Kampung Ku Merintih dan Menangis

By Si Anak Rimo - March 06, 2013


Sore itu saya mendapatkan sebuah pesan dari seorang teman dekat saya yang ia kirimkan lewat email. Semula saya merasa ini hanya sebuah diskusi yang tak pernah kami lakukan lagi setelah tamat sekolah dulu. Perlahan saya membaca isi pesan tersebut yang kira – kira hampir 4 lembar halaman. Isinya adalah kerisauan dan kegelisahan hatinya saat pulang ke kampung halaman melihat segala macam keanehan yang seharusnya tak boleh terjadi.

Kita semua tahu bahwa dunia terus maju dengan segala macam teknologi dan kemudahan informasi yang dapat diakses melalui internet. Kemajuan itu berimbas besar terhadap generasi muda kota rimo yang terus memperlihatkan ketidakseimbangan dalam menselaraskan kemajuan intelektual dengan kemajuan teknologi. Melihat pesan dari seorang teman dekat saya itu saya ingin membahas sedikit dan mengeluarkan isi hati saya yang sebenarnya saya merasakan hal yang sama dengan kampung halaman saya.


Soekarno pernah mengatakan kepada dunia “ berikan aku 10 pemuda maka akan ku ubah dunia ini “ begitulah kira – kira ucapan dari bapak proklamator kita. Beberapa tahun yang lalu saya berkeyakinan sekali bahwa kampung halaman ku ini akan mengalami kemajuan. Tapi hari ini aku sedikit ragu apakah ini semua akan terwujud. Melihat kondisi saat ini ada beberapa permasalahan yang harus kita carikan jalan keluar bersama demi menyelematkan kader penerus bangsa yang tengah menjadi umpan empuk kemajuan.

Pemuda yang seharusnya menjadi salah satu pelopor kemajuan kini sudah mulai beralih menjadi pelopor ketertinggalan. Semangat untuk menuntut ilmu tidak begitu gencar dalam sebahagian besar anak muda. Banyak diantara generasi muda yang menghabiskan waktu sore dengan berjalan – jalan sore dengan kecepatan dan suara motor yang tidak sesuai lagi. Suara motor hampir sama dengan suara mesin sampan dan hampir disetiap simpang motor melaju dengan kecepatan yang tak boleh di tempat keramaian. Banyak yang pergi ke sekolah tidak membawa tas atau hanya sebuah buku saja yang ia masukan ke dalam kereta dan hampir setiap minggu ada balap kereta dengan memakai uang taruhan sebagai hadiah, pencurian sangat marak dan narkoba menjadi sahabat dekat yang terus menghantui generasi muda tercinta. Inilah gambaran kecil yang saya lihat dalam seminggu ini. Mungkin saya tak mempunyai hak untuk berkomentar lebih jauh akan perihal ini karena kita tidak saling kenal ataupun bukan saudara kandung. Saya tak bisa berbicara banyak masalah cinta yang melanda anak muda karena saya juga pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta dan patah hati. Tapi itu semua saya harapkan menjadi pelajaran yang tak kan terulang kembali. Saya mulai mengerti dengan yang namanya cinta monyet yang membuat nilai dan semangat saya untuk berprestasi terus menurun sampai titik terendah saat itu.

Tetapi saya merasa perlu menyampaikan semua ini kepada sahabat, kakak, adik, dan semua komponen di kampung halaman kita supaya kita tidak menjadi korban keganasan kemajuan yang seharusnya dapat kita gunakan untuk membangun kampung halaman tercinta. Ini pertanda bahwa generasi muda kita berada di titik nadir degradasi karakter yang harus segera di obati. 

Saya bukanlah orang baik yang tak pernah melakukan kesalahan. Saya juga sewaktu masih berseragam sekolah merupakan salah satu siswa yang bandel,malas,dll. Lantas apa yang saya rasakan sekarang dengan masa lalu saya itu. Saya menyesal sekali karena saat ini saya sangat ketinggalan dalam penguasaan ilmu pengetahuan teknologi diakibatkan masa lalu saya banyak saya habiskan dengan sesuatu yang tak berguna. Saya kalah bersaing dalam mengejar mimpi. Ketika kaki ini mulai jauh melangkah dan mata semakin banyak melihat ada perbedaan yang saya temukan. Di banyak tempat generasi muda tampil menjadi aktor pembangunan dengan kecemerlangan ide dan semangat berinovasi sehingga daerah mereka maju dan ada banyak tempat yang rusak dan ketinggalan karena pemudanya mengidap penyakit yang susah disembuhkan. Minimnya semangat anak muda untuk menuntut ilmu menjadi salah satu faktor banyak terjadi penyimpangan ke hal – hal negatif seperti narkoba. Setelah hampir 13 tahun daerah kita menjadi kabupaten terlihat jelas kita tak bisa berharap banyak dari pemerintah kabupaten dan kecamatan yang seolah olah tugas mereka hanya menjalankan roda pemerintahan dengan segala kemewahan yang sudah kita berikan melalui pajak dan lain lain. Kita lihat mereka dengan bangga memakai mobil yang dibeli dengan uang rakyat tanpa melakukan terobosan yang berarti. Walaupun masih banyak yang peduli tapi jumlah mereka kalah dengan mereka yang mencari kekayaan melalui abdi negara.

Seorang kenalan saya kandidat doktor di universitas di malaysia mengatakan kepada saya dalam sebuah diskusi larut malam di sebuah penginapan di malaysia mengatakan. “ tentu sangat ironis sekali kalau kita melihat kampung halaman dan konsisi terkini bangsa kita, banyak diantara kita yang ingin menjadi pribadi yang kaya tetapi mereka memilih menjadi pegawai negeri sipil sehingga melayani yang seharusnya tugas mereka kini terlihat jelas mereka juga ingin dilayani. Institusi pendidikan juga tak bisa berbuat banyak untuk menciptakan kader yang berkualitas, guru terkadang tak bisa memberi contoh lagi dan murid sudah mulai menganggap guru adalah sosok biasa yang tak perlu ditakuti dan disegani. Anggaran pendapatan belanja daerah yang banyak terkuras untuk belanjad pegawai membuat tak banyak program yang berhadapan langsung dengan pemuda..
Lantas ada apa dengan kampung halaman ku yang kucintai ?

Inilah saatnya kita sebagai putra – putri generasi muda harus mempersiapkan diri dengan bekal ilmu untuk membawa sebuah gebrakan perubahan yang sudah lama menanti di ufuk senja di atas rimbunnya gugusan barisan pohon kelapa sawit. Kampung kita sudah sangat lama tak memberikan nama yang bisa di dengar oleh jagat raya ini. Kampung ini sudah lama tak melahirkan pribadi – pribadi super yang sangat dinantikan. Kita jarang mendengar ada orang kampung kita yang berprestasi di luar sana, Harapan itu semua berada dalam pundak kita generasi muda. Mulai saat ini kita harus menambah jam terbang kita untuk menuntut ilmu dan terus berkarya, laju gas perubahan ada di tangan kita masing – masing yang harus kita putar sekencang mungkin. 

Saya sangat berkeyakinan sekali bahwa pendidikan menjadi aktor terpenting dalam sebuah pembangunan daerah. Untuk memprediksi kemajuan suatu daerah cukup melihat generasi mudanya dan bagaimana iklim pendidikan disana.

Beberapa bulan yang lalu salah seorang teman saya yang sebentar lagi akan menjadi dokter mengusulkan kepada saya untuk membuat sebuah seminar atau sosialisasi akan bahaya seks dan narkoba untuk kita dan semua generasi muda. Ini salah satu hal yang harus segera disampaikan kepada semua agar tak ada lagi saudara kita yang terjerumus dalam bahaya pergaulan bebas dan narkoba. Saya sangat khawatir itu terjadi pada keluarga saya dan saya yakin semua kita sangat berharap tak ada satupun dari keluarga kita yang terjerumus dalam hal itu. Karena begitu khawatirnya saya dengan lingkungan di kampung halaman,  saya menjumpai ayah saya untuk menyekolahkan adik – adik saya di banda aceh bersama saya dengan sekolah yang berasrama. Ini tugas kita bersama yang harus kita jalankan.

Mengubah sebuah daerah bukanlah sesuatu yang mudah, semua harus berawal dari diri sendiri dan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Saya berharap teman – teman mau memberikan ide dan karya nya untuk ikut dalam pembangunan daerah kita dengan terus berkarya dan menuntut ilmu. 

Mungkin ada banyak kata – kata yang salah dan melukai hati pembaca saya meminta maaf tetapi ini saya tulis hanya untuk mengeluarkan isi hati saya. Saya tak mau kelengahan saya di  masa lalu saya itu terulang kembali kepada adik adik saya semua dan sahabat saya. Saya sangat mengaharapkan akan banyak lahir generasi terbaik, seperti  akan lahir guru yang berkualitas, pejabat yang jujur dan peduli, polisi yang profesional, ustadz yang cerdas, dokter yang baik hati dll dan itu semua saya harapkan datang dari daerah kita.

Kepada alumni saya menawarkan bebarapa ide yang akan saya kabarkan dalam sebuah agenda program kita nanti. Kita semua mengharapkan ada banyak ide dan komentar yang sahabat berikan untuk kita semua.

Semoga kepada sahabat yang tak berada di kampung halaman diberikan kesehatan dan selalu dalam semangat menuntut ilmu dan kepada yang sedang sekolah diberikan ilmu untuk terus berkarya dan berprestasi.


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar