Pengabdian Indonesia Mengajar untuk Ibu Pertiwi
By Si Anak Rimo - March 11, 2014
Mereka adalah sarjana-sarjana terbaik dari berbagai penjuru tanah air. Mereka terpanggil untuk menjadi Pengajar Muda: ikut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui langkah nyata di bidang pendidikan. Menjadi Pengajar Muda bukanlah pengorbanan. Ini adalah kesempatan sekaligus kehormatan besar untuk mengenal bangsa Indonesia secara langsung dan utuh. Selama setahun di daerah penempatan, mereka mengajar, berinteraksi dan membagi inspirasi.
Sejarah Lahirnya
Indonesia Mengajar
Ide awal Indonesia
Mengajar berasal dari Anies Baswedan. Pada dekade 1990-an, Anies adalah
mahasiswa dan aktivis di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia adalah Ketua Umum
Senat Mahasiswa UGM dan terlibat di berbagai aktivitas kemahasiswaan. Pada masa
itu, ia bergaul dan belajar banyak dari seorang mantan rektor UGM periode
1986-1990: Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri (Pak Koes). Pak Koes, seorang keturunan
ningrat dari Tasikmalaya, adalah eks Tentara Pelajar yang pasca-revolusi
kemerdekaan menjadi mahasiswa di UGM yang baru berdiri di Jogja. Pada tahun 1950an, Pak
Koes menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan
Tenaga Mahasiswa (PTM), yakni sebuah program untuk mengisi
kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di luar Jawa. Dalam beberapa kasus,
PTM ini justru mendirikan SMA baru dan pertama di sebuah kota kabupaten. Pak
Koes adalah inisiator sekaligus salah satu dari 8 orang yang menjadi angkatan
pertama PTM ini. Beliau berangkat ke Kupang dan bekerja di sana selama beberapa
tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak serta 3 siswa paling cerdas untuk
kuliah di UGM. Salah satunya adalah Adrianus Mooy yang di kemudian hari menjadi
Gubernur Bank Indonesia. Cerita penuh nilai dari PTM inilah salah satu sumber
inspirasi bagi Indonesia Mengajar.
Semasa mahasiswa sampai pasca kepulangan dari kuliah di Amerika Serikat, Anies sering melakukan perjalanan, berinteraksi dan tinggal di daerah atau lingkup budaya berbeda. Waktu kuliah, ia tinggal di daerah lain--walau hanya beberapa bulan--semasa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ia juga sering melakukan perjalanan riset terkait pekerjaannya sebagai peneliti dan penasehat di sebuah lembaga di Jakarta, dan terkadang tinggal dan berinteraksi dengan berbagai unit budaya di Indonesia maupun di luar negeri.
Pengalaman tersebut membawa Anies pada beberapa hasil perenungan:
- Janji Kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak diterima merata di penjuru Tanah Air. Sebagian sudah lunas terpenuhi janjinya dan sebagian lainnya belum.
- Tinggal dan berinteraksi akan memberikan pengalaman kepemimpinan nyata dan pemahaman empatik yang tinggi bagi yang melaluinya. Inilah salah satu rujukan tumbuhnya ide Indonesia Mengajar.
"Dengan kompetensi global beserta pemahaman akar rumput, Indonesia akan sanggup berpijak dan mengabdi bagi kepentingan nasionalnya di tingkat dunia, demi memenuhi semua janji kemerdekaan bagi rakyatnya"
Selepas dari UGM, Anies
Baswedan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Amerika Serikat.
Tinggal, belajar dan bekerja di sana membuatnya memahami bahwa anak-anak
Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia untuk bersaing di lingkungan
global. Tetapi, kompetensi kelas dunia saja tak cukup. Anak-anak muda Indonesia harus
punya pemahaman empatik yang mendalam seperti akar rumput meresapi tanah
tempatnya hidup. Semua proses di atas, secara perlahan membentuk ide besar Gerakan Indonesia
Mengajar. Konstruksi dasarnya mulai terumuskan pada pertengahan 2009. Ketika
itu, Anies mendiskusikan dan menguji idenya pada berbagai pihak. Gagasan ini
kemudian siap mewujud ketika beberapa pihak berkenan menjadi sponsor.
Kabar terbaru mengenai aktivitas Anies Baswedan di Gerakan Indonesia Mengajar
dapat dilihat di sini.
Proses untuk mendesain dan mengembangkan konsep Indonesia Mengajar dimulai pada
akhir 2009, dengan membentuk tim kecil yang kemudian berkembang hingga menjadi
organisasi seperti sekarang ini.
Jejak Perjalanan sebagai Pengajar Muda
Fase 1 : Rekrutmen dan Seleksi
Untuk menjadi seorang
Pengajar Muda, ada beberapa fase yang harus dilalui. Fase pertama adalah Fase
Rekrutmen. Dalam fase ini, calon Pengajar Muda dihimbau untuk membuat akun
terlebih dahulu dan kemudian mengisi serta mengirimkan aplikasi online tersebut
pada saat periode rekrutmen. Aplikasi online ini merupakan pintu terdepan dari
keseluruhan proses seleksi Pengajar Muda dimana di dalamnya terdapat beberapa
bagian yang harus diisi, salah satunya adalah esai. Ceritakan dan tunjukkan
passion, semangat, dan motivasi Anda yang kuat serta pengalaman pribadi yang
dapat mendukung Anda
untuk menjadi Pengajar Muda.
Para kandidat yang lolos seleksi tahap I, akan dipanggil untuk mengikuti seleksi tahap II. Seleksi ini merupakan asesmen langsung yang terdiri dari wawancara dan beberapa tes lainnya yang akan dilaksanakan selama satu hari penuh. Seleksi dilaksanakan di beberapa kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar (tentative). Selanjutnya, bagi yang lolos seleksi tahap II akan dipanggil untuk Tes Kesehatan. Bagi calon Pengajar Muda yang lolos hingga tahap akhir, akan mengikuti rangkaian berikutnya, yaitu Fase Pelatihan.
untuk menjadi Pengajar Muda.
Para kandidat yang lolos seleksi tahap I, akan dipanggil untuk mengikuti seleksi tahap II. Seleksi ini merupakan asesmen langsung yang terdiri dari wawancara dan beberapa tes lainnya yang akan dilaksanakan selama satu hari penuh. Seleksi dilaksanakan di beberapa kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar (tentative). Selanjutnya, bagi yang lolos seleksi tahap II akan dipanggil untuk Tes Kesehatan. Bagi calon Pengajar Muda yang lolos hingga tahap akhir, akan mengikuti rangkaian berikutnya, yaitu Fase Pelatihan.
Fase 2 : Pelatihan
Pelatihan calon
Pengajar Muda dilaksanakan secara intensif selama 7 minggu. Materi pelatihan
tidak hanya mencakup keterampilan mengajar secara teori dan praktik, tetapi
juga hard skill dan soft skill lain yang mendukung, seperti;
keterampilan fisik, belajar kreatif, leadership skill, problem solving, adaptasi masyarakat, advokasi, health and safety dan sebagainya.
Pelatihan ini ditujukan untuk memberikan bekal bagi calon Pengajar Muda dalam melaksanakan tugas mereka di daerah penempatan selama setahun.
keterampilan fisik, belajar kreatif, leadership skill, problem solving, adaptasi masyarakat, advokasi, health and safety dan sebagainya.
Pelatihan ini ditujukan untuk memberikan bekal bagi calon Pengajar Muda dalam melaksanakan tugas mereka di daerah penempatan selama setahun.
Dalam masa pelatihan,
calon Pengajar Muda mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan tokoh-tokoh inspiratif
dari berbagai macam latar belakang profesi dan keahlian dalam sesi
kepemimpinan. Materi-materi diberikan oleh para ahli yang kompeten di bidangnya
masing-masing. Para calon Pengajar Muda juga mendapatkan kesempatan untuk
mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari selama pelatihan melalui praktik
mengajar di SD-SD yang terletak di sekitar lokasi pelatihan.
Fase 3 : Penempatan dan Penugasan
Setelah melewati fase
pelatihan, calon Pengajar Muda dinyatakan resmi menjadi Pengajar Muda. Mereka
akan bertugas di berbagai pelosok Indonesia selama setahun di sekolah dasar
(dapat negeri atau swasta) yang ditentukan bersama dengan Dinas Pendidikan
daerah. Proses pemberangkatan Pengajar Muda ke daerah masing-masing dilakukan
secara kelompok per daerah, dan secara langsung setelah pelatihan berakhir.
Sebagai Pengajar Muda, ada empat kategori tugas yang dilaksanakan di sekolah
maupun di desa, antara lain;
- Kegiatan kurikuler, merupakan komponen pokok program, yaitu segala kegiatan terkait belajar-mengajar dari sejak perencanaan belajar sampai evaluasi.
- Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
- Kegiatan pembelajaran masyarakat, yaitu segala kegiatan belajar bersama masyarakat, dan
- Kegiatan jaringan dan advokasi pendidikan, yaitu segala kegiatan untuk membangun, memelihara dan menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di wilayah terkait.
Pengajar
Muda diminta untuk mengambil inisiatif dalam menyusun sendiri programnya
disesuaikan dengan kondisi yang ada, mengkomunikasikan dengan pihak sekolah
atau pihak terkait lain, menggalang dukungan komunitas serta melaksanakan
kegiatan dengan sumber daya yang terbatas. Pengajar Muda dibentuk dalam
tim-tim tertentu sebagai kelompok untuk saling mendukung. Koordinasi dan
komunikasi, baik antara sesama Pengajar Muda dalam satu tim maupun dengan tim
Indonesia Mengajar, dilakukan secara rutin. Selain itu, Pengajar Muda juga
melakukan refleksi dan evaluasi secara berkala terkait dengan tugas mereka di
daerah penempatan. Secara umum, fasilitas seperti listrik dan sinyal komunikasi
terbatas. Dalam beberapa kasus, wilayah tertentu memiliki lokasi yang cukup
jauh, sulit terjangkau serta tidak ada listrik dan sinyal.
Fase 4 : Pasca Penempatan
Setelah menyelesaikan
tugas dalam memenuhi janji kemerdekaan dan menebar inspirasi selama setahun di
daerah pelosok, para Pengajar Muda mendapatkan keleluasaan untuk melanjutkan
rencana jangka panjang mereka. Tentunya, setelah
mendapatkan pengalaman yang berharga selama setahun, para Pengajar Muda
mengalami perkembangan dalam hal leadership skill dan soft skill lainnya. Indonesia
Mengajar memberikan dukungan sepenuhnya melalui pemberian rekomendasi yang
dapat digunakan untuk mengajukan lamaran pekerjaan maupun aplikasi beasiswa
studi tingkat lanjut.
0 komentar