Bersama Calon Senator Muda Aceh

By Keumala Bangsa - October 03, 2018

Rahmad, Winda dan Andri 

Jika diminta menyebutkan salah satu orang terpenting dalam perjalanan saya mengejar mimpi, maka saya akan menyebutkan nama Andri. Begitulah permumpamaan pertemanan kita. Saya tak tau harus memulai dari mana kisah ini, kisah yang bagi saya pribadi sangat bermakna dan akan terus saya jaga sampai kita tua nantinya.

Persahabatan itu sangat terasa saat kita kita bersama dahulu. Kita kuliah di kampus Fisip Unsyiah, saya di jurusan ilmu politik dan Andri di jurusan Ilmu Komunikasi. Kampus kecil nan sederhana ini baru dibuka di tahun 2007 dan kita merupakan angkatan ke 3. Sejak kita kuliah bersama, sejatinya saya lebih menyukai berada di balik layar dalam setiap program dan project bersama kita di luar kampus.

Persahabatan kita itu panjang dan penuh dengan kisah haru dan terkadang gila. Kuliah di kampus yang sama namun beda jurusan, kampus yang baru seumur jagung waktu itu mengharuskan kami harus mencari bekal ilmu di luar kampus agar waktu kuliah menjadi bermakna dan penuh dengan bekal, sesuai dengan bakat dan hobby, kita sepakat untuk memilih prioritas bidang apa yang akan kita tekuni selain bidang jurusan kampus.  Saya memilih bidang pendidikan dan Politik, sedangkan Andri memilih bidang multimedia dan olahraga. Saya merasa selama 5 tahun kita kuliah dan bergelut di kegiatan luar kampus, Andri menguasai benar tentang fotografi dan videografi yang saat ini ditekuninya. 

Pernah suatu ketika di rumah, Almarhumah Ibu Andri berkata kepada kita agar selalu berteman dan semoga kita berdua nanti bisa berkerja di kantor Bupati. Itulah pesan sebelum beliau tiada. 

Saya merasa kenapa Ibu Andri mengharapkan itu ?
Beliau merasa perjalanan Andri harus selalu diiringi karena ada banyak sekali ide dan gagasan dia yang sangat nekad. Selain itu agar kita sama - sama saling tolong menolong serta membangun kampung halaman sendiri.
Saya mengiyakan pesan dan harapan itu, walaupun saya sebenarnya belum dan tidak berniat berkerja di kantor pemerintahan. Mimpi saya waktu itu tetap melanjutkan kuliah dan berkeliling ke daerah - daerah yang saya impikan. Oia ada satu cerita waktu itu, Andri pernah ikut tes seleksi CPNS tahun 2010 atau 2011 di Aceh Singkil, namun belum rezeki. 
Kita itu akrab ketika di Banda Aceh, walaupun kita satu kampus, kita termasuk jarang bertemu jika tidak ada agenda bersama atau berkumpul. Dia itu sibuk banget dengan futsal dan saya sibuk dengan kegiatan yang lain. Di awal - awal kuliah kita sering belajar dan buat tugas bersama saat masih belajar di RKU untuk mata kuliah umum, maklumlah kebiasan contek - mencontek saat buat tugas. So, tapi kita punya waktu bersama yang selalu menyenangkan, yaitu melakukan project sosial bersama - sama. 

Mimpi kita itu sama, " Pulang ke kampung halaman dengan segala rasa cinta dan kerinduan ". Sebenarnya sih ini tugas yang sangat berat karena Andri terlalu nyaman di Banda Aceh. Bahkan biasanya dia itu diakhir - akhir puasa baru pulang ke kampung halaman, berbeda dengan kita yang sejak megang kadang sudah berada di kampung.  
Sayalah yang kesulitan jika mengajak dia pulang waktu itu. Semua berbeda ketika kita diakhir - akhir kuliah, dia lebih berharap setelah selesai kuliah nanti kita harus segera pulang ke kampung halaman. Berkerja disana dan berkumpul bersama keluarga besar. 

Masa - masa kuliah

Saat lulus kuliah, saya memiliki tekad bulat untuk mendaftar menjadi pengajar muda di pelosok negeri, atau jika gagal saya akan memilih melanjutkan kuliah terlebih dahulu. Alasannya sih saya sudah jarang sekali belajar tentang teori dan konsep pembangunan, selama ini turun di lapangan terus. 

Andri kesal waktu itu, karena dia harus pulang sendiri ke kampung, sedangkan saya akan berangkat ke Jogja waktu itu. Saya berjanji tidak akan lama nantinya di luar, karena jika bekal sudah cukup tak ada lagi yang perlu ditunda untuk pulang kampung. Sebenarnya dia berat sih menerima namun saya berusaha menjelaskannya. 

Sewaktu di Jogja, saya pernah menangis ingat mimpi kita dan kegundahan kita memulai semua mimpi ini. Akhirnya setelah berpisah beberapa tahun, saya memutuskan kembali dan menunda melanjutkan kuliah karena beberapa hal, salah satunya saya ingin mencoba berbagai ilmu yang kita pelajari di Konstalasi Pilkada. Sayangnya saya dan Andri tidak bisa full bersama dalam tim karena dia masih berkerja di kantor bupati, tetapi dia selalu menback up dari belakang karena aparatur negara harus netral.

Kita saling mengisi jika berada dalam kesulitan, untuk perihal uang kita tak pernah masukkan itu dalam mimpi, bahkan perasaan uang saya dan beliau itu sama saja, makanya jika satu kesulitan pasti saling back up. Walaupun sebenarnya kita sama - sama susah dan tidak punya uang yang cukup.

Bagi saya pribadi, Andri adalah bagian dari mimpi kita untuk kampung halaman, ilmu dia di bidang multimedia sudah sangat mumpuni untuk kita gabungkan dengan teman - teman yang lain dalam tim kita. Pernah suatu saat dia jenuh luar biasa dan mengatakan kepada saya, " Aku akan bantu maksimal project ini, tapi jika nanti berhasil saya harus bisa membawa dia berkerja dan tinggal di Banda Aceh ", pesan itu disampaikan dalam bahasa daerah kita. Saya bejanji menyanggupi dengan syarat tidak selamanya dan harus kembali.

Jika ada yang bertanya kenapa kita sangat merindukan Banda Aceh ?

Bagi kita Banda Aceh itu seperti kampung halaman kita, ada banyak ketenangan dan media untuk mengembangkan diri disana. Terlebih sebahagian besar teman - teman kita ada banyak sekali yang berdominisili di kota itu. Keindahan alam dan laut yang mempesona, warkop yang beragam serta aneka makanan yang mudah kita temui, seperti somay misalnya.

Tak lama berselang setelah diskusi itu, dia mengatakan akan mencalonkan diri menjadi Calon DPD RI, saya Lansung terkejut dan berdebat panjang, namun setelah diskusi panjang dan hangat saya katakan lanjutkan mimpi dan saya akan berada disamping mu. Begini dia katakan, “ Kamu akan saya bawa ke Jakarta nantinya “. 

Bagi saya tak penting dibawa kemana dan kerja apa, saya sudah berkerja disini dan hanya punya prioritas untuk pileg kedepan, tapi ikatan berusaha untuk sekantor itu yang selalu saya jaga saat kita bersama selalu. Tak jarang saya memarahi beliau karena berbagai hal, pokoknya lucu juga kalau diingat. Salah satu hal yang saya sesali sampai saat ini adalah saya tak menghabiskan waktu mencuri ilmu yang ada pada dia dan sedikit ilmu nekad.

Harapan kita sebenarnya hanya ingin berkerja pada mimpi yang sama dan menghabiskan waktu di kampung halaman nantinya.

Jika Habibie punya Ainun untuk mimpinya pada pesawat terbang, kita juga punya sahabat untuk mimpi kita. Kita sengaja foto bertiga karena kita memang sudah bersama sejak dibangku kuliah, prinsip kita itu teman saya berarti teman Andri juga, teman Winda dan Andri berarti teman saya juga dan sebaliknya. Kemarin di pantai kita duduk bercerita tentang dunia kampus yang pernah kita jalani dulu, dan yang paling tertawa lepas ingat semua kisah itu ya mereka berdua, terutama calon senator kita ini.

Kini, karena sahabat terbaik saya ini menjadi calon senator Aceh, saya dan Winda dan teman - teman yang lain pun akan sepenuhnya bersama mewujudkan niat mulia itu dan memohon doa dan dukungan sahabat semuanya.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar