" Kita punya impian bersama. Suatu saat buku akan menjadi
sahabat semua kalangan dan mudah untuk di dapatkan di Kampung halaman tercinta,
dan harga sebuah buku sama dengan harga segelas kopi " - Si Anak Rimo
Sejak kecil saya
punya impian memiliki pustaka pribadi yang dapat dibaca oleh semua kalangan.
Setelah melalui berbagai fase dan tantangan, tentunya tantangan terbesar ada
dalam diri sendiri, mulai dari rasa takut, malas, hingga tidak percaya diri.
Alhamdulillah kini mimpi itu perlahan mulai berjalan lewat kehadiran Pustaka Keumala Bangsa. Lantas bagaimana ceritanya
dengan niat untuk berjualan buku ?
Tapi mengenai
berjualan buku, saya tak pernah terbayang karena kita semua tahu bagaimana
peluang berwirausaha di bidang ini.
Ada satu moment
yang membuat saya bersemangat membuka pustaka dan toko buku secara online dan
langsung. Malam itu, di Friends Coffee saya bertemu senior sekolah dulu, Mas Patihul Rahman dan tiba - tiba langsung
menanyakan satu hal, " Mas tau Rahmad suka dengan buku, terus kapan buka
toko buku disini ?
Sebenarnya Ini sebuah pertanyaan sekaligus harapan.
" Langsung saya jawab tidak mungkin saat ini kita buka toko buku di Rimo Mas. Mas tau sendiri kan gimana minat baca masyarakat kita disini, saya tak punya uang untuk membuka usaha ini Mas ".
Sebenarnya Ini sebuah pertanyaan sekaligus harapan.
" Langsung saya jawab tidak mungkin saat ini kita buka toko buku di Rimo Mas. Mas tau sendiri kan gimana minat baca masyarakat kita disini, saya tak punya uang untuk membuka usaha ini Mas ".
Mas Patihul dalam beberapa diskusi sering mengatakan bahwa ia ingin melihat ada ribuan pengusaha muda lahir, dan saya pun turut bersuka cita atas impian ini. Tak pernah terbayang jika dalam beberapa tahun ini ada banyak anak muda yang berwirausaha. Walau tak mudah, tapi saya bangga dan gembira mendengarkan harapan ini.
Benar saya punya impian untuk membangun pustaka pribadi, tapi tidak dengan membuka toko buku. Saya tidak punya modal yang cukup dan mungkin tidak akan laku penjualan nantinya disini.
" Saya katakan malam itu, sekitar pukul 01.00 dinihari, kebetulan besok saya berangkat ke Jogja dan disana akan saya pikirkan nantinya ide ini Mas " jawab ku.
Ternyata setelah berada di Jogja, tempat surganya para pencinta buku, saya masih belum mendapatkan ide dan semangat untuk membuka toko buku, namun semangat untuk membuat pustaka jalanan dan pribadi semakin tinggi. Namun, waktu itu saat membaca buku tentang para blogger dan kenapa saya tidak gunakan blog dan media sosial lainnya tidak dijadikan sebagai media belajar usaha. Tanpa berpikir panjang, aku pun bertekad dengan menerima ide ini. Mimpi lama yang kembali hidup, melahirkan Pustaka Keumala Bangsa.
Benar saya punya impian untuk membangun pustaka pribadi, tapi tidak dengan membuka toko buku. Saya tidak punya modal yang cukup dan mungkin tidak akan laku penjualan nantinya disini.
" Saya katakan malam itu, sekitar pukul 01.00 dinihari, kebetulan besok saya berangkat ke Jogja dan disana akan saya pikirkan nantinya ide ini Mas " jawab ku.
Ternyata setelah berada di Jogja, tempat surganya para pencinta buku, saya masih belum mendapatkan ide dan semangat untuk membuka toko buku, namun semangat untuk membuat pustaka jalanan dan pribadi semakin tinggi. Namun, waktu itu saat membaca buku tentang para blogger dan kenapa saya tidak gunakan blog dan media sosial lainnya tidak dijadikan sebagai media belajar usaha. Tanpa berpikir panjang, aku pun bertekad dengan menerima ide ini. Mimpi lama yang kembali hidup, melahirkan Pustaka Keumala Bangsa.
Saat ini, saya
bersama sahabat akan berjualan buku dan usaha lainnya di blog pribadi,
instagram resmi dan beberapa media lainnya. Tentu niat kita sejatinya bukan
tentang materi, melainkan keinginan untuk memiliki jiwa wirausaha dan
mewujudkan mimpi kita agar banyak buku beradar di seputaran Aceh Singkil dan
Aceh nantinya. Kepada sahabat netizen saya minta izin untuk berbagi nantinya tentang
usaha kita ini.
Terus ada teman
yang bertanya, apa mungkin dengan pekerjaan yang luar biasa sibuk Sebagai Ajudan Bupati masih sempat
mengurus jualan buku online ini ? Tentu, karena kita bergerak lewat hp dan kita
tidak bergerak sendiri kok. Terus ada yang tanya lagi, kan bisa buka usaha lain
yang lebih menjanjikan dan keuntungan besar nantinya, seperti proyek dll ?
" Saya sedang belajar
menjadikan hobby membaca ini menjadi berkah dan ladang usaha nantinya, dan
saya merasakan ketenangan saat bersama buku dan kepenatan kerja itu
perlahan hilang " Kataku.
Insya Allah buku
yang akan kita jual nantinya akan sangat jauh sekali miring dari harga yang
kita temui di toko - toko buku besar, tujuannya agar semangat membaca itu terus
tumbuh nantinya. Mungkin seharga segelas Capuchino atau sepiring mie Aceh
nantinya. Kita akan mencoba menyajikan pola pemasaran yang sesuai dengan
perubahan zaman dan mendekatkan buku dalam berbagai aspek kehidupan nantinya
seperti,jualan online, kerjasama dengan pemilik cafe dalam meletakkan buku di
cafe - cafe, paket buku murah untuk kado pernikahan, dan banyak cara lain.
Semoga ikhtiar ini
menjadi jalan bagi kami merintis diri menjadi wirausaha muda, walaupun tidak
besar setidaknya jiwa ini terus tumbuh dan bermanfaat bagi kampung halaman.
0 komentar