Cerita Perjalanan : Belajar Dari Semangat Seorang Adik
By Si Anak Rimo - February 09, 2020
Jumat lalu, saya melakukan
perjalanan ke Banda Aceh dengan menggunakan angkutan umum, angkutan yang dulu
sering sekali saya gunakan saat libur dan pergi kuliah. Perjalanan seperti ini
rutin saya lakukan untuk belajar, kebetulan perjalanan kali ini saya belajar
tentang konsep pembangunan, bisnis, Marketing hingga pariwisata dll kepada
sahabat dan abang kakak yang bergerak di bidang ini. Saya butuh banyak ilmu
untuk melewati dunia bisnis dll yang baru dimulai.
Saya lama merenung dalam perjalanan hingga sampailah kami di satu desa di
sudut Aceh Singkil untuk menjemput sewa.
Saya perhatikan dengan tegun
seorang adik perempuan yang menyalami orang tua dan ada beras dalam goni yang
dipikulnya. Sambil perlahan saya lihat senyum orang tuanya sambil berpesan
rajin belajar dan jaga kesehatan kepada anaknya. Saya langsung terbayang dua
adik perempuan saya yang juga harus berpisah dengan orang tua untuk menuntut
ilmu, tak terasa saya menangis saat kami mulai meninggalkan rumah adik
perempuan tadi yang sangat sederhana.
Ditengah keterbatasan ekonomi
keluarga, dengan kekuatan mimpi dan harapan ia langkahkan kaki meninggalkan
kampung halaman tercintanya, walau terkadang berat sekali hati meninggalkannya.
Sedikit banyak saya pernah merasakan bagaimana rasanya merantau, saya tak kuasa
memandang wajah sang adik perempuan ini yang memeluk tas ranselnya, saya yakin
dia masih duduk di bangku sekolah pasantren.
Saya yakin dan merasakan
sendiri, kondisi ini tidak hanya dialami adik ini sendiri, melainkan ada banyak
generasi muda yang sangat terbatas secara ekonomi tetapi punya semangat tinggi
untuk mengejar masa depan.
Pengalaman dan impian saya
mengenai ini pun segera saya diskusikan dengan kakak dan abang saat di Banda.
Alhamdulillah satu persatu ide lahir untuk dimulai dari hal terkecil. Ada
pancaran masa depan daerah kami di raut wajahnya, saya tak ingin melihat mereka
di masa depan merasakan kesulitan mencari kerja bahkan tak memiliki ruang untuk
mengabdi. Semoga saja langkah mereka yang menuntut ilmu, untuk merubah kondisi
keluarga dan membangun kampung halaman serta mimpinya, Allah mudahkan dan
diberikan kekuatan dalam menghadapi berbagai rintangan. Dan kita yang telah
lebih dahulu melewati dunia perantauan dan pendidikan, dapat menjadi teman
untuk memudahkan langkah mereka meraihnya. Dan Allah sebaik - baik penjaga
mimpi HambaNya.
Insya Allah jika tak ada aral
melintang, setelah berdiskusi dengan Turun Tangan Aceh dengan program
pendidikan Travelling and Berbagi akan berkunjung ke sudut Aceh Singkil,
melihat dan merasakan langsung berinteraksi dengan masyarakat.
0 komentar