Hutan, Solusi Atas Banjir dan Sulitnya Air Bersih di Aceh Singkil

By Si Anak Rimo - December 27, 2024

Jembatan Kilangan, Singkil

Hutan adalah solusi dari dua permasalahan terbesar di Aceh Singkil ; Banjir yang melanda banyak kecamatan, dan air bersih yang kian sulit.

Perjalanan ke hutan kali  ini sangat penting dalam menyusun langkah menuju tahun 2025 yang tak lama lagi. Pilkada yang baru selesai sebulan lalu, menguras cukup banyak energi dan pikiran, kita butuh kembali ke alam untuk menyusun kembali resolusi menatap tahun baru. Bersama tim Aceh Singkil Expedition yang berjumlah 12 orang, kita mencoba menyusuri hutan tropis di Batu Tiga Sulfa, surga tersembunyi yang jarang dikunjungi. Lokasinya berada di Simpang Kanan dan Danau Paris, tempat yang dulu menjadi permata para pengusaha kayu. 

Hutan kita, adalah salah satu solusi dari dua permasalahan terbesar di Aceh Singkil. Permasalahan banjir dan sulitnya air bersih. Rasanya ironi karena kita dikelilingi lebih dari 12 sungai besar, dan hutan yang rimbun. Namun karena kita tidak menjaga dan mengelola dengan baik, permasalahan ini tak kunjung terselesaikan.  Pepohonan merupakan hal sakral bagi masyarakat dalam banyak tradisi dan dianggap sebagai berkah dan karunia langsung untuk umat manusia: udara bersih, kayu, obatobatan, makanan, dan bahkan pemberian sederhana berupa keteduhan dan keindahan. Ketika digabungkan menjadi hutan, pepohonan menimbulkan kekaguman yang luar biasa, memberikan banyak manfaat tidak langsung bagi umat manusia melalui layanan yang mengatur lingkungan hidup kita, dari sirkulasi air melalui atmosfer hingga menstabilkan tanah, menyimpan karbon yang mencegah  pemanasan global, hingga menyediakan habitat bagi sejumlah spesies.

Banjir Singkil

Bencana ini menjadi tantangan utama pembangunan di Aceh Singkil, banjir datang bahkan lebih dari sekali dalam setahun. Letak geografis yang berada di hilir dari banyak sungai – sungai besar menjadikan volume air begitu melimpah di beberapa kecamatan. Jika kita melihat apa hubungannya banjir dengan hutan ?

Hutan berfungsi sebagai pencegah terjadinya banjir, karena penyerapan air ke dalam tanah lebih optimal sehinga bencana banjir bisa di minimalisir. Selain itu juga hutan sebagai pengatur tata air hidrologis yang berfungsi dengan baik. Sehingga air hujan yang jatuh tidak serta merta mengalir ke laut lewat aliran permukaan atau perkolasi, tetapi lebih lama dapat disimpan di dalam tanah. Namun kondisi terkini, sepanjang aliran sungai sudah tidak banyak lagi hutan, melainkan sawit yang jumlahnya ribuan hektar. Saat ini sangat di butuhkan kembali penambahan Areal pohon untuk bisa menyerap air. Sehingga saat musim hujan datang, air akan terserap dengan baik di dalam tanah. Selain itu pohon pohon juga sangat berfungsi untuk mencegah terjadinya banjir bandang.

Pepohonan merupakan hal sakral bagi masyarakat dalam banyak tradisi dan dianggap sebagai berkah dan karunia langsung untuk umat manusia: udara bersih, kayu, obatobatan, makanan, dan bahkan pemberian sederhana berupa keteduhan dan keindahan. Ketika digabungkan menjadi hutan, pepohonan menimbulkan kekaguman yang luar biasa, memberikan banyak manfaat tidak langsung bagi umat manusia melalui layanan yang mengatur lingkungan hidup kita, dari sirkulasi air melalui atmosfer hingga menstabilkan tanah, menyimpan karbon yang mencegah  pemanasan global, hingga menyediakan habitat bagi sejumlah spesies. Namun ancaman keberadaan hutan tropis semakin tinggi. Penggundulan hutan (deforestasi) dari perkebunan, penebangan, pertambangan, jalan, dan kerusakan lainnya terus menyusutkan tutupan hutan tropis dan mendorong hilangnya spesies dan perubahan iklim. Saat ini, hutan tropis membutuhkan perlindungan kita, lebih dari sebelumnya. Sama halnya kita pun juga memerlukan keberadaannya.

Masyarakat yang kesulitan air bersih

Air adalah sumber kehidupan, dan menjaga ketersediaan air bersih menjadi semakin penting di tengah perubahan iklim dan urbanisasi yang cepat. Salah satu aspek penting dalam konservasi air adalah melindungi hutan. Walaupun daerah ini dikelilingi sungai – sungai besar, namun sebahagian besar masyarakat mengalami krisis air bersih. Baik di Danau Paris, Singkil Utara, Singkil, Suro dan beberapa daerah lainnya. Dimana letak hubungannya hutan dan air bersih ?

Hutan dengan segala kekayaannya menjadi Solusi terhadap pencegahan Erosi Tanah: Hutan berperan penting dalam mencegah erosi tanah. Akar pohon dan vegetasi di hutan mengikat tanah, mencegah aliran permukaan yang dapat mengikuti hujan deras. Ini membantu menjaga kualitas air di sungai-sungai. Hutan juga berfungsi sebagai Sponge: Hutan bertindak sebagai “spons” alami yang menyerap air hujan dan memperlambat aliran air ke sungai. Hal ini mengurangi risiko banjir dan mempertahankan tingkat air yang stabil di musim kering. Dan menjadi filtrasi air: Hutan berfungsi sebagai filter alami, menyaring limbah dan polutan sebelum air mencapai sungai atau mata air. Ini membantu menjaga kualitas air yang layak konsumsi.

Air yang melimpah di Kawasan hutan, dapat dijadikan sumber untuk menyuplai kebutuhan air di PDAM “ Perusahaan Daerah Air Minum “ yang didistribusikan ke daerah yang mengalami kesulitan air bersih. Pernah dalam satu diskusi dengan Pj Bupati Aceh Singkil, Bapak Marthunis bahwa persoalan air bersih adalah prioritas utama dalam pembangunan, hal ini terlihat juga dalam ajaran agama dimana BAB pertama dalam Kitab Fiqih adalah Thararah atau bersuci, ini berkaitan erat dengan air bersih. Hampir seluruh aktivitas masyarakat berhubungan dengan air. 

" Hadiah terbaik yang dapat kita berikan kepada generasi mendatang adalah air "

Melihat persoalan stunting dan gizi buruk yang masih sangat tinggi di daerah ini, ini juga tidak terlepas dari akses air bersih yang sulit dan sanitasi masyarakat. Terutama desa yang berada di pinggiran sungai, dan berada di kawasan rawa sehingga air yang dikonsumsi sangat tidak layak untuk kesehatan.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar