Pasca
reformasi semua masalah bangsa mulai terlihat jelas bak gunung es di samudra
yang tak kelihatan di masa orde baru. Negeri ini ditimpa badai korupsi dan diserang
berbagai masalah besar. Banyak orang mulai pesimis akan kemajuan negeri ini,
negeri yang kata banyak orang potongan syurga. Banyak yang berbicara pesimisme
mulai dari media sebagai wadah pendidikan politik mulai dirasuki kepentingan
konglomerat, partai politik yang mulai lupa akan janji, pemimpin yang lebih
memilih duduk santai dan pelesiran ke luar negeri atas nama kepentingan negara
dll. Kondisi hari ini benar – benar sangat ironis, banyak generasi terbaik
mulai jauh dan menjauhkan diri dari dunia politik. Mereka lebih memilih zona
nyaman untuk berkarir dan membiarkan orang orang yang tidak baik dan
berkualitas untuk masuk disana dan mengurus negeri ini.
Tak ada alasan
untuk pesimis akan negeri yang kaya ini. Pasca kemerdekaan tahun 1945 indonesia
berada dalam posisi sulit mulai dari angka buta huruf yang tinggi, sumber daya
manusia yang minim, insfrastruktur yang hampir sangat kurang sekali. Tetapi
sikap optimisme itu meyebar ke seluruh penjuru negeri seperti hembusan angin
yang terus berhembus. Semua orang turun tangan menyelesaikan masalah negerinya.
Ada yang bertugas mengusir penjajah, ada yang berdiplomasi, ada yang menulis
buku, ada yang bertugas menyiarkan semangat melalui radio radio. Masalah yang
besar itu perlahan terselesaikan karena seluruh rakyat Indonesia memilih turun
tangan dan merasa memiliki masalah yang dilanda negeri ini.
Pemuda adalah
generasi pembaharu yang dipenuhi dengan ide dan semangat yang luar biasa.
Tebarkan lah rasa memiliki negeri ini dengan segala yang dimilikinya. Kita harus
berhenti mengkritik tanpa berbuat. Kita semua harus menjadi generasi yang
kritis dan tidak takut mengkritik tetapi berani memberikan solusi. Di benak
pemuda masa depan negeri ini dititipkan. Semua bisa berbuat untuk menebarkan
inspirasi itu. Mulai dari hal terkecil sampai hal yang besar, seperti berhenti menyebarkan
isu negatif akan negeri ini. Pemuda tak boleh apatis akan perubahan dan politik
karena jiwa dan nasib bangsa nya ada pada mereka.
Media boleh saja
memperlihatkan betapa bejat dan rakusnya para politisi dan petinggi negeri ini.
Media boleh saja menyebutkan jumlah hutang negeri kita ini. Tetapi kita punya
pemuda dan orang orang baik yang bisa mengurusi negeri ini, yang secara tulus
menyebarkan inspirasi dan optimisme akan kemajuan. Optimisme bahwa janji
kemerdekaan akan terpenuhi. Pemuda yang selalu membicarakan akan kemajuan
negerinya.
Satu langkah
yang kita lakukan akan sangat berarti untuk melepaskan indonesia dari hempitan
percaya diri sebagai sebuah bangsa besar.
0 komentar