23 November 2003

By Si Anak Rimo - June 14, 2012

Part 1



Aku tak bisa lupakan itu.Bulan november  tahun 2003 lalu aku bersama dengan sahabat dan keluarga ku harus ke banda aceh mengikuti cerdas cermat tingkat provinsi.7 hari di banda aceh terasa seperti aku orang banda aceh asli yang merasakan kebahagiaan ketika itu disetiap detiknya.hari itu rahmad Hidayat Munandar, Haji Arinal Ihsan , Nurcholis Alfarisi,Abdurrahim Kombih,Kak Irma Sardono,dan Kak Annisa Ulya menjadi duta buat kabupaten aceh singkil.Seminggu sebelum keberangkatan kami mempersiapkan bekal sebaik mungkin.

Saya ketika itu merasakan kebahagiaan karena sebelum lomba ini saya gagal mengikuti lomba cerdas cermat IPS dan PPKN tingkat provinsi karena sebuah kebohongan besar petugas.Saya yang masih kecil sekali ketika itu harus patah hati karena sebuah kecurangan.Saya sebenarnya adalah anak yang bandel sekali ketika itu tetapi ketika ayah saya memberi pilihan karena ia ingin mendidik saya secara habis habisan.Beliau memberi pilihan pilih matematika atau PPKN / IPS,saya memilih yang kedua karena saya tidak kuat dalam angka.ayah saya sebenarnya kecewa ketika itu dengan pilihan saya karena ia lebih suka saya memilih matematika.
Allah memang sangat mencintai hambanya,Ia tak ingin melihat saya berada dalam kekecewaan terlalu lama sehingga ia mengganti nya dengan cara yang lain.
Terima kasih Allah SWT

Akhirnya kami pun berangkat ke banda aceh pada bulan ramadhan melalui jalur medan karena ketika itu kondisi masih dalam keadaan darurat.Saya duduk satu re dengan Haji Arinal yang sudah menjadi abang saya dan Nurcholis.diperjalanan saja kami membuat berbagai cerita yang sulit sekali dilupakan.Sebenarnya kholis orangnya pemabuk kalau dijalan ketika itu,di daerah suro dia sudah mulai mual dan muntah. Ternyata dari beberapa kali muntahnya sekali mengarah ke arah kaki saya.Saya tak peduli mau saya kena atau tidak yang penting dia sehat sehat saja karena kami mengerti ia tak tahan dengan bau mobil ketika itu.Terkadang ada juga suara angin yang dikeluarkan dengan penuh rahasia sehingga membuat semua orang ternganga.Aneh sakali nian perjalanan kami ini kawan.

Sesampai di medan kami langsung meminta pak supir untuk mengantar ke Bandara Polonia,saya merasa lain karena di sandal saya masih ada bekas tadi malam yang belum sempat saya cuci karena kami hanya memiliki waktu yang sangat singkat.Di sana kami membagi tiket dan kami dapat satu baris bersama arinal dan kholis dibelakang kami. Pramugari memberi kami sarapan kue dan permen dan hampir saja teman saya Kholis menyantapnya.karena kami ketika itu puasa.kami berada di pesawat Jatayu Air Lines dan saya masih ingat sekali berapa ongkos dan keterangan tiket itu.terasa indah nian ketika tubuh yang kecil dan lemah ini berada dalam birunya awan dan indahnya karya ALLAH SWT.Semua tampak kecil ketika berada di atas dan memang sebenarnya kita adalah makhluk yang kecil yang tak layak kalau harus sombong.kami beberapa kali merasakan goncangan ketika harus bertabrakan dengan kumpulan awan awan yang tebal dan itu tidak membuat kami takut sedikitpun karena kamu adalah anak muda laskar pelanginya saat itu.

Sesampai di blang bintang kami pun langsung mengambil barang dan koper serta beristirahat sebentar sembari menunggu jemputan.kami harus menunggu beberapa menit untuk mencari mobil yang bisa mengantar kami ke Wisma Regina. Sesampai nya disana kami langsung melapor dan akhirnya diberikan kamar dekat ruang santai wisma itu.

Awal kami sampai disitu kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat dan belajar untuk mengahadapi lomba beberapa hari lagi.kami tak mimiliki waktu yang banyak ketika itu sehingga setiap detik harus kami gunakan untuk belajar dan latihan.
Kami sering mendengarkan rahim latihan di kamar.di tengah hari yang panas pembina menyuruh rahim untuk mencoba tampil dihadapan kami,ada kata kata yang membuat kami tertawa yaitu shalawat berbungkus salam, dan masih banyak lagi.
Hahahaha
Kalau saya sudah gabung dengan arinal hal yang tidak lucu terkadang seraca lucu apalagi ditambah kholis.
Hari hari yang kami takutkan pula tiba.semua berubah menjadi penuh dengan keseriusan ketika itu.kami semua harus berpisah karena memang tempat nya terpisah untuk setiap lomba.Untuk cabang Musabaqoh dan azan berada di mesjid kuta alam dekat kantor bulog dan cabang cerdas cermat di aula hotel itu. Kami kalah dengan kontingen daerah lain baik itu nilai maupun kostum. Bukan mencoba berkilah kenapa kami bisa begini, karena waktu yang kami miliki sangat sedikit untuk mempersiapkan diri ketika itu.Tetapi ada beberapa cabang yang bisa membawa nama harum yaitu :
Musabaqoh putra  juara 1 ( Haji Arinal Ihsan )
Musabaqoh putri  juara harapan 1 ( Annisa Ulya )
Adzan juara harapan 1 ( Haji Arinal Ihsan )
Pidato harapan 3 ( Abdurrahim Kombih )

Kami banyak sekali mendapatkan hadiah antara lain uang + serifikat + piala + uang hadiah dan itu membuat kami sangat senang ketika itu.Juara 1 mendapatkan hadiah 2 juta rupiah saat itu dan kami meminta kepada yang juara untuk mentraktir kami makan  diluar. Saya masih ingat sekali saat itu arinal membeli kratindeng satu lusin dan kami memakan sate di sebuah warung dekat simpang jampotape.sekitar 2 jam kami menghabiskan waktu untuk merayakan kebahagiaan ini. Kami kembali mengayunkan kaki ini melangkah dalam gelapnya malam untuk kembali ke penginapan dan langsung istirahat.Dalam keheningan malam dan dingin nya Air Conditioner kami mendengar suara suara yang mengatakan “ Mana Kratindeng ku “ kami beberapa orang terbangun dan melihat ternyta kholis lagi ngigo dalam mimpi.kami pun tertawa dalam kesepian malam.

Keesokan harinya tepat jam 05.00 pagi kami shalat shubuh bersama dalam kamar dan sebahagian kami ada yang mengaji dan ada yang tidur kembali.hari itu kami hendak ke pasar aceh untuk berbelanja dan ke mesjid raya melepas rasa penasaran akan keindahan mesjid tercinta bagi bangsa aceh.tubuh ini pun kami bariskan untuk berfoto bersama saat itu.Indah sekali hari itu.Selepas kami shalat di mesjid kami jalan jalan ke pasar aceh untuk membeli oleh oleh kepada keluarga di kampung.saat itu saya membeli sebuah senjata mainan yang cukup besar,Arinal membeli mobil remote ukuran kecil bersama kholis,dll.Lorong lorong kecil di pasar aceh hampir telah kami lalui semua dan halaman mesjid raya tempat melepas kehangatan cuaca hari itu.
Ketika matahari sudah mulai bersembunyi dalam merahnya langit saat itu dan kamipun pulang ke penginapan yang sejuk dan penuh dengan pejuang laskar pelangi dari berbagai daerah.di kamar saya sibuk dengan senjata,arinal dan kholis sibuk dengan balap balapan mobil,kamar terasa seperti sirkuit di negeri eropa tetapi penuh dengan rambut sehingga menganggu laju mobil mereka.terkadang kami sesekali mencoba empuknya spring bed kami dengan melakukan smack down.
Ada suatu kisah yang mebuat kami tak bisa lupa dan itu membuat kami tertawa ketika mengingatnya
Suatu malam kami melaksanakan shalat di kamar dengan sejadah ada yang handuk,koran dan sejadah.barisan ketiga ada saya,arinal dan kholis.Kami mendapatkan koran sebagai sejadah.Barisan kak icak dan kak irna di shaf paling belakang dengan sejadah handuk.
Ketika imam dengan khusuk membaca ayat suci alquran kami tertawa dalam hati karena ada teman kami yang berkata “ Bom Meledak 5 orang tewas “ itu adalah isi koran sejadah kami dan kami pun tertawa di shaf ketiga.Terkadang sejadah kami kami jadikan buku untuk membaca karena mata ini selalu tertuju ke arah koran tersebut tetapi tak tau kenapa bisa terbaca dengan deras pula isi koran  tersebut.

Sesampai diluar kami langsung berkumpul dan tertawa sendiri karena kejadian itu.

Ketika acara sudah selasai kami pun langsung memesan mobil untuk berangkat pulang melalui jalur lintas medan. Aku merasakan sedih sekali karena tidak bisa ikut bersama dengan saudara ku semua,merasakan suasana ribut bersama dalam bus,melihat ada yang pusing karena mau muntah,dll.Aku harus bersama ayah ku menjumpai kakak ku dan pakwo yang ada di banda aceh,aku lama disitu menghabiskan waktu cerita bersama dengan pakwo dan keluarga,aku dibawa jalan – jalan oleh kakak ke kampusnya ketika itu.Ternyata itulah pertemuan terakhir ku dengan mereka semua,ombak besar telah membawa mereka ke alam yang lebih indah dan penuh ketenangan.

bersambung



  • Share:

You Might Also Like

0 komentar