Mimpi Yang Kemudian Ku Revisi

By Si Anak Rimo - January 23, 2018

Sejak kecil kita selalu dekat dengan mimpi – mimpi, mimpi merupakan refresentasi terhadap apa yang kita lihat dan kondisi lingkungan kita. Banyak yang bercita – cita menjadi polisi, tentara, dokter, guru dan banyak lainnya. Ini karena di lingkungan pedesaan banyak sekali profesi berseragam yang kita temui. Namun ketika usia menginjak dewasa dan kita memiliki mimpi – mimpi, karena satu pertemuan semua mimpi itu harus kita revisi ulang ?

Saya menyadari bahwa terkadang keadaan mengisyaratkan kita untuk merevisi berbagai mimpi – mimpi kita. Entah karena mimpi itu terlalu sulit, sudah tidak relevan, tidak menarik lagi, atau mimpi tersebut tidak mengikuti perkembangan zaman. Dalam tulisan ini saya ingin berkisah akan mimpi yang perlahan aku revisi. Ada banyak mimpi yang sudah sejak lama ingin sekali aku wujudkan, seperti mimpi ingin melanjutkan kuliah setelah wisuda, berkerja di Jakarta agar banyak mendapatkan pengalaman, atau menjadi relawan di daerah pedalaman. Semua mimpi itu harus berubah.


Suatu malam aku merenungkan semua perjalanan hidup ini, ternyata aku terlalu egois dalam mengejar mimpi. Ibu yang sering dibawa ke rumah sakit karena kesehatan yang sering tidak membaik, momentum inilah yang mengubah banyak mimpi – mimpi itu. Aku ingin IBU menjadi tujuan dari seluruh perjalanan mimpi itu.

Jika kita berpikir lebih jauh tentang tujuan atas mimpi – mimpi itu. Apa sih yang sebenarnya menjadi alasan untuk mengejar mimpi ? Apakah karena ketercapaiannya adalah ketenangan dan kelegaan perasaan? Apakah karena supaya kamu tidak lagi penasaran? Apakah ada alasan personal lainnya yang ternyata hanya hawa nafsumu sebagai manusia? Atau, apakah benar semua karena Allah dan keinginanmu untuk meraih keridhoan-Nya?

Ah! Rasanya aku malu atas keinginan mimpi ku. Aku seakan lupa bahwa dalam setiap perjalanan mimpi, peran Ibu dan Ayah sangat besar sekali terhadap apa yang aku jalani saat ini. Seketika, kemudian saya pun ingin merevisi mimpi-mimpi: merevisi niat mengapa saya ingin melakukannya.

Semoga kita tidak ada alasan untuk melirik jejak-jejak alasan atas semua keinginan, harapan, dan mimpi-mimpi yang kita miliki. Sebab, segala yang berbalut kebaikan juga perlu selalu diperiksa isi dan alasannya: jangan-jangan karena gengsi, jangan-jangan karena dendam pribadi terhadap mimpi orang lain, jangan-jangan hanya karena penasaran, jangan-jangan karena Belum terlambat untuk jujur mengakui setiap isi hati dan landasan mimpi, belum terlambat pula untuk kita agar melangkah dan memulai kembali. Semoga dalam setiap apapun yang sedang diikhtiarkan, landasan alasannya selalu tepas sasaran, yaitu mencari ridho-Nya yang Maha Penyayang.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar