Peluncuran (Launching) Pojok Baca, Ruang Diskusi dan Kelas Melukis di event oleh : “ Keumala Pustaka dan Sayap Garuda ”

By Si Anak Rimo - March 23, 2021


Presentasi Pengantar Diskusi:
Kekuatan Potensi dan Pembangunan Sosial
Oleh: Hasnan Manik, S.H., M.H., CTA.

 

Potensi dan Optimisme

Sejak penakdiran penciptaan manusia, telah teranugerahi kehendak untuk berbuat kebaikan. Sebab sifat baik senantiasa bermuara pada kebahagiaan. Sebaliknya, ketidakmampuan merealisasikan dorongan baik dari dirinya akan menyebabkan hilangnya kesempatan untuk meraih dan mengumpulkan serpihan kebaikan sebanyak-banyaknya. Manusia yang mengimani adanya kehidupan yang kekal setelah kematian, akan terus terdorong memanfaatkan setiap peluang dan potensi dirinya untuk menebar kebaikan, menabur kemanfaatan, sebab berlimpahnya doa dari penerima manfaat atas dirinya, membuat pintu langit merindukan rohnya untuk diberikan sambutan kemuliaan. Mereka yang dicipta untuk hadir di lingkungan tertentu, pada hakikatnya telah disiapkan seperangkat potensi oleh sang pencipta untuk melakukan sesuatu, secara personal maupun kolektif bersama dengan orang lain yang memiliki kesamaan gagasan dalam membumikan kebaikan. Kekuatan utama untuk bisa berdaya hingga puncak hayat adalah optimisme, bahwa kemenangan akan diraih dengan keyakinan kebenaran yang dipegang teguh dan merealisasikan karya yang berkesinambungan.


Sisi Terang dan Kelam Pendidikan Indonesia

Filosofi pendidikan itu pada hakikatnya adalah upaya membawa peserta didik dari kegelapan menuju cahaya, dari tidak berdaya menuju pengelolaan potensi dan melesatkannya, dari ketidakpedulian menuju kebermanfaatan. Mengajarkan semua hal di alam semesta ini tentu bertentangan dengan fitrahnya, semestinya seseorang itu belajar dan bekerja sesuai dengan bakatnya, suatu kesalahan mengajarkan kuda untuk berenang dan mengajarkan ikan untuk berlari, tapi itu terjadi di negeri ini. Saat ini setiap tahunan lulusan kesarjanaan dari berbagai lembaga pendidikan bertambah-tambah, namun ragam masalah bangsa terus melimpah ruah, persoalan penegakan hukum, carut marut pengelolaan negara, kesenjangan sosial, daya beli terus menurun, harga barang perlahan melambung tinggi, imunitas semakin melemah, pengangguran setiap sudut jengkal negeri ini, etika dan budaya kian menepi. Semua ini merupakan bagian dari kontribusi sistem pendidikan kita yang tidak disiapkan menjawab ragam dinamika kehidupan bernegara. Harus ada yang berupaya menata ulang, mereka yang melihat ini sebagai noda peradaban harus berkemauan dan berani menyekanya menjadi tetesan embun, sebab berubah itu berisiko dan tidak melakukan perubahan itu sangat lebih berisiko.

Kesalahan Kebijakan Anggaran

Pembangunan nasional itu digerakkan oleh dua sektor utama; yaitu  peran pemerintah dan peran swasta. dan tujuan bernegara itu hanya untuk mengerjakan dua pekerjaan besar; yaitu menegakkan keadilan dan mewujudkan kesejahteraan. Bertumpu pada hal tersebut, semestinya penyelenggara negara harus memastikan setiap rupiah yang dipergunakan harus dipastikan pemanfaatan secara adil dan berorientasi pada kesejahteraan. Faktanya, sebagian besar, setiap satuan rupiah anggaran itu telah direncanakan sejak awal untuk disalahgunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran penyelenggara negara. Lelang jabatan terkadang hanyalah kedok dan panjar bayar jabatan serta setoran reguler adalah kompensasinya. Baiknya, bila negeri ini hendak berkemajuan, Satuan Kerja Perangkat Daerah harus berani mempublikasi rencana programnya atas dukungan atasannya, membuka akses kesemua pihak untuk mendapatkan masukan terbaik, memposting setiap pelaksanaan program dan mempublikasi laporan pertanggungjawaban setiap tahunnya, dan yang paling penting tidak ada serupiahpun uang negara yang tidak melandaskan pada keadilan dan upaya mewujudkan kesejahteraan.


Dengan demikian kita tidak melihat lagi ada proyek pemerintah sebelum diresmikan harus dilakukan perbaikan, sebab pintu dan jendelanya sulit untuk dibuka, bahan cat murahan dan plaster dinding asal-asalan, penggelembungan harga pembelian, surat perintah perjalanan dinas fiktif, dan serangkaian kejahatan penggunaan anggaran lainnya. Disisi lain, pihak swasta enggan untuk menyalurkan kewajiban untuk kegiatan tanggung jawab sosial disekitarnya, sebab merasa telah saban waktu melakukan tarik tunai dan uang kontan untuk diserahkan kepada mafia yang mengaku membawa embel-embel abdi negara. Sejatinya, bila kekuatan pemerintah dan swasta ini disatupadukan, maka mereka dari Uni Emirat Arab itu tidak perlu disujudsyukuri berinvestasi disini, sebab kita punya segalanya untuk melakukan yang terbaik buat negeri betuah ini.

Inovasi dan Kolaborasi

Negara-negara maju menjadikan inovasi menjadi kekuatan besar bangsanya untuk melakukan invasi, produk-produk terbaiknya dirancang dan dipaksa harus bisa terdistribusi kesuluruh pelosok negeri diluar negaranya, semakin banyak produk terjual maka semakin melimpah pundi-pundi yang dikumpulkan, sebab kekuatan negara adidaya itu hanya dua; uang dan senjata. Bagaimana dengan kita? Inovasi harus dimulai dari hal-hal kecil, setidak-tidaknya kebutuhan pokok kita dibeli dari olahan rakyat sendiri; air mineral, baju sekolah, baju dinas, beras, buah-buahan, sayur mayur, rempah-rempah, ikan kaleng, telur, daging, minyak goreng, cemilan, sabun cuci, dll. Bila hal itu belum mampu diproduksi sendiri, dibutuhkan kolaborasi dengan daerah lain.

Memulai Darimana?

Langkah terbaik dimulai dari diri sendiri dengan cara membangun persepsi bahwa berjuta potensi ada disetiap diri kita, teruslah alirkan potensi itu, gelorakan energi positif dan optimisme, hidupkan tradisi membaca dan berdiskusi, lakukan hal-hal kecil meskipun hanya menggeser batu penghalang dijalanan, mengurangi penggunaan kantong plastik, menanam pohon di pekarangan, menjauhi kegiatan yang tidak produktif, berbisnislah dan jangan bercita-cita menjadi orang gajian bulanan. Kemerdekaan finasial adalah jati diri dan indikator kebermanfaat. Sebaik-baik diantara kita adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Demikian tulisan ringkas pengantar diskusi ini, semoga program pojok baca dan diskusi ini adalah langkah kecil menuju cita-cita besar dalam berkontribusi untuk kemanusiaan dan peradaban.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar