Agro-ekonomi… Agronomi! “Jurusan yang pas banget nih”, berkata sendiri aku dalam hati. Dengan mantap dan tanpa kepo ke kakak kelas dan internet langsung memilih jurusan itu sebagai tangga menuju impianku. Tapi… tapi….
Di hari pertama orientasi mahasiswa, aku baru tersadar dengan terheran-herannya bahwa agronomi jauh dari ekonomi. Hahaha *ngetawain diri sendiri* Singkat cerita, ditariklah sebuah kesimpulan bahwa kalau mau masuk jurusan seputar bisnis, manajemen, atau ekonomi tapi tetap berkecimpung di dunia pertanian, jurusan yang paling tepat adalah Agribisnis bukan Agronomi.
Sehingga, untuk empat tahun ke depan sudah dipastikan kalau
praktikum yang bakal dilakukan bukan di ruangan AC dengan banyak angka, tapi di
tanah lapang di bawah terik matahari dengan banyaknya semut, cacing, nyamuk,
dan rumput liar. Satu yang pasti adalah seorang lulusan jurusan Agronomi
kulitnya akan tambah gelap.
Di jurusan Agronomi, para lulusannya akan dibekali ilmu
bercocok tanam tanaman pokok di Indonesia seperti padi, jagung, tebu, sawit,
teh kopi, coklat, buah-buahan, sayur-sayuran, dan (kalau tertarik) tanaman
hias.
Kita akan lebih paham tentang cara menanam setiap tanaman
karena tanaman memiliki kebutuhan cahaya, suhu, air, nutrisi yang berbeda-beda.
Dan… ahli agronomi (agronom) tuh jagonya ya ngatur yang begituan.
Sehingga para agronom masa depan diharapkan dapat mengelola faktor eksternal
(lingkungan dan teknologi) dan internal (tanaman itu sendiri) untuk mendapatkan
hasil produksi (panen) yang maksimal.
Calon Petani Masa Depan
Mari kepoin mata kuliah apa aja yang akan dipelajari di jurusan Agronomi…
Di Agronomi kita akan belajar ilmu tanaman (fisiologi,
genetik, dan mikrobiologi tanaman), ilmu tanah, pra- dan pasca-panen, irigasi,
manajemen tanaman, dan ilmu gulma. Intinya semua tentang bagaimana menjadi
petani yang dapat menggabungkan teknologi dan sumber alam yang dimiliki untuk
bisa menghasilkan produksi yang maksimal tanpa merusak alam.
Selain itu, kita juga belajar tentang mesin-mesin pertanian
seperti traktor, bajak, pemipil jagung, dan lainnya. Kita juga belajar mengenai
ekspor dan impor komoditas pertanian, proses karantina tanaman, hingga bioteknologi
tanaman dengan pendekatan pertanian di masa depan.
Secara teknikal, mahasiswa jurusan Agronomi akan sering
merasakan bahagianya ngitungin anakan padi, jumlah hama, mencangkul, nyabutin
rumput, dan merasakan bahagianya berkumpul dengan para petani untuk belajar
langsung dari beliau-beliau. Memori HP akan penuh dengan foto di sawah, irigasi
air, kebun stroberi, ladang jagung, cabai, kangkung, dan sawi. Hahaha.
Para lulusan Agronomi akan mengambil kontribusi dalam
memajukan pertanian Indonesia. Namun, dengan seiring berjalannya waktu (apasih)
para lulusan agronomi bisa bekerja di perusahan pertanian (baik milik
negara/swasta seperti perkebunan sawit, tebu, coklat), perusahaan riset dan
pengembangan hasil pertanian, entrepreneur (pertanian organik, hidroponik,
urban-agriculture).
Ke depannya ilmu Agronomi akan lebih menuju kepada molecular
plant (biasa disamakan dengan ilmu bioteknologi). Karena semakin ke sini
suhu semakin tidak bersahabat untuk kebanyakan tanaman pokok, kualitas tanah
semakin menurun, kekeringan semakin sering melanda sebagian belahan bumi,
sehingga para petani masa depan mendapat tantangan lebih dalam mengatur kondisi
lingkungan yang susah diprediksi dan dikendalikan.
Sehingga rekayasa genetika dari tanaman itu sendiri sangat
dibutuhkan untuk bisa menghasilkan produksi yang maksimal walaupun dalam
kondisi lingkungan yang terbatas. Seperti contohnya para agronom yang mencoba
merekayasa padi yang memiliki ketahanan/resisten terhadap kekeringan, atau
mencoba menciptakan jagung yang tahan terhadap penyakit tertentu. Hasil dari
rekayasa genetik ini sering disebut “Genetic Modified Organism” atau GMO
yang selama ini pro dan kontranya tidak pernah selesai.
Tapi GMO tidak se-mengerikan itu. Sebenarnya selama ini kita
sudah sering mengonsumsi produk GMO, seperti kentang, golden rice, baby
corn, seedless grape, dan lainnya. Kesimpulannya adalah menantu lulusan
agronomi adalah menantu idaman. Karena tanaman aja diurusin apalagi kamu :3
(*)
Citra Recha Sari,
Master by Research in Plant Biotechnology, University of
Warwick
Agronomi UGM
0 komentar