Tetaplah Sibuk

By Si Anak Rimo - June 04, 2017

Tak terasa sudah delapan bulan aku merasakan kesibukan yang luar biasa. Sebagai anak muda aku punya impian suatu saat nanti memiliki kesibukan yang padat, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang. Allah uji aku dengan kesibukan atas impian yang pernah terucap dalam hati waktu itu, cerita awal munculnya impian ini ketika awal – awal kuliah dahulu dapat jadwal kuliah yang terkadang rundown, sehingga aku begitu kesulitan mengatur waktu antara kegiatan diluar kampus dan kuliah. Pengennya kuliah itu seperti SMA dari pagi sampai sore namun jangan penuh sampai Sabtu, biar aku bisa full berkegiatan seharian dan kuliah juga seharian. Karena rumah jauh dari kampus, jadinya terasa tanggung banget kalau pulang ke rumah hanya sejam dua jam. Satu hal yang selalu saya tanamkan waktu itu ialah masa muda harus digunakan maksimal untuk persiapan hari tua. 

Oa hampir setahun ini kesibukan ku mulai berubah, jika setahun yang lalu sibuk berbenah diri dan mengumpulkan bekal buat melanjutkan kuliah, mulai dari les yang bisa menambah skill, belajar TOEFL, dan yang penting juga ialah belajar budaya dan kehidupan masyarakat dengan berkeliling di Tanah Jawa. 

Namun sejak pulang ke kampung halaman dan meninggalkan Kota Yogya untuk sementara waktu, kesibukan ku bukan lagi bergelut dengan buku – buku atau perjalanan tiket bus dan kereta api, melainkan turun langsung ke masyarakat dan berada di lapangan untuk berbagai hal. Kita semua pasti tahu bagaimana konstalasi pilkada itu menyita waktu, pikiran, tenaga serta materi. Sebagai anak muda aku selalu all out untuk satu hal yang ku geluti, terkadang kita bergerak mulai pagi sampai dini hari, pindah dari satu desa ke desa yang lain, seharian penuh di depan tumpukan berkas dan kadang seharian di bawah sinar matahari yang membakar ketika acara, dll. Tapi, semua kesibukan ini memberi warna tersendiri untuk anak muda seperti ku. 

Saat masih di bangku kuliah, aku sudah punya rencana tersendiri untuk tahun 2014 sampai 2017, saya berencana melanjutkan S2 tahun 2014 nyatanya baru lulus S1 tahun 2015. Terus kuliah selama 2 tahun dan bekerja untuk meneruskan mimpi yang tertunda, namun nyatanya sudah tahun 2017 saya belum S2 namun sudah punya kesibukan walaupun belum bekerja tetap. Semua berubah begitu cepat dan justru membuat saya melangkah lebih cepat daripada apa yang saya rencanakan. Tetapi semua rencana itu tidak saya hilangkan, hanya saya simpan dan tunda sementara sembari menunggu waktu yang tepat. Insya Allah.

Momentum pilkada lalu memberi warna tersendiri dalam merajut tenun kebangsaan ditengah kehidupan masyarakat yang majemuk, menyebrangi lautan luas, membelah jalanan di perkebunan, bercengkrama di serambi rumah warga hingga tidur di mobil karena sudah tak ada tempat saat bersafari di desa – desa. Alhamdulillah kesibukan itu tidak hanya berhasil memenuhi target tim, namun juga memberi banyak pelajaran dalam mengatur waktu dan membagi hal – hal prioritas untuk didahulukan, melatih kesabaran dan yang terpenting melatih menjaga semangat ditengah minimnya dukungan. Bagi ku menunda kesibukan di bangku kuliah dengan kesibukan turun di lapangan tidaklah begitu membuat hati menjadi gundah, benar kesibukan ini tak hanya menyita waktu dan materi, namun juga energi yang begitu besar untuk jiwa – jiwa yang sedang meniti karir dan pengabdian untuk kampung halaman.

Aku tahu bahwa kesibukan ini tidak hanya berjalan 8 bulan, tetapi akan terus berjalan dalam kurun waktu yang masih tak dapat kita prediksi. Kesibukan yang membagi waktu kita bersama keluarga dan para sahabat. Tapi saya selalu percaya bahwa kesibukan ini adalah salah satu jalan untuk mengabdi untuk kampung halaman, walaupun hanya sebuah pengabdian kecil. 

Jika kita merasa memiliki banyak waktu luang dan kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk diri kita sendiri. Mungkin itu sebuah pertanyaan besar hari ini untuk saya sendiri. Karena mungkin, di waktu itu tangan saya bisa membantu orang lain menyelesaikan pekerjaannya, pikiran saya bisa membantu orang lain memecahkan masalahnya, dan lain-lain. Hidup adalah tentang eksistensi diri dalam sebuah kebermanfaatan. Apakah kehadiran kita di dunia ini memiliki manfaat dan berdampak atau ada dan tidak adanya kita di dunia ini tidak berpengaruh sama sekali. Teruslah sibuk dalam kebaikan, karena kita tak pernah tahu akan kesehatan dan nikmat usia untuk saling berbagi dan mengisi dalam setiap pengabdian. 

Selamat siang dan selamat beristirahat.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar