Pagi itu salah satu
sahabat saya, Mbak Rizka Amalia mengirim pesan untuk mengajak menulis bersama
tentang perjalanan kita selama di Turun Tangan dan menjadikannya sebuah buku.
Saya katakan siap bergabung, walaupun sedikit ragu apa bisa menulis buku dalam
12 jam. Bagaimana mungkin bisa menulis ditengah jadwal kegiatan yang sedang padat, aku harus terlibat dalam usaha baik ini pikirku. Akhirnya teman - teman menyusun rencana bahwa waktu untuk penulisan buku ini
hanya 12 jam sejak waktu yang ditentukan dan tak boleh lewat. Sumpah ini gile bener, sedang serius atau sedang bercanda mereka ini.
Dibalik semua ini, ada hal yang sangat aku suka. Aku terharu akan kebersamaan yang terus terjaga walau raga berpisah jauh, tapi semangat dan mimpi untuk turun tangan bersama menyatukan kita dalam berbagai hal. Selalu saja ada ide luar biasa yang lahir setelah lama tak bersua. Dahulu kita berkolaborasi dalam gerakan Turun Tangan, namun semangat itu terus kita jaga dalam dunia kerja dan pengabdian. Oa seluruh keuntungan dari penjualan buku ini akan didonasikan untuk gerakan kerelawanan.
Dibalik semua ini, ada hal yang sangat aku suka. Aku terharu akan kebersamaan yang terus terjaga walau raga berpisah jauh, tapi semangat dan mimpi untuk turun tangan bersama menyatukan kita dalam berbagai hal. Selalu saja ada ide luar biasa yang lahir setelah lama tak bersua. Dahulu kita berkolaborasi dalam gerakan Turun Tangan, namun semangat itu terus kita jaga dalam dunia kerja dan pengabdian. Oa seluruh keuntungan dari penjualan buku ini akan didonasikan untuk gerakan kerelawanan.
13 anak muda
TurunTangan sejak 2013, mengabdi untuk negeri.
Sebelum Indonesia
merdeka, kiprah pemuda dalam membangun bangsa sudah nampak bahkan selalu jadi
barisan pertama. Jauh setelah sejarah itu membara, ada banyak fenomena
kekuasaan yang tak jarang mengoyak rasa nasionalisme kita. Rasa percaya bahwa
negeri membutuhkan gertak langkah seluruh warganya, berbondong tuk tak hanya
meratapi tetapi juga harus mau terlibat menghadapi.
Tak perlu menunggu
kesempatan menjadi wakil rakyat atau pemimpin pemerintahan untuk ikut menyadari
dan menyelesaikan masalah. Ada banyak tangan yang dapat kita gandeng untuk
bersama-sama membangun kekuatan, rela menyisihkan waktu dan tenaga demi
menghidupi bangsa dengan nilai baik. Tiga belas anak muda ini bertemu dalam
gerakan TurunTangan sejak 2013 lalu. Mereka berasal dari berbagai penjuru
negeri, tetapi sama-sama punya keyakinan bahwa kekuatan ibu pertiwi ada pada
kemauan mereka tuk turun tangan. Di buku ini, kamu dapat menemukan kisah mereka
yang akan membuatmu sadar bahwa Indonesia tak hanya butuh protes dan teriakan.
Hasil penjualan buku
ini akan didonasikan untuk gerakan kerelawanan di Indonesia. Jadi, dengan
membeli buku ini kamu tak hanya dapat membacanya, tetapi juga telah ikut
berkolabora(k)si. Yuk, pesan sekarang
melalui bit.ly/SayaKolaboraksi
0 komentar