadiran sekolah yang membentuk
karakter pembelajar sejati.
Keluarga merupakan sekolah terkecil yang seharusnya memberi kontribusi terhadap kemajuan pendidikan anak. Jika kita boleh jujur, majunya suatu daerah disebabkan besarnya perhatian keluarga dan lingkungan terhadap pendidikan. Ada persepsi di tengah masyarakat bahwa jika anak telah berangkat ke sekolah, maka tugas orang tua telah selesai dan menyerahkannya kepada dewan guru di sekolah. Padahal kita mengetahui bahwa ada lebih banyak waktu anak bersama keluarga dan lingkungan ketimbang di sekolah. Sekolah yang unggul dan berkualitas akan menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan memiliki kompetensi global serta memiliki karakter yang kuat dalam menghadapi kemajuan zaman. Hampir seluruh kabupaten / kota di Indonesia memiliki sekolah unggulan untuk mencetak generasi penerus. Jika Aceh punya Modal Bangsa, Banda Aceh punya Fatih Billingual dan Fajar Harapan, Meulaboh punya Wira Bangsa dan banyak lagi daerah lain yang memiliki sekolah unggulan seperti SMA Taruna Nusantara yang dimiliki Republik ini.
Ini
adalah gambaran SMA Taruna Nusantara. Sekolah ini lahir dengan visi luhur yaitu
untuk membangun sekolah yang mendidik manusia - manusia terbaik dari seluruh
Indonesia dan menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan cita - cita para
Proklamator. Sekolah ini diharapkan menjadi kawah untuk melahirkan calon
pemimpin bangsa kedepannya. Awal perkenalan dengan sekolah ini waktu tahun 2005, waktu itu Ayah masih Kepala Sekolah di SD Tulaan, dan salah satu murid beliau adalah anak Bapak Wakapolres. Suatu ketika beliau pamit untuk pindah tugas dan berdiskusi panjang tentang rencana pendidikan anak beliau yang biasa dipanggil Oval. Beliau bertanya sudah kelas berapa dan kemana rencana setelah ini, saya pun menjawab ingin ke Banda Aceh. Beliau menyarankan agar masuk di Sekolah Taruna Nusantara saja, dijamin sistem pendidikannya sangat baik. Namun, untuk bisa masuk di sekolah terbaik tersebut ada seleksi yang sanagat ketat. Sejak saat itulah aku mulai mencari tahu terus tentang sekolah yang pernah beliau ceritakan.
Tentu
kita juga memahami kondisi daerah kita yang tidak memiliki anggaran sebesar
daerah lain dan kita juga tidak mengharapkan sekolah unggulan itu sebagus
sekolah Taruna Nusantara di Magelang atau Modal Bangsa di Aceh. Setidaknya
sistem belajar dan kualitas guru di sekolah unggul ini tidak jauh tertinggal
dengan guru di sekolah unggul daerah lain. Saya jadi teringat satu potongan
penyampaian Mas Anies yang kala itu bercerita tentang Indonesia.
Ia mengatakan bahwa anak yang memiliki kemampuan luar biasa jika dibina dengan cara yang biasa maka anak tersebut akan menjadi pribadi yang biasa saja. Berbeda jika ada seorang anak yang memiliki kemampuan biasa saja dan dibina terus dengan cara – cara yang luar biasa maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa. Sebenarnya potongan ini waktu itu untuk menggambarkan tentang Indonesia yang memiliki segala macam sumber daya untuk menjadi negara yang luar biasa, namun karena di kelola dengan cara yang biasa sehingga menjadi negara yang biasa saja.
Saya melihat ada banyak sekali generasi muda di Aceh Singkil yang memiliki kemampuan akademik yang baik. Pernah dalam satu kegiatan, Bapak Yarmen Dinamika seorang putra Aceh Singkil yang saat ini berkarir di Banda Aceh mengatakan bahwa harusnya anak Aceh Singkil itu memiliki kemampuan lebih dibanding anak daerah lain di Aceh ini. Saya katakan ini karena anak kecil di Aceh Singkil itu rata - rata sudah menguasai 3 sampai 4 bahasa daerah. Ini menjadi salah satu faktor bahwa anak - anak Aceh Singkil tidak kalah dalam hal kualitas.
Membangun sekolah impian ini tentu butuh banyak biaya, tetapi investasi dalam dunia pendidikan sejatinya akan memiliki dampak nyata yang akan lebih besar, namun butuh waktu penantian untuk melihat hasil pendidikan itu. Dengan otonomi daerah yang semakin luas diberikan pemerintah pusat kepada daerah dalam mengurus rumah tangganya, tentu ini menjadi salah satu pijakan kita untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menghadirkan sekolah berkualitas dengan melihat keariafan lokal yang ada. Biasanya sekolah unggul itu terbatas dan tidak memiliki jumlah siswa sebanyak sekolah biasa.
Kita coba menuliskan sedikit, Sekolah unggul ini kita harapkan hadir satu untuk sekolah menengah pertama dan satu lagi untuk menengah atas. Tujuannya agar mereka yang telah dididik di sekolah menengah pertama dapat kembali mengikuti tes untuk sekolah unggul menengah atas di daerah. Satu tingkatan dibagi menjadi dua kelas yang terdiri dari 25 anak setiap kelasnya, sehingga untuk satu angkatan sekolah unggul hanya memiliki 50 siswa / siswi. Siswa - siswi ini berasal dari setiap kecamatan yang ada di Aceh Singkil. Selain penyeleksian berdasarkan kemampuan akademik dan karakter, kuota daerah harus tetap dipertimbangkan. Kenapa itu perlu ? Karena kualitas pendidikan di beberapa kecamatan saja berbeda dan kita tidak ingin menyamakan kualitas pendidikan di kota dan di pedalaman. Misal pembagian kuota berdasarkan jumlah penduduk di kecamatan, dan memberikan kuota untuk bersaing kepada seluruh generasi muda lainnya di luar kuota kecamatan. Walaupun berlaku sistem kuota, standart kelulusan harus tetap dijalankan dengan seleksi yang ketat, sehingga siswa yang diterima tidak sembarangan.
Mereka yang diterima tentu bukanlah anak sembarangan, melainkan generasi terbaik setiap daerah yang memiliki keahlian dan kemampuan yang berbeda pada setiap anak. Dengan sistem yang ekstra dan pola pengasuhan, anak - anak ini dibina dengan disiplin yang tinggi di asrama dengan jam belajar yang tinggi. Selalu ada evaluasi terhadap proses belajar peserta didik, sehingga mereka yang memang tidak mampu akan kesulitan mengikuti pendidikan. Tentu nanti akan ada yang mengatakan pasti ada banyak anak pejabat yang diluluskan, proses seleksi dan pendidikan yang extra akan menjawab sendiri. Karena jelasnya sistem kuota dan proses belajar yang extra akan melakukan seleksi alam sendiri.
Dalam pendidikan mereka akan belajar banyak hal untuk meningkatkan sumber daya manusia terbaru dalam menghadapi tantangan globalisasi. Andai provinsi mengirimkan undangan untuk berbagai macam perlombaan, seperti debat, karya ilmiah, puisi, penelitian, olimpiade dll. Anak - anak ini telah siap untuk mengikuti tanpa ditraining dalam waktu yang lama, jika pun dibina hanya dalam waktu yang singkat karena selama setahun lebih mereka telah dibina dengan ekstra di sekolah oleh pengasuh dan guru.
Setiap
tahun sekolah ini melahirkan 50 putra terbaik untuk bersaing di tingkat
nasional dalam memasuki kampus dan sekolah kedinasan yang ada. Ini akan
melahirkan suasana pendidikan yang saling berkompetisi memperebutkan prestasi
antar sekolah, dan memberikan contoh kepada sekolah lain tentang sistem
pendidikan. Di akhir tulisan ini, ada satu pesan yang dapat memberikan gambaran
tentang Aceh Singkil 30 tahun kedepan, yaitu lihat saja bagaimana kualitas
pendidikan generasi mudanya. Mari kita jawab di lubuk hati kita masing -
masing. Beberapa tahun nanti setelah semua selesai, mereka akan kembali dengan ilmu dan bekal pendidikan yang baik untuk membangun daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga harus mensosialisasikan bidang apa yang menjadi fokus pembangunan kedepannya dan berbagai permasalahan yang dihadapi agar generasi muda juga berusaha untuk turut andil dalam membangun kampung halamannya.
Kenapa
kita percaya akan kemajuan dunia pendidikan di Aceh Singkil, selain kita juga
mempunya desain pembangunan tentang sekolah unggul yang saat ini sudah ada,
yaitu bangunan sekolah yang ada di belakang Kodim 0109 / Aceh Singkil, lalu
karena kita masih memiliki banyak pemuda, masyarakat, guru, pegawai, keluarga
dll yang siap hadir dalam membangun kampung halamannya menjadi lebih baik.
Walaupun mereka berjumlah sedikit tapi suatu saat mereka akan bertambah semakin
banyak dan akan menjadi sinar dalam ikhtiar pembangunan kedepannya.
1 komentar
Wuah, keren. aku belum pernah ke Aceh Singkil sih.
ReplyDeleteSemoga semakin banyak pemuda-pemudi asal Aceh Singkil yang mampu menggerakkan perekonomian Aceh. Bahkan kalau perlu, Indonesianya. Aamiin