Kumpulan Ide #8 : Kolaborasi Pengusaha dan Pemerintah Daerah Kunci Kemajuan Ekonomi Aceh Singkil

By Si Anak Rimo - March 04, 2021

 

Ilustrasi Desain Alun - Alun Kota Surabaya dan Kompleks Balai Pemuda

“ Aceh Singkil ini diberkahi dengan sumber daya yang melimpah, keberagaman masyarakat dan sejarah yang panjang dan mendunia. Rasanya tak ada alasan untuk pesimis menatap masa depan daerah ini “  – Si Anak Rimo

Salah satu aspek terpenting dalam pembangunan ekonomi suatu daerah adalah dengan melakukan rekayasa program pembangunan berdasarkan keunggulan dan potensi suatu daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, iklim kemudahan investasi atau ease of doing business harus terus terjaga demi memudahkan ikhtiar promosi daerah. Melihat karakteristik daerah ini yang unik, kita membutuhkan strategi berbeda yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayah. Satu formula pendekatan yang pas untuk merancang strategi dan intervensi yang spesifik dengan melihat akar permasalahan di masing-masing daerah.

Alhamdulillah, dalam beberapa bulan terakhir Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil terus berikhtiar untuk mendatangkan investor guna ikut serta dalam percepatan pembangunan, dan kita memberikan apresiasi dan memberikan doa terbaik untuk langkah besar ini. 

Dalam kesempatan ini, penulis mencoba menuangkan satu ide dan gagasan kecil tentang satu formula dalam mewarnai dan mempercepat pembangunan di daerah dengan menjadikan pengusaha lokal sebagai aktor utama dan mitra pemerintah daerah dalam investasi. Sebetulnya ide ini lebih enak disampaikan dalam sebuah diskusi, harapan saya dalam tulisan singkat ini substansi dari tulisan dapat tergambar kepada pembaca. Beberapa langkah kecil yang harus kita lakukan dalam menyukseskan gagasan ini antara lain ;

Inventarisasi Seluruh Potensi Sumber Daya

Kita sepakat dan yakin bahwa Aceh Singkil adalah daerah yang beragam dan kaya akan potensi sumber daya. Namun, seluruh potensi ini harus terinventarisasi dengan baik dan diupdate untuk memudahkan setiap pelaku usaha dan pengambil kebijakan membaca data dan fakta, hal ini penting untuk pola pembangunan berdasarkan data potensi yang ada, lahirnya UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah yang termaktub dalam beberapa pasal yang menjelaskan bahwa perencanaan pembangunan harus didasarkan pada data dan informasi yang dikelola oleh SIPD yang dapat mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pembangunan daerah menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan bahan pengambilan keputusan dalam  rangka perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kinerja pemerintah daerah.

Daerah ini memiliki banyak sumber daya yang beragam dan melimpah antara lain ; laut yang luas, wisata yang beragam seperti bahari, danau, rawa, religi dan budaya, tanah yang subur akan perkebunan, kuliner,  serta banyak potensi lain. Dalam program ini, Bappeda melalui bidang ekonomi dapat membentuk satu TIM yang dapat diambil dari profesional dan pelaku usaha murni yang didampingi oleh tim ahli di bidang perencanaan pembangunan, bisnis, desain, hukum, arsitek dll yang bekerja sama dengan DP2TSP “ Dinas Penanaman Modal “ untuk melakukan inventarisasi seluruh peluang bisnis dan usaha, baik mikro maupun makro. Selain berharap data dari tim ini, kita juga bisa meminta setiap SKPK dan Instansi Kecamatan untuk dapat mengirimkan data tentang kondisi dan dinamika di masyarakat, lalu tim nantinya akan membedah untuk menyusun kembali sesuai kebutuhan yang ada.

Untuk menunjang tim inventarisasi ini harus didukung anggaran yang memadai, butuh suntikan tambahan yang menjadi kegiatan penting yang kebetulan di titip di bagian ekonomi Bappeda atau bidang promosi dan investasi di Dinas Penanaman Modal karena tepat menjadi gawe instansi ini. Data yang lengkap dan detail ini dijadikan satu portofolio daerah dalam menyusun kebijakan dan sumber informasi bagi masyarakat jika ingin berkerja sama dalam pembangunan. Ada satu contoh kecil data nantinya yang bisa disajikan, seperti peluang bisnis di Anak Laut.

-      Tim akan melakukan pendataan tentang potensi dan peluang usaha apa saja yang dapat dibangun di Anak Laut. Data ini harus lengkap mulai dari berapa jumlah usaha kuliner yang ada di sekitar, kondisi sumber daya manusia, jaminan keamanan, estimasi biaya modal, tantangan dan rintangan, hingga berapa lama modal akan kembali dituliskan dengan berdasarkan data dan ilmu – ilmu ekonomi. Kemudian jika data telah selesai, tim akan menyiapkan satu contoh gambar 3D untuk satu macam usaha, saya masukkan rencana usaha Keumala yang kebetulan memiliki satu gambar simple. Desain gambar ini bisa disesuaikan dengan selera dari investor.

Rencana Bisnis Keumala

Narasi gambar ini adalah satu model bisnis Keumala Resort yang dapat menampung dan berkolaborasi dengan lebih kurang 8 ( delapan ) model bisnis kecil di dalamnya. Dalam gambar ini ada bisnis kuliner, coffee Shop, wisata air, souvenir,  mancing, wisata air, taman anak – anak, pusat informasi dan pekan musik daerah dll. semua di desain dalam satu kawasan, dan bisnis ini dapat dipecah atau kolaborasi dengan pihak terkait seperti Bumdes dll dengan total investasi berkisar 750 juta – 1 milyar.  Contoh ini sengaja kita tuliskan agar jika ada yang ingin investasi membangun Anak Laut mendapat informasi dan daerah akan semakin berwarna jika desain ini atau pengembangannya dapat diaplikasikan. Satu pengelola dan dapat menintegrasikan pelaku usaha kecil untuk terlibat di dalam desain usaha ini. Kebetulan ide untuk anak laut ini kita pending karena beberapa hal, dan berharap banyak pengusaha dapat melirik untuk investasi disini.

Setelah data selesai, bahkan data ini harus sangat rinci hingga lahir data per desa atau per kecamatan yang tergambar baik dalam tulisan maupun desain visual.  Sehingga mereka nanti yang membaca data ini memiliki referensi yang kuat dalam investasi. Hingga jika tim sudah menyelesaikan seluruh data, gambaran amatan saya bisa lahir sampai 200 peluang usaha yang tersebar di setiap daerah baik di bidang kecil “ mikro “ hingga usaha besar yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Tim bahkan dapat menuliskan berapa jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia per setiap item usaha.  Contoh peluang usaha yang akan dibaca seperti, usaha kuliner, ponsel, lembaga bimbel, doorsmer, klinik, apotik, pengolahan ikan, packaging umkm, peternakan, perikanan, wisata, wisata religi, travel, lapangan futsal, batminton, pertanian, dan banyak lainnya.

Ajak Ngopi Para Pelaku Usaha


Merangkul Agar Energi Mengumpul.
Dalam beberapa jurnal dan buku, pihak swasta menjadi salah satu aktor utama dalam pembangunan suatu daerah dan negara. Sudah waktunya menjadikan para pengusaha sebagai mitra. Jika kita melihat kunjungan kepala negara ke luar negeri dalam mencari investor dll, mereka selalu membawa para pelaku usaha di negaranya untuk dipertemukan dengan negara tujuan investasi. 

Dalam pembahasan segmen inilah yang menurut saya menarik dan menantang. Kita tidak kekurangan jumlah pengusaha yang memiliki modal, namun kendala kita adalah berapa banyak pengusaha dengan modal yang tersimpan di perbankan mau berinvestasi di Aceh Singkil. Inilah tantangan kita bagaimana meyakinkan mereka bahwa daerah ini membutuhkan partisipasi para pengusaha lokal. Untuk mewujudkan gagasan ini, Bupati dan Wakil Bupati harus berada di depan sebagai panglima dan didampingi dua kepala SKPK Bappeda dan Dinas Penanaman Modal sebagai komandan yang mengontrol di lapangan atas kinerja dan capaian tim, ditambah hadirnya BUMD yang menjadi daya genjot dalam melihat peluang dalam peningkatan ekonomi daerah. Setelah data dan peluang usaha disiapkan baik dalam bentuk video, portopolio, 3D dst, tim akan mendesain satu langkah agar seluruh data ini dapat diakses oleh pelaku usaha dan masyarakat. 

Kenapa kita harus menyiapkan data terbaik ? Karena tidak semua pengusaha dapat menganalisa dan membaca kemajuan yang sudah terjadi di daerah lain, sehingga harus saling kolaborasi. Gagasan ini belum kita libatkan Bumdes yang dimiliki setiap desa, dampaknya sangat besar dalam mewarnai pembangunan. 

Kemudian, Bupati dan Wakil Bupati dapat mengundang seluruh pelaku usaha dan stakeholder terkait untuk duduk dan ngopi bersama guna menyampaikan maksud dan tujuan tentang kolaborasi yang digagas. Pemerintah Daerah dapat berdiskusi panjang mengenai tantangan dan kendala serta hal - hal yang menjadi masalah para pengusaha di lapangan, serta kepala daerah dapat menjelaskan arah pembangunan dan kebijakan terkait program investasi ini. Ngopi ini harus di desain semi formal dan terbangun nuansa yang tidak terskat batas, agar pengusaha dan pemda dapat bersinergi mengumpulkan energi untuk pembangunan.

Setelah terbangun kedekatan emosional dan melewati berbagai tahapan, tim akan mendesain satu kegiatan besar yaitu Bazar Investasi yang akan mengundang seluruh pengusaha mikro dan makro, pihak swasta, perusahaan, masyarakat dll. Dalam bazar ini ada ruang untuk konsultasi mengenai keuangan, hukum hingga potensi yang ada. Ruangan bazar nantinya akan dikelilingi beberapa TV besar untuk menampilkan gambar 3d dari setiap peluang usaha dan desain bisnisnya, namun dalam penyajian tim akan menyiapkan slot dan pola kolaborasi dan landasan hukum bisnis. Misal ada satu peluang bisnis seperti Pembangunan Kolam Renang yang membutuhkan biaya 230 jt, namun usaha ini dapat dilaksanakan dengan kolaborasi bersama 3 orang atau lebih, masyarakat akan dijelaskan oleh tim hukum tentang aturan dan landasan serta teknis lapangan nantinya.


Ide ini kita sampaikan agar terbangun satu jalinan erat kerjasama antara pemerintah daerah dan pengusaha lokal dalam pengembangan dan percepatan pembangunan ekonomi di Aceh Singkil. Konsep ini juga dapat dikombinasikan dengan konsep TTI " tourist, trader, investor ". Gagasan ini tidak berorientasi langsung pada PAD yang mengedepankan pajak pada para pelaku usaha dll, melainkan pada konsep pendapatan tidak langsung " Indirect income " atau PDRB berupa pendapatan yang langsung masuk ke kantong - kantong masyarakat. 

Setelah kita melalui tahapan diskusi dan sosialisasi dengan aktor dan pengusaha daerah, jika belum memberikan hasil yang baik, langkah selanjutnya adalah meminta para pelaku usaha dari luar daerah untuk investasi. Namun, sangat diharapkan agar peluang mikro dan tidak membutuhkan biaya yang sangat besar dapat ditangkap oleh aktor lokal dan daerah, agar hasil dari investasi ini nantinya dapat kembali beredar di daerah untuk menjaga daya beli masyarakat. Tapi peluang bisnis yang makro dan butuh biaya besar, kita butuh kolaborasi yang memiliki modal besar dan pengalaman untuk menjalankannya.

Karena kita yakin, Aceh Singkil ini hanya dapat dibangun jika kita menyatukan niat dan langkah untuk mewarnai pembangunan. Salam dari pengusaha pemula, sukses terus Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil. Doa terbaik kita haturkan untuk setiap langkah dan ikhtiar pembangunan daerah ini.


  • Share:

You Might Also Like

2 komentar