Aceh Lon Sayang

By Si Anak Rimo - April 19, 2012

Saya adalah seorang anak bangsa Aceh yang lahir di Aceh dari perpaduan Ayah keturunan Aceh dan Bunda Pakpak 19 tahun lalu.Sejak kecil orang tua saya sudah mengajarkan kepada saya untuk bisa menjadi aneuk nanggroe yang berguna,sewaktu saya masih kecil saya selalu mendengarkan lagu - lagu perjuangan Aceh seperti Prang sabil dll.
“Sangat menginspirasi “
Saya pun mulai mempelajari sejarah – sejarah Aceh dari masa kerajaan sampai konflik dan ketika itu saya bersama dengan saudara sepupu saya di Blang Pidie bercita cita menjadi bagian dari pejuang Aceh di masa yang akan datang.
Saya berprinsip saya harus belajar dan sekolah yang rajin dan akan berjuang dalam dunia pendidikan.saya terus mengikuti perkembangan ketika Aceh belum damai dulu,saya juga beberapa kali melihat dan merasakan langsung suasana konflik yang mengerikan buat saya yang ketika itu masih anak anak.


Ketika saya mendaftar di Banda Aceh untuk masuk ke dalam perguruan tinggi ke Pulau Jawa.Saya sudah melihat Aceh jauh sekali beda dengan 4 tahun yang lalu,ketika itu saya mengikuti sebuah acara bersama sahabat sahabat saya,ketika itu saya berharab dapat lama lama di Banda Aceh ini karena saya merasa apa yang dikatakan orang tua dan paman paman saya tentang Aceh benar.orang Aceh adalah orang yang rela mati demi mempertahankan harga dirinya,setia,islami,rela berkorban,cinta damai, dll.



                                           Mesjid kebanggaan ureung aceh

“ Aceh sebagai daerah yang islami “.itulah kata orang dulu.
Saya rasa itu benar karena waktu saya ke Banda Aceh  tidak ada saya melihat wanita yang berani membuka auratnya secara terang terangan.Tahun 2010 saya merasakan sesuatu yang mengganjal pikiran saya dan saya sangat sedih,kenapa Aceh sudah begini,apa Aceh sudah lupa dengan sejarahnya ditambah lagi saya harus kehilangan tokoh yang saya kagumi .
Saya sudah mulai melihat inong Aceh berani memperlihatkan auratnya secara terang terangan.Mulai saya menangis dalam hati,walaupun saya bukan orang yang terlalu baik dan tidak terlalu jahat tapi ini mengganjal pikiran saya bertahun tahun sampai hari ini dan saya ingin berbagi cerita sedikit.
Ketika Aceh damai saya sangat bahagia karena saya tidak lagi ada saudara saudara saya yang meninggal dunia karena konflik.Saya sangat mengidolakan Paduka Alm Hasan Di Tiro,Saya berusaha mencari poster bergambar Alm tetapi tidak saya temukan.Ketika ayah saya melihat saya sangat mencintai Aceh beliau pun memberikan kepada saya buku tentang Aceh,buku itu menjelaskan secara lengkap bagaimana kesetiaan Aceh,perjuangannya dll.
Saya mendapat sebuah kata kata bahwa “ Ketika konflik Islam sangat di junjung tinggi
terus kenapa ketika sudah damai Islam semakin jauh dari Bangsa ini “. Apakah kita lebih memilih kemajuan tetapi keAcehan kita,saya terus berpikir apa tidak bisa pembangunan itu diselaraskan dengan keAcehan.Sekarang saya sangat sedih karena melihat Aneuk – Aneuk Nanggroe tidak lagi bersatu,tidak lagi saling menjaga marwah bangsa ini,Hanya karena kekuasaan mereka rela bercerai berai dan melupakan janji dan amanah Alm Wali Nanggroe.Saya tidak mau melihat Aceh kita hancur,mudah di bohongi lagi.
Mereka sudah mulai tidak bertegur sapa, apakah mereka lupa perjuangan mereka bertahun – tahun di dalam hutan !!
Aceh kini membutuhkan persatuan aneuk nanggroe,Buat apa kita menjadi bangsa yang maju tetapi didalamnya ada perang saudara.
Saya merindukan mereka mau kembali berpelukan sambil berkata “ Peumeah beuh atas kesalahan seulama nyoe,mulai saat nyoe tanyoe harus bersama sama ta peu majau bangsa endatu tanyoe,bek le na perang saudara,Ta peumulia Aceh nyoe “
Ya Allah
Jagalah agar Bangsa Aceh tidak ada sampai perang saudara dan jadikanlah bangsa kami ini bangsa yang damai,adil,sejahtera,bersatu,islami.
Jadikanlah pemimpin kami yang terpilih ini sebagai pemimpin yang amanah dan adil yang dapat membawa Aceh menjadi bangsa yang penuh keadilan dan islami.
Amien

Terimakasih
Sudah  mau membaca sedikit cerita saya yang amburadul ini dan akan saya lanjutkan dan perbaiki setelah tugas kuliah saya selesai ya




  • Share:

You Might Also Like

0 komentar