Sarjana Berbagi Cerita #8 : Jurusan Agronomi

By Si Anak Rimo - June 19, 2019



Agro-ekonomi… Agronomi! “Jurusan yang pas banget nih”, berkata sendiri aku dalam hati. Dengan mantap dan tanpa kepo ke kakak kelas dan internet langsung memilih jurusan itu sebagai tangga menuju impianku. Tapi… tapi….

Di hari pertama orientasi mahasiswa, aku baru tersadar dengan terheran-herannya bahwa agronomi jauh dari ekonomi. Hahaha *ngetawain diri sendiri* Singkat cerita, ditariklah sebuah kesimpulan bahwa kalau mau masuk jurusan seputar bisnis, manajemen, atau ekonomi tapi tetap berkecimpung di dunia pertanian, jurusan yang paling tepat adalah Agribisnis bukan Agronomi.

Sehingga, untuk empat tahun ke depan sudah dipastikan kalau praktikum yang bakal dilakukan bukan di ruangan AC dengan banyak angka, tapi di tanah lapang di bawah terik matahari dengan banyaknya semut, cacing, nyamuk, dan rumput liar. Satu yang pasti adalah seorang lulusan jurusan Agronomi kulitnya akan tambah gelap.
Di jurusan Agronomi, para lulusannya akan dibekali ilmu bercocok tanam tanaman pokok di Indonesia seperti padi, jagung, tebu, sawit, teh kopi, coklat, buah-buahan, sayur-sayuran, dan (kalau tertarik) tanaman hias.

Kita akan lebih paham tentang cara menanam setiap tanaman karena tanaman memiliki kebutuhan cahaya, suhu, air, nutrisi yang berbeda-beda. Dan… ahli agronomi (agronom) tuh jagonya ya ngatur yang begituan. Sehingga para agronom masa depan diharapkan dapat mengelola faktor eksternal (lingkungan dan teknologi) dan internal (tanaman itu sendiri) untuk mendapatkan hasil produksi (panen) yang maksimal.

Calon Petani Masa Depan

Mari kepoin mata kuliah apa aja yang akan dipelajari di jurusan Agronomi…
Di Agronomi kita akan belajar ilmu tanaman (fisiologi, genetik, dan mikrobiologi tanaman), ilmu tanah, pra- dan pasca-panen, irigasi, manajemen tanaman, dan ilmu gulma. Intinya semua tentang bagaimana menjadi petani yang dapat menggabungkan teknologi dan sumber alam yang dimiliki untuk bisa menghasilkan produksi yang maksimal tanpa merusak alam.
Selain itu, kita juga belajar tentang mesin-mesin pertanian seperti traktor, bajak, pemipil jagung, dan lainnya. Kita juga belajar mengenai ekspor dan impor komoditas pertanian, proses karantina tanaman, hingga bioteknologi tanaman dengan pendekatan pertanian di masa depan.

Secara teknikal, mahasiswa jurusan Agronomi akan sering merasakan bahagianya ngitungin anakan padi, jumlah hama, mencangkul, nyabutin rumput, dan merasakan bahagianya berkumpul dengan para petani untuk belajar langsung dari beliau-beliau. Memori HP akan penuh dengan foto di sawah, irigasi air, kebun stroberi, ladang jagung, cabai, kangkung, dan sawi. Hahaha.

Para lulusan Agronomi akan mengambil kontribusi dalam memajukan pertanian Indonesia. Namun, dengan seiring berjalannya waktu (apasih) para lulusan agronomi bisa bekerja di perusahan pertanian (baik milik negara/swasta seperti perkebunan sawit, tebu, coklat), perusahaan riset dan pengembangan hasil pertanian, entrepreneur (pertanian organik, hidroponik, urban-agriculture).
Ke depannya ilmu Agronomi akan lebih menuju kepada molecular plant (biasa disamakan dengan ilmu bioteknologi). Karena semakin ke sini suhu semakin tidak bersahabat untuk kebanyakan tanaman pokok, kualitas tanah semakin menurun, kekeringan semakin sering melanda sebagian belahan bumi, sehingga para petani masa depan mendapat tantangan lebih dalam mengatur kondisi lingkungan yang susah diprediksi dan dikendalikan.

Sehingga rekayasa genetika dari tanaman itu sendiri sangat dibutuhkan untuk bisa menghasilkan produksi yang maksimal walaupun dalam kondisi lingkungan yang terbatas. Seperti contohnya para agronom yang mencoba merekayasa padi yang memiliki ketahanan/resisten terhadap kekeringan, atau mencoba menciptakan jagung yang tahan terhadap penyakit tertentu. Hasil dari rekayasa genetik ini sering disebut “Genetic Modified Organism” atau GMO yang selama ini pro dan kontranya tidak pernah selesai.

Tapi GMO tidak se-mengerikan itu. Sebenarnya selama ini kita sudah sering mengonsumsi produk GMO, seperti kentang, golden rice, baby corn, seedless grape, dan lainnya. Kesimpulannya adalah menantu lulusan agronomi adalah menantu idaman. Karena tanaman aja diurusin apalagi kamu :3

(*)
Citra Recha Sari, 
Master by Research in Plant Biotechnology, University of Warwick
Agronomi UGM

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar