Sore tadi saya terkejut dan bangga saat
menonton televisi, Presiden Joko Widodo mengumumkan 7 orang Staf Khusus yang
akan berkerja membantunya menjalankan roda pemerintahan 5 tahun kedepan. Saya
sama sekali tidak menyangka langkah hebat ini, Presiden mengajak anak muda
terbaik untuk terlibat dalam pemerintahan, tak tanggung – tanggung lho. Mereka
menjadi anak muda yang berada di lingkaran Ring 1 Presiden, ring yang selama
ini jarang banget diisi anak muda milenial. Tujuh Staf Khusus yang
diperkenalkan Jokowi yakni Adamas Belva Devara ( 29 tahun ), Putri Indah Sari
Tanjung ( 23 tahun ), Andi Taufan Garuda Putra ( 32 ), Ayu Kartika Dewi ( 36
tahun ), Gracia Billy Mambrasar ( 31 tahun ), Angkie Yudistia ( 32 tahun ) dan
Aminudin Ma'ruf ( 33 tahun ). Usia yang benar - benar dikatakan muda dan
milenial.
Dalam bukunya yang fenomenal
berjudul Pendidikan Kaum Tertindas, Paulo Freire menyebutkan perihal
'pendidikan gaya bank' yang menjadi kekhawatirannya. Guru bertugas 'mengisi'
para murid dengan bahan-bahan ajar yang ada. Pendidikan menjadi kegiatan 'menabung';
para murid ialah celengannya dan guru merupakan penabungnya. Murid-murid pun
mencatat, menerima, dan duduk diam.
Sebagai pendidik dan pemerhati
pendidikan yang berpengalaman bekerja bertahun-tahun di masyarakat yang miskin
dan tidak berpendidikan, Paulo Freire tahu benar apa yang perlu diubah dalam
masyarakat. Sebagai lawan dari model pendidikan semacam itu, pendidikan
menurutnya harus diubah menjadi 'hadap masalah', yang melaluinya para murid
diajak untuk mengenal berbagai persoalan di masyarakat. Model mengajar yang bertitik
tumpu pada kekuasaan guru tidak sesuai dengan semangat zaman ketika Paulo
Freire hidup. Perlu lahir perubahan mendasar sekaligus revolusioner dalam
pendidikan untuk mengubah kehidupan bermasyarakat. Zaman pun terus berubah.
Globalisasi yang terus bergulir di setiap aspek kehidupan mestinya melahirkan
model mengajar yang dinamis.
Pada 12 Januari 2012
lalu, pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak
mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham
Habibie dan keponakannya(?), Adri Subono, juragan Java Musikindo. Kunjungan
beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar
disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di
Jakarta.
Dalam kunjungan ini,
diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan
kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum
Leap.
Sebagai “ balasan ” pak
Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara
Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).
Sejarah Kabupaten Aceh Singkil yang ada saat ini dimulai dari adanya
sebuah Kota Singkil yang merupakan daerah pusat kerajaan. Pengembangan daerah
ini selanjutnya diteruskan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kota Singkil difungsikan
sebagai mana layaknya sebuah kota yang kelahirannya dimulai pada masa
penjajahan Belanda sehingga Singkil difungsikan sebagai pusat kota dagang dan
pusat pelabuhan dagang di pantai Selatan Aceh, pada masa itu (diperkirakan pada
abad ke 15 M).
Kabupaten Aceh Singkil merupakan daerah
otonom di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kabupaten Aceh Singkil merupakan
pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan sebagai salah satu Kabupaten yang ada di
Provinsi Aceh, dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Singkil. Pelantikan BupatiAceh Singkil pertama kali dilakukan di
Jakarta pada tanggal 27 April 1999 oleh Menteri Dalam Negeri. Peresmian Kabupaten Aceh Singkil dilakukan oleh
Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Bapak Prof. DR. Syamsuddin Mahmud) pada
tanggal 14 Mei 1999 di lapangan Daulat Singkil.
" Bumi akan selalu mencukupi kebutuhan seluruh manusia, namun tidak untuk memenuhi keserakahan satu manusia ".
Aceh Singkil dengan berbagai kekayaan dan keberagamannya,
selalu menarik untuk dikaji dan kunjungi sebagai salah satu pilihan destinasi
wisata. Selain Pulau Banyak, Aceh Singkil memiliki keindahan alam yang tak
kalah menarik, Rawa Singkil namanya, kebanyakan aktivis dan pegiat lingkungan
menyebutnya Amazonnya Aceh Singkil. Tentu julukan ini memiliki dasar karena Rawa Singkil memiliki kesamaan dengan hutan amazon di Brazil sebagai rumah bagi
ribuan flora dan fauna, ekosistem gambut, sumber kehidupan masyarakat, serta
sebagai salah satu paru – paru kehidupan daerah sekitarnya, kini daerah itu
menjadi salah satu tempat menarik yang banyak dibicarakan ditengah begitu
derasnya laju deforestasi dan pembalakan liar di berbagai belahan dunia. Konon katanya kawasan ini menjadi salah satu paru - paru dunia yang masih terjaga dari kemajuan industri.
Hai, nama saya Rahmat Hidayat Munandar, lahir dan tumbuh besar di Rimo, sebuah desa kecil di Kabupaten Aceh Singkil. Saya suka membaca dan Travelling, namun sedang belajar untuk suka dan mencintai menulis. Dari waktu ke waktu terus belajar membaca dan mendengarkan. Memahami setiap kejadian yang ku alami saat melakukan perjalanan untuk dijadikan pelajaran dan mencoba untuk menuliskannya.