Singkil Kota " Batuah "

By Si Anak Rimo - May 22, 2019



Singkil sebagai salah satu kabupaten di provinsi Aceh memiliki julukan   Singkil Kota Batuah “, biasanya sih kita mendengarnya saat ada sambutan dari pejabat atau ceramah agama oleh ustadz di peringatan hari besar. Hal ini karena di daerah inilah lahir salah satu ulama yang sangat terkenal di Aceh, bahkan juga dunia, Syeikh Abdurrauf Assingkili. Jika kita mencerna makna dari julukan diatas, julukan itu memiliki makna bahwa Singkil adalah kota yang keramat.
 
Jika kita melihat perjalanan sejarah, Singkil mengalami dua kali perpindahan mulai dari Singkil lama hingga Singkil baru yang saat ini ramai didiami masyarakat. Berbagai pelaku sejarah banyak menuliskan bahwa Singkil mengalami masa kejayaan pada abad ke 18. Kala itu Singkil menjadi kota bandar untuk perdagangan ekonomi di Pantai Barat Selatan untuk berbagai komoditas, bahkan banyak yang di ekspor ke Eropa dan Amerika. ( A. Doup 1899 ).

Jika ditinjau dari perkembangan ekonomi Kota Singkil kala itu, berbagai komoditas yang memenuhi perdagangan ke luar negeri adalah minyak nilam, damar, karet, gamber, kelapa, rotan, kapur barus dll, bahkan saat itu jumlah nilai eksport barang saat itu telah mencapai 300 ribu gulden. Kemajemukan masyarakat di Singkil tidaklah terbentuk begitu saja, melainkan sudah sangat lama. Banyak suku bangsa yang mendiami wilayah ini untuk berdagang dan kemudian menetap.

Kemajuan yang telah dibangun oleh masyarakat mengalami satu tragedi yang menyisakan kepedihan, gempa bumi tektonik dahsyat terjadi pada 12 Februari 1861. Inilah awal dari pindahnya pembangunan ke kota Singkil Baru, ditariknya pembangunan yang lebih menjorok ke darat pada tahun 1861 – 1863, biasanya para akedemisi menyebut dengan sebutan Singkil baru. Kota ini sih sebetulnya disiapkan belanda sebagai kota administrasif dan perdagangan yang meliputi beberapa desa yaitu Kilangan, Pasar, Ujung dan Pulo Sarok. Singkil menjadi tempat transitnya berbagai hasil bumi dan alam dari berbagai daerah seperti, Alas, Dairi, Simeulue, dan Pulau Banyak. Kemudian kapal – kapal belanda secara rutin datang untuk menjemput hasil alam itu.

Ada beberapa hal yang ingin saya ceritakan, kenapa daerah ini melekat banget sebutan tanah batuahnya, karena juga di Singkil ada makam Syeckh Abdurrauf Assingkili, makam ini tepat berada di pinggiran sungai besar yang menjadi transportasi dari Kecamatan Kuala Baru ke Singkil. Karena tanah ini keramat, maka siapapun yang datang ke  kota ini, selalu dianjurkan untuk berprilaku yang baik dan tidak bertentangan dengan agama dan adat istiadat.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar