Aku tak tau pasti apa makna yang terkandung dari nama Keubas ini. Namun ini adalah nama dari sebuah grup line , kata mereka lahirnya nama ini sangat spontan. Apapun namanya aku sangat bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga kecil ini. Semua yang berada di grup ini adalah angkatan 2010. Awal perkenalannya sangat unik dan menarik, waktu itu di November 2013 aku diminta untuk menjadi ketua panitia seminar nasional oleh Wakil BEM Fisip Unsyiah, sahabat ku di jurusan Ilmu Politik. Waktu itu jelas aku menolak permintaannya karena aku bukanlah bagian dari pengurus BEM waktu itu, jangankan pengurus menjadi anggota saja saya tidak. Apalagi ini seminar nasional yang akan mengundang salah satu ustadz yang sedang banyak dinantikan oleh kalangan muda Aceh, Ustadz Fellix Siauw. Karena diminta dan dibujuk akhirnya saya menerima niat baik beliau ini. Saya mulailah kerja bersama tim dari BEM, saat itu terbayang menjadi ketua panitia seminar nasional dan saya tidak mengenal seorang pun dari semua panitia, diawal memang terasa sulit namun sangat menantang untuk bisa akrab dengan meraka. Aku pun berhasil melewati tahap ini.
Hari hari terus dijalani bersama, apalagi saat mendekati hari H. Semua berjalan lancar sampai hari kedatangan ustadz. Mulailah keakraban itu terus terbangun seiring program BEM yang terus berjalan.
Oa, sungguh aku sangat merindukan bisa berkumpul dengan mereka. Dahulu jika aku sedang pening memikirkan tugas yang menumpuk, berkumpul dengan keubas dapat menjadi obat untuk mengobatinya. Menikmati secangkir teh tarik diiringi candaan yang mengundang tawa, selalu saja ada pembahasan yang membuat kita tertawa bersama. Sebelum kita banyak yang wisuda, biasanya selalu berkumpul saat berjuang dengan skripsi atau merayakan ulang tahun. Namun seiring berjalannya waktu banyak keubas yang mengejar mimpinya dan meninggalkan Aanda Aceh, mulai dari melanjutkan kuliah dan berkerja di ibukota. Jumlah personil tidak terasa begitu lengkap lagi. Jika telah selesai semua akan kembali berkumpul kembali nantinya. Amin Ya Rabb.
Grup selalu saja ramai dengan diskusi dan canda tawa yang terkadang membuat aku tersenyum sendiri. Tak ada batasan atau dinding pembatas diantara kita semua, semua saling melengkapi dan berbagi. Berbagi ilmu, cerita, tawa dan inspirasi. Ada banyak nama yang menjadi bagian dari grup ini, Reza Maulana, Mutiara Indraswari, Azzumar Firda Azasa, Inong Rizki , Teuku Hadi Maulidin, Miranda Rivalinda, Annisa Puteri Falena, Cut Ainal Mardhiah, Siti Minanda Pulungan, Maya Yuswanda, Nurul Ulya, Akmalul Rizki, Haris Sidqi Nasution, Said Farizmi Manda, Azanul Asri, Rahmat Hidayat Munandar, Febri Miraj, Ferry Gelluny, Bella Fadhila, Muhammad Aula.
Aku mengenal mereka saat saat dua
tahun terakhir sebelum meninggalkan kampus. Namun aku bersyukur dapat menikmati
banyak moment bersama mereka. Begitulah kata orang tua dahulu, merantaulah dan
jangan takut karena kau akan menemukan keluarga baru nantinya disana.